Obat Gangguan Pencernaan

Tronadex

Klikdokter, 28 Des 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Tronadex merupakan salah satu Sediaan Injeksi yang mengandung Ondansetron Hydrochloride, obat ini diproduksi oleh Lucas Djaja.

Pengertian

Tronadex merupakan salah satu Sediaan Injeksi yang mengandung Ondansetron Hydrochloride, obat ini diproduksi oleh Lucas Djaja. Tronadex digunakan untuk mengatasi mual dan muntah akibat kemoterapi, radioterapi, atau pasca operasi. Tronadex termasuk golongan Obat Keras, disuntikan melalui Intravena/Intamuskular/Subkutan (langsung melalui pembuluh darah), maka dari itu penggunaan obat ini Harus Dilakukan Oleh Tenaga Medis Profesional dan Resep Dokter.

Keterangan

  • Golongan : Obat Keras.
  • Kelas Terapi : Antiemetik / Terapi Perawatan Pendukung
  • Kandungan : Ondansetron Hydrochloride 2 mg/mL.
  • Bentuk : Cairan Injeksi.
  • Satuan Penjualan : Ampul.
  • Kemasan : Ampul 2 mL.
  • Farmasi : Lucas Djaja.

Kegunaan

Tronadex digunakan untuk mengatasi mual dan muntah akibat kemoterapi, radioterapi, atau pasca operasi.

Dosis & Cara Penggunaan

Tronadex merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembelian nya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan Tronadex juga harus dikonsultasikan dengan dokter dan apoteker terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaan nya berbeda-beda setiap individu tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita. Penggunaan Tronadex injeksi harus dibantu oleh tenaga ahli medis.

  • Mual dan muntah pasca operasi :
    • Awalnya 8 mg oral 1 jam sebelum anestesi, diikuti oleh dua dosis oral 8 mg 8 jam.
    • Pencegahan mual dan muntah yang diinduksi kemoterapi Dewasa Kemoterapi yang sangat emetogenik:
      Awalnya 8 mg dengan infus intravena lambat atau 15 menit infus segera sebelum kemoterapi, kemudian infus intravena berkelanjutan 1 mg / jam hingga 24 jam atau 2 inj 8 mg oleh injeksi intravena lambat atau 15 menit infus terpisah 4 jam, atau diikuti oleh 8 mg oral dua kali sehari selama 5 hari.
  • Mual dan muntah yang diinduksi radioterapi :
    • Dewasa : 8 mg per oral 3 kali sehari, dosis pertama harus diminum 1-2 jam sebelum radioterapi.
    • Anak: 5 mg / mL IV 15 menit sebelum kemoterapi, kemudian 4 mg per oral 12 jam sampai 5 hari.
  • Gangguan fungsi hati :
    Dosis harian total tidak boleh> 8 mg.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Tronadex Injeksi, yaitu sakit kepala, sembelit, sensasi terbakar pada kepala dan ulu hati (epigastrium), sedasi, diare.

Kontraindikasi:
Hindari penggunaan Tronadex Injeksi pada pasien yang memiliki indikasi:

  1. Hipersensitif atau alergi terhadap kandungan obat Tronadex.
  2. Penggunaan bersamaan dengan apomorphine.
  3. Wanita hamil.


Interaksi Obat :
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Tronadex:

  1. Dexamethasone Na phosphate dapat mempotensiasi efek antiemetik.
  2. Dapat mengembangkan sindrom serotonin (termasuk perubahan status mental, ketidakstabilan otonom, kelainan neuromuskuler) dengan selective Serotonin Re-uptake Inhibitor (SSRI), Monoamine Oxidase Inhibitors(MAOI), mirtazapine, fentanil, litium, metilen biru, serotonin noradrenalin reuptake inhibitor (SNRI).
  3. Induksi CYP3A4 yang poten (misal Fenitoin, karbamazepin, rifampisin) dapat mengurangi konsentrasi plasma dan meningkatkan pembersihan ondansetron.
  4. Pemberian bersama dengan antiaritmia (misal. Amiodaron), atenolol, antrasiklin (misal Doxorubicin, daunorubicin), trastuzumab, erythromycin, dan ketoconazole dapat menyebabkan perpanjangan aditif interval qt dan meningkatkan risiko aritmia.
  5. Dapat mengurangi efek analgesik tramadol.
    Berpotensi Fatal: Penggunaan bersamaan dengan apomorphine dapat menyebabkan hipotensi berat dan kehilangan kesadaran.


Kategori Kehamilan :

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Tronadex ke dalam Kategori B
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).