Obat Kulit

Fexazol

Klikdokter, 28 Des 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Fexazol diindikasikan untuk mengobati infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur dan Pityriasis versicolor (panu).

Pengertian

Fexazol adalah obat berbentuk krim yang diproduksi oleh Molex Ayus. Obat ini mengandung Ketoconazole yang diindikasikan untuk mengobati infeksi sistemik yang disebabkan oleh jamur. Mekanisme aksi obat ini adalah dengan mengganggu biosintesis trigliserida dan phopholipid dengan menghalangi CYP450 jamur, sehingga mengubah permeabilitas membran sel pada jamur yang rentan. Fexazol juga mampu menghambat enzim jamur lain yang mengakibatkan akumulasi konsentrasi hidrogen peroksida yang beracun.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antijamur
  • Kandungan: Ketoconazole 20 mg/gram
  • Bentuk: Krim
  • Satuan Penjualan: Tube
  • Kemasan: Box, Tube @ 5 gram
  • Farmasi: Molex Ayus.

Kegunaan

Fexazol diindikasikan untuk mengobati infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur, dan Pityriasis versicolor (panu).

Dosis & Cara Penggunaan

Fexazol termasuk golongan obat keras, pembelian dan penggunaannya harus berdasarkan resep Dokter.

Aturan Pakai:
Oleskan Fexazol krim sebanyak 1-2 kali sehari pada area kulit yang terinfeksi sampai setidaknya beberapa hari setelah hilangnya gejala.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 25 derajat Celcius, dan terhindar dari cahaya.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Fexazol yang mungkin terjadi adalah:

  • Ruam
  • Iritasi
  • Dermatitis
  • Sensasi terbakar
  • Gatal
  • Angioedema (pembengkakan di bawah kulit yang disebabkan oleh reaksi alergi)
  • Reaksi alergi berat


Kontraindikasi

  • Tidak boleh diberikan pada pasien yang hipersensitif terhadap ketoconazole
  • Tidak boleh diberikan pada penderita penyakit hati yang sudah ada sebelumnya. 

Kategori Kehamilan

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Fexazol ke dalam Kategori C: Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.