Obat Alergi

Rihest

Klikdokter, 23 Jun 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Rihest merupakan salah satu Sediaan yang mengandung Loratadine, obat ini diproduksi oleh Abbott Indonesia.

Pengertian

Rihest adalah salah satu sediaan yang mengandung Loratadine dan diproduksi oleh Abbott Indonesia. Rihest digunakan untuk mengurangi gejala rinitis alergi (peradangan pada hidung), seperti bersin, hidung tersumbat, gatal dan mata terasa seperti terbakar. Loratadine merupakan antihistamin non-sedasi yang bekerja lama yang secara selektif menghambat histamin H1 pada sel efektor. Histamin H1adalah zat alami yang dapat menyebabkan reaksi alergi.

Keterangan

  1. Rihest Sirup
    • Golongan: Obat Keras.
    • Kelas Terapi: Antihistamin, dan Antialergi.
    • Kandungan: Loratadine 5 mg/ 5 ml.
    • Bentuk: Sirup.
    • Satuan Penjualan: Botol.
    • Kemasan: Box, Botol 60 mL.
    • Farmasi: Abbott Indonesia.
    • Harga: Rp33.000 - Rp40.000/ Botol
  2. Rihest Tablet 
    • Golongan: Obat Keras.
    • Kelas Terapi: Antihistamin, dan Antialergi.
    • Kandungan: Loratadine 10 mg.
    • Bentuk: Tablet.
    • Satuan Penjualan: Strip.
    • Kemasan: Box, 10 Strip @10 Tablet.
    • Farmasi: Abbott Indonesia.
    • Harga: Rp40.000 - Rp90.000/ Strip

Kegunaan

Rihest digunakan untuk mengurangi gejala rinitis alergi.

Dosis & Cara Penggunaan

Rihest merupakan golongan obat keras. Obat ini memerlukan resep dokter untuk pembelian serta penggunaannya.

  1. Rihest Sirup
    • Dewasa: 1 sendok takar (5 ml), diminum 2 kali sehari. Atau 2 sendok takar, diminum 1 kali sehari.
    • Anak usia 2-12 tahun dengan berat badan > 30 kg: 2 sendok takar, diminum 1 kali sehari.
    • Anak usia 2-12 tahun dengan berat badan < 30 kg: 1 sendok takar (5 ml), diminum 1 kali sehari.
  2. Rihest Tablet
    • Anak usia 12 tahun dan Dewasa: 1 tablet, diminum 1 kali sehari. Atau ½ tablet, diminum 2 kali sehari.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20-25 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Rihest yang mungkin terjadi adalah:

  • Mengantuk
  • Jantung berdebar
  • Takikardia (detak jantung melebihi 100 kali per menit)
  • Hipotensi (tekanan darah rendah)
  • Mulut kering
  • Sakit perut
  • Mual, muntah
  • Diare
  • Peningkatan enzim hati
  • Penambahan berat badan
  • Pusing
  • Ruam

Overdosis
Overdosis Loratadine dapat menyebabkan beberapa gejala berikut:

  • Takikardia (detak jantung diatas normal)
  • Mengantuk
  • Sakit kepala
  • Somnolen (kesadaran menurun)

Kontraindikasi
Tidak boleh diberikan pada pasien yang hipersensitif.

Interaksi Obat
Dapat meningkatkan konsentrasi plasma jika diberikan bersamaan dengan ketoconazole, fluconazole, erythromycin, clarithromycin, cimetidine.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Loratadine ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).

Perhatian Menyusui
Loratadine diekskresikan dalam ASI. Hindari penggunaan obat ini pada ibu menyusui.