Masalah Reproduksi Wanita

Hiperplasia Endometrium

dr.Rio Aditya, 20 Jan 2023

Ditinjau Oleh

Hiperplasia endometrium adalah kondisi ketika lapisan terdalam rahim terlalu tebal. Kondisi ini berpotensi menjadi kanker endometrium di kemudian hari.

Hiperplasia Endometrium

Hiperplasia Endometrium

Dokter Spesialis

Spesialis kandungan dan kebidanan

Gejala

Perdarahan menstruasi yang lebih banyak dari biasanya, siklus menstruasi lebih singkat (di bawah 21 hari), perdarahan setelah menopause

Faktor Risiko

Menopause, berusia 35 tahun ke atas, tidak pernah hamil atau mengalami infertilitas, usia mulai menopause di atas 50 tahun, haid di usia yang sangat muda

Cara Diagnosis

Wawancara medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (USG transvaginal, biopsi endometrium)

Pengobatan

Preparat progestin, kuretase, operasi pengangkatan rahim (histerektomi)

Komplikasi

Kanker endometrium

Kapan Harus ke Dokter?

Mengalami gejala-gejala hiperplasia endometrium


Pengertian Hiperplasia Endometrium

Hiperplasia endometrium adalah kondisi ketika dinding endometrium terlalu tebal. Endometrium sendiri merupakan lapisan terdalam rahim (uterus).

Dalam keadaan normal, ketebalan endometrium berubah-ubah sesuai dengan siklus haid. Menjelang masa subur, karena pengaruh hormon estrogen, lapisan endometrium mulai tumbuh dan menebal.

Setelah sel telur dikeluarkan pada masa subur, oleh pengaruh hormon progesteron, endometrium dipersiapkan untuk menjadi tempat melekatnya janin.

Jika kehamilan tak terjadi, endometrium akan meluruh dan terjadilah haid. Begitu seterusnya siklus ini berulang setiap 21-35 hari sekali.

Nah, pada hiperplasia endometrium, lapisan terdalam dari rahim tersebut berada dalam keadaan terlalu tebal. Kondisi ini dapat berpotensi menjadi kanker endometrium di kemudian hari.

JenisHiperplasia Endometrium

Terdapat dua jenis hyperplasia endometrial, yaitu hiperplasia endometrium sederhana (tanpa atypia) dan hyperplasia endometrium atipikal.

1. Hiperplasia endometrium sederhana (tanpa atipia)

Jenis hiperplasia endometrium ini memiliki sel-sel yang tampak normal dan cenderung tidak mungkin menjadi kanker.

Kondisi ini dapat membaik tanpa pengobatan. Terapi hormon membantu dalam beberapa kasus.

2. Hiperplasia endometrium atipikal sederhana atau kompleks

Pertumbuhan berlebih sel abnormal menyebabkan kondisi prakanker ini. Tanpa pengobatan, risiko kanker endometrium atau rahim meningkat.

Artikel lainnya: 4 Pilihan Terapi untuk Redakan Gejala Endometriosis

Penyebab Hiperplasia Endometrium

Hiperplasia endometrium sering kali disebabkan oleh hormon estrogen yang berlebihan tanpa disertai progesteron.

Apabila ovulasi tidak terjadi, progesteron tidak akan terbentuk sehingga dinding endometrium tidak akan luruh.

Endometrium akan terus menebal sesuai dengan kadar estrogen yang ada. Walaupun bukan merupakan suatu kanker, kondisi ini bisa menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kanker.

Faktor Risiko Hiperplasia Endometrium

Penyakit hiperplasia endometrium pada umumnya terjadi setelah menopause, saat masa subur sudah tidak terjadi dan progesteron berada dalam kadar yang rendah.

Namun, hiperplasia endometrium juga bisa terjadi pada orang yang belum menopause, tapi mengonsumsi obat yang mengandung estrogen dosis tinggi.

