Obat Kulit

Mycoderm

Klikdokter, 20 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Mycoderm diindikasikan untuk mengobati infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur, dan Pityriasis versicolor (panu).

Pengertian

Mycoderm adalah produk obat dalam sediaan krim yang diproduksi oleh Pertiwi Agung. Mycoderm mengandung zat aktif Ketoconazole yang diindikasikan sebagai pengobatan infeksi kulit, seperti kutu air, kurap, dan jenis ketombe tertentu. Obat ini juga digunakan untuk mengobati kondisi kulit yang dikenal sebagai Pityriasis atau panu, infeksi jamur yang menyebabkan pencerahan atau penggelapan pada kulit leher, dada, lengan, atau kaki. Selain itu, Ketoconazole adalah antijamur azole yang bekerja dengan mencegah pertumbuhan jamur. Antijamur Azole merupakan Antijamur yang berspektrum luas (dapat membunuh berbagai jenis jamur).

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras.
  • Kelas Terapi: Antijamur.
  • Kandungan: Ketoconazole 20 mg/g.
  • Bentuk: Krim.
  • Satuan Penjualan: Tube.
  • Kemasan: Tube @ 5 g.
  • Farmasi: Pertiwi Agung.
  • Harga: Rp12.000 - Rp28.000/ Tube

Kegunaan

Mycoderm diindikasikan untuk mengobati infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur, dan Pityriasis versicolor (panu).

Dosis & Cara Penggunaan

Mycoderm termasuk dalam golongan obat keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus dengan anjuran dan resep dokter:

Oleskan Mycoderm sebanyak 1-2 x sehari pada daerah yang terinfeksi dan sekitarnya sampai setidaknya beberapa hari setelah hilangnya gejala.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 25 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Mycoderm yang mungkin terjadi adalah:

  • Ruam.
  • Iritasi.
  • Dermatitis.
  • Sensasi terbakar.
  • Gatal.
  • Angioedema (pembengkakan di bawah kulit yang disebabkan oleh reaksi alergi).
  • Reaksi alergi berat.

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Mycoderm pada pasien yang memiliki indikasi:

  • Alergi berlebihan terhadap ketoconazole.
  • Penderita penyakit hati yang sudah ada sebelumnya. 

Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Mycoderm:

  • Mengurangi penyerapan jika diberikan bersamaan dengan antimuskarinik, antasid, H2-blocker, Protein Proton Inhibitor, dan sukralfat.
  • Konsentrasi plasma berkurang jika diberikan bersamaan dengan rifampisin, isoniazid, efavirenz, nevirapine, fenitoin.
  • Dapat mengurangi konsentrasi isoniazid dan rifampisin.
  • Dapat mengurangi kemanjuran kontrasepsi oral.
  • Dapat meningkatkan kadar substrat CYP3A4 serum, misalnya: digoxin, antikoagulan oral, sildenafil, tacrolimus.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Mycoderm ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.