Obat Batuk, Pilek, dan Flu

Termorex Plus

Klikdokter, 21 Agt 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Termorex plus digunakan sebagai obat flu, demam dan batuk.

Pengertian

Termorex Plus merupakan obat yang mengandung paracetamol, pseudoephedrine, chlorpheniramine maleate dan gliseril guaiakoalat. Paracetamol termasuk kelompok analgesik atau pereda rasa sakit. Paracetamol dipakai untuk meredakan rasa sakit ringan hingga menengah dan bisa dipakai untuk menurunkan demam. Chlorpheniramine merupakan obat yang dapat digunakan untuk meredakan alergi. Pseudoephedrine yang digunakan untuk melancarakan hidung yang tersumbat dan Gliseril guaiakoalat yang digunakan untuk menekan batuk sehingga frekuensi nya berkurang. Sehingga Termorex Plus digunakan sebagai obat untuk membantu mengatasi gejala flu, batuk dan demam.

Keterangan

  • Golongan: Obat Bebas Terbatas
  • Kelas Terapi: Analgetik-antipiretik, antihistamin, dekongestan, ekspektoransia
  • Kandungan: Paracetamol, Pseudoephedrine, Chlorpheniramine maleate, Gliseril guaiakoalat
  • Bentuk: Sirup
  • Satuan Penjualan: Botol
  • Kemasan : Botol @ 100 mL; Botol @ 60 mL
  • Farmasi: Konimex
  • Harga: Rp 8.500 - Rp 35.000 / Botol.

Kegunaan

Termorex plus digunakan sebagai obat flu, demam dan batuk.

Dosis & Cara Penggunaan

Aturan penggunaan Termorex Plus secara umum adalah:

  • Anak-anak 2-5 tahun diminum 3 kali sehari 1 sendok takar (5mL)
  • Anak-anak 6-12 tahun diminum 3 kali sehari 2 sendok takar (10 mL).

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Termorex plus antara lain mengantuk, gangguan saluran cerna, dan diare. Bila efek samping menetap bahkan memburuk, segera hentikan penggunaan Termorex plus.

Kontraindikasi
Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap salah satu komposisi dari Termorex Plus

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Termorex Plus ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.