Obat Antinyeri

Teranol

Klikdokter, 18 Agu 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Teranol digunakan untuk perawatan nyeri pasca operasi sedang sampai dengan berat.

Pengertian

Teranol Tablet merupakan sediaan yang mengandung Ketorolac Trometamin, obat ini diproduksi oleh Guardian Pharmatama. Teranol diindikasikan sebagai perawatan nyeri pasca operasi sedang sampai dengan berat. Obat ini termasuk dalam golongan Obat Antiinflamasi Non-steroid (OAINS) yang bekerja dengan cara menghambat Prostaglandin. Sehingga, efek ini membantu mengurangi pembengkakan, rasa sakit, atau demam. Ketorolac sebaiknya tidak digunakan untuk kondisi nyeri ringan atau jangka panjang (seperti radang sendi).

Keterangan

  1. Teranol Tablet
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Obat Anti Inflamasi Non Steroid.
    • Kandungan: Ketorolac Trometamin 10 mg.
    • Bentuk: Tablet.
    • Satuan Penjualan: Strip.
    • Kemasan: Box, 3 Strip @ 10 Tablet Salut Selaput.
    • Farmasi: Guardian Pharmatama.
    • Harga: Rp 52.000 - Rp 80.000 / Strip.
  2. Teranol Injeksi
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Obat Anti Inflamasi Non Steroid.
    • Kandungan: Ketorolac Trometamin 30 mg/ml
    • Bentuk: Cairan Injeksi
    • Satuan Penjualan: Ampul
    • Kemasan: Box, 6 Ampul @ 1 ml
    • Farmasi: Guardian Pharmatama.
    • Harga: Rp 52.000 - Rp 80.000 / Strip.

Kegunaan

Teranol digunakan untuk perawatan nyeri pasca operasi sedang sampai dengan berat.

Dosis & Cara Penggunaan

Teranol merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras. Gunakan berdasarkan resep dokter.

  • Nyeri pasca operasi sedang sampai berat:
    • Dosis awal: 10 mg, diikuti oleh 10-30 mg 4-6 jam (hingga 2 jam selama periode pasca operasi awal). Maksimal: 90 mg / hari.
    • Lansia: Maksimal: 60 mg setiap hari.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Teranol yaitu mengantuk, pusing, sakit kepala, perubahan mental dan sensorik, mulut kering, haus, demam, kejang, nyeri otot, hiponatremia(kadar natrium dalam darah kurang), hiperkalemia (kadar kalium dalam darah berlebih).

Overdosis
Gejala: mual, muntah, sakit kepala, nyeri epigastrium, perdarahan gastrointestinal, lesu, mengantuk, reaksi anafilaktoid, hipertensi, gagal ginjal akut, depresi pernapasan dan koma.

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Teranol pada pasien yang memiliki indikasi:

  • Hipersensitif terhadap ketorolak, aspirin, atau obat anti inflamasi non steroid lainnya.
  • Tidak digunakan sebagai analgesik profilaksis sebelum operasi dan untuk penggunaan intraoperatif.
  • Pasien dengan riwayat asma, pasien yang di diagnosis atau riwayat penyakit ulkus peptikum.
  • Pengobatan nyeri perioperatif dalam pengaturan operasi CABG.
  • Gangguan ginjal sedang sampai berat.
  • Penggunaan bersamaan dengan probenecid, litium, pentoxifylline, antikoagulan, aspirin atau obat anti inflamasi non steroid lainnya.

Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Teranol:

  • Peningkatan risiko ulserasi (kehilangan lapisan epitel saluran pencernaan atau perdarahan dengan kortikosteroid, agen antiplatelet.
  • Dapat meningkatkan toksisitas metotreksat. Peningkatan risiko nefrotoksisitas dengan diuretik, siklosporin, tacrolimus, penghambat ACE atau antagonis reseptor angiotensin II.
  • Halusinasi dapat terjadi ketika digunakan dengan obat psikoaktif (mis. Fluoxetine, thiothixene, alprazolam).
  • Penggunaan bersamaan dengan terapi antikonvulsan (misal. Fenitoin, karbamazepin) jarang menyebabkan kejang.
  • Berpotensi Fatal: Peningkatan risiko perdarahan terkait ketorolac dengan antikoagulan, aspirin atau obat anti inflamasi non steroid lainnya dan pentoxifylline. Meningkatkan konsentrasi plasma dan waktu paruh dengan probenesid. Peningkatan konsentrasi lithium plasma.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Teranol ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Perhatian Menyusui
Ketorolac terdistribusi ke dalam ASI dalam jumlah kecil. Konsultasikan dengan dokter.