Obat Antinyeri

Nilaren

Klikdokter, 26 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Nilaren digunakan untuk mengatasi nyeri, seperti nyeri saat haid, nyeri gangguan muskuloskeletal akut.

Pengertian

Nilaren adalah obat mengandung zat aktif Diclofenac dengan bentuk sediaan tablet yang diproduksi oleh Nicholas Lab Indonesia. Diclofenac termasuk ke dalam kelas terapi anti inflamasi non steroid yang memiliki sifat analgesik (meredakan rasa nyeri), antiinflamasi (anti peradangan), dan antipiretik (obat yang dapat menurunkan demam). Nilaren bekerja dengan cara menghambat sintesis prostaglandin (zat yang diproduksi tubuh pada kondisi tertentu).

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Anti Inflamasi Non Steroid
  • Kandungan: Diclofenac Na 50 mg
  • Bentuk: Tablet Salut Enterik
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Box, 5 Strip @ 10 Tablet
  • Farmasi: Nicholas Lab Indonesia.

Kegunaan

Nilaren digunakan untuk mengatasi nyeri, seperti nyeri saat haid, nyeri gangguan muskuloskeletal akut, ankylosing spondylitis, nyeri setelah trauma yang tidak disengaja, nyeri dan peradangan.

Dosis & Cara Penggunaan

Nilaren termasuk dalam golongan obat keras, penggunaan dan pembelian obat ini harus berdasarkan resep dokter.

  • Dewasa: 1 tablet, diminum 3 kali sehari.
  • Anak usia > 14 tahun: 1/2 tablet, diminum 3 kali sehari. Atau 1 tablet, diminum 2 kali sehari.

Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu di bawah 30°C dan terlindung dari cahaya.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Nilaren, antara lain:

  • Influenza.
  • Nyeri punggung, nyeri tungkai.
  • Sakit kepala, pusing.
  • Mual, muntah
  • Diare, konstipasi
  • Perut kembung, sakit perut.
  • Iritasi, eritema, gatal, kering.
  • Mengantuk.
  • Ruam, pruritus.

Kontraindikasi:
Hindari penggunaan Nilaren pada pasien yang memiliki indikasi:

  • Hipersensitif terhadap diklofenak atau NSAID lainnya.
  • Gagal jantung sedang hingga berat, penyakit jantung iskemik, penyakit arteri perifer, penyakit serebrovaskular.
  • Penggunaan NSAID, antiplatelet, antikoagulan lainnya secara bersamaan. Gangguan hati atau ginjal berat.
  • Kehamilan (trimester ketiga).

Interaksi obat:
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Nilaren:

  • Peningkatan risiko efek samping terkait penyakit jantung dengan glikosida jantung.
  • Peningkatan risiko hiperkalemia dan toksisitas ginjal dengan inhibitor ACE, diuretik, siklosporin, tacrolimus.
  • Peningkatan risiko toksisitas hematologis dengan AZT.
  • Peningkatan risiko ulserasi gastrointestinal, perforasi atau perdarahan dengan kortikosteroid lain, SSRI.
  • Peningkatan kadar dan risiko toksisitas dengan digoksin, litium, metotreksat, pemetrexed, fenitoin.
  • Efek menurun dengan colestipol, cholestyramine.
  • Mengurangi efek mifepristone. Peningkatan konsentrasi plasma puncak dengan inhibitor CYP2C9 misalnya: vorikonazol.
  • Berpotensi Fatal: Peningkatan risiko ulserasi gastrointestinal, perforasi, atau perdarahan dengan NSAID lain (misalnya: Aspirin), antiplatelet, antikoagulan (misalnya Warfarin).

Kategori kehamilan:

  • Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Nilaren ke dalam Kategori C (sebelum kehamilan 30 minggu):
    Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.
  • Kategori D (mulai usia kehamilan 30 minggu):
    Ada bukti positif risiko pada janin manusia, tetapi manfaat obat jika digunakan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko (misalnya jika obat tersebut diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius dimana obat-obatan yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).

Overdosis:

  • Gejala overdosis Nilaren antara lain lesu, tinitus, sakit kepala, mengantuk, mual, muntah, diare, pusing, nyeri ulu hati, perdarahan saluran cerna, kejang-kejang; jarang terjadi: reaksi anafilaktoid, hipertensi, depresi pernapasan, gagal ginjal akut, koma.
  • Jika terjadi overdosis, segera lakukan pengobatan simtomatik dan suportif (dibantu oleh tenaga medis profesional). Pertahankan jalan napas. Pemberian arang aktif dalam waktu 1 jam konsumsi atau lakukan bilas lambung. Dapat melakukan katarsik osmotik dalam waktu 4 jam setelah konsumsi.