Selain itu, hal-hal di bawah ini yang bisa meningkatkan risiko hiperplasia endometrium:

  • Berusia 35 tahun ke atas
  • Tidak pernah hamil atau mengalami infertilitas
  • Usia mulai menopause di atas 50 tahun
  • Mulai haid pada usia yang sangat muda
  • Mengalami diabetes melitus
  • Mengalami sindrom ovarium polikistik
  • Obesitas
  • Merokok
  • Riwayat kanker ovarium, kanker usus besar, atau kanker endometrium dalam keluarga

Gejala Hiperplasia Endometrium

Beberapa gejala hiperplasia endometrium antara lain:

  • Perdarahan menstruasi yang lebih banyak dari biasanya
  • Siklus menstruasi lebih singkat (di bawah 21 hari)
  • Perdarahan setelah menopause

Artikel lainnya: 6 Gejala Endometriosis yang Perlu Kamu Waspadai

Diagnosis Hiperplasia Endometrium

Penegakan diagnosis hiperplasia endometrium akan dilakukan dengan wawancara menyeluruh, terutama terkait siklus haid selama enam bulan terakhir.

Selanjutnya, dokter melakukan pemeriksaan fisik. Jika diperlukan, pemeriksaan ke dalam vagina dan rahim kadang dilakukan.

Setelah itu, pemeriksaan radiologis berupa ultrasonografi (USG) perlu dilakukan. Umumnya USG yang dilakukan adalah USG transvaginal.

Pada jenis USG ini, probe USG dimasukkan melalui vagina. Melalui pemeriksaan ini, dokter akan mengukur ketebalan endometrium.

Jika endometrium terlalu tebal disertai dengan kecurigaan adanya kanker, maka pemeriksaan akan dilanjutkan dengan biopsi endometrium.

Pada prosedur ini akan dilakukan tindakan mengambil sampel jaringan endometrium dan memeriksanya di bawah mikroskop.

Pengobatan Hiperplasia Endometrium

Penyakit hiperplasia endometrium harus diobati oleh dokter spesialis kandungan. Terdapat beberapa jenis pengobatan hiperplasia endometrium.

Namun, yang paling sering diberikan adalah preparat progestin. Obat ini bisa diberikan dalam bentuk tablet yang diminum, suntikan, atau berupa krim vagina.

Pengobatan lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan tindakan kuretase, dengan cara ‘mengerok’ jaringan endometrium agar ketebalannya berkurang. Tindakan ini dapat dilakukan bersamaan dengan biopsi.

Jika hiperplasia endometrium diduga mengarah ke kanker, tindakan agresif berupa operasi pengangkatan rahim (histerektomi) bisa dilakukan.

Hal ini terutama dipertimbangkan untuk dilakukan pada penderita hiperplasia endometrium yang sudah tak berencana memiliki anak.

Selain itu, terapi pembedahan dengan histerektomi bisa dilakukan dengan indikasi:

  • Hiperplasia atipikal terjadi saat pengobatan
  • Tidak terjadi perbaikan setelah 12 bulan pengobatan nonoperatif
  • Hiperplasia endometrium kambuh lagi
  • Perdarahan tetap berlanjut
  • Pasien yang menolak pengawasan dan follow up

Artikel lainnya: Ibu Hamil dengan Endometriosis, Begini Cara Penanganannya

Pencegahan Hiperplasia Endometrium

Ada beberapa tindakan yang bisa kamu lakukan untuk mencegah kejadian hiperplasia endometrium, yakni:

  • Apabila mengonsumsi estrogen setelah menopause, perlu juga untuk mengonsumsi progestin atau progesteron sesuai anjuran dokter
  • Apabila siklus menstruasi tidak teratur, pil KB dapat dikonsumsi sesuai dengan rekomendasi dokter
  • Apabila kamu memiliki indeks massa tubuh berlebihan, turunkan berat badan hingga mencapai berat badan ideal

Komplikasi Hiperplasia Endometrium

Hiperplasia endometrium dapat menjadi pencetus dari kanker endometrium. Apabila tidak ditangani, terutama pada tipe atipikal, hal ini memiliki risiko sebesar 27,5 persen untuk berubah menjadi keganasan.

Kapan Harus ke dokter?

Segera kunjungi dokter apabila kamu mengalami gejala-gejala hiperplasia endometrium di atas. 

Konsultasikan kesehatan reproduksi kamu langsung dengan dokter spesialis kandungan di fitur Tanya Dokter dan kamu juga bisa langsung booking dokter spesialis kandungan di fitur Temu Dokter. Jangan tunggu sakit memberat ya. #JagaSehatmu setiap hari. 

[HNS/NM]

Konsultasi Dokter Terkait