Obat Antibiotik

Ceftriaxone

Klikdokter, 06 Des 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Ceftriaxone merupakan obat yang digunakan untuk membantu mengobati infeksi pada saluran nafas bagian bawah, sistem saluran kemih.

Pengertian

Ceftriaxone adalah golongan antibiotik sefalosforin yang dapat digunakan untuk mengobati beberapa kondisi akibat infeksi bakteri, seperti pneumonia, sepsis, meningitis, infeksi kulit, gonore atau kencing nanah, dan infeksi pada pasien dengan sel darah putih yang rendah. Selain itu, ceftriaxone juga bisa diberikan kepada pasien yang akan menjalani operasi-operasi tertentu untuk mencegah terjadinya infeksi. Karena obat ini masuk dalam golongan antibiotik, maka ceftriaxone tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi akibat virus, seperti pilek atau flu.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antibiotik Sefalosporin
  • Kandungan: Ceftriaxone 1 gram
  • Bentuk: Injeksi
  • Satuan Penjualan: Vial
  • Kemasan: Vial 1 gram
  • Farmasi: Hexpharm Jaya; Meprofarm; Interbat; Mahakam Beta Farma; Lapi; Holi Pharma; Pharos; Bernofarm; Otto; Dexa Medica; Natura Laboratoria Prima; Indofarma; Sanbe Farma; Infion.
  • Merk dagang yang beredar di Indonesia: Gracef, Trijec, Cetriax, Tricefin, Ceftrimet, Foricef, Trixon, Futaxon, Intrix, Erphacef, Trixon, Terfacef, Racef, Renxon.

Kegunaan

Ceftriaxone digunakan untuk membantu mengobati infeksi pada saluran nafas bagian bawah, sistem saluran kemih dan saluran kelamin, infeksi alat kelamin, infeksi saluran cerna, infeksi tulang dan sendi, infeksi sistem syaraf, serta infeksi sel darah.

Dosis & Cara Penggunaan

Ceftriaxone merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga dosis dan pembeliannya harus berdasarkan resep Dokter. Penggunaan Ceftriaxone injeksi harus dibantu oleh tenaga ahli medis. Aturan penggunaan:

  • Infeksi bakteri yang rentan: dosis 1-2 g perhari, dosis dapat ditingkatkan menjadi 4 g / hari pada infeksi berat, diberikan sekali atau dalam 2 dosis terbagi. Dosis> 2 g diberikan lewat melalui injeksi intravena (pembuluh darah) atau infus.
  • Sifilis: dosis 0,5-1 g diberikan 1 kali sehari, dosis dapat ditingkatkan menjadi 2 g diberikan 1 kali sehari untuk neurosifilis selama 10-14 hari. Diberikan melalui injeksi intravena (pembuluh darah) atau melalui injeksi intramuskular (melalui otot).
  • Penyakit Lyme: dosis 2 g diberikan 1 kali sehari, melalui injeksi intravena (pembuluh darah) atau melalui injeksi intramuskular (melalui otot) selama 14-21 hari.
  • Mencegah infeksi bedah: dosis 1-2 g sebagai dosis tunggal diberikan 0,5-2 jam sebelum pembedahan. Diberikan melalui injeksi intravena (pembuluh darah) atau melalui injeksi intramuskular (melalui otot).
  • Gonore tanpa komplikasi: dosis 250-500 mg sebagai dosis tunggal, diberikan melalui injeksi intramuskular (melalui otot).
  • Otitis media akut: dosis 1-2 g sebagai dosis tunggal, diberikan melalui injeksi intramuskular (melalui otot).

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 20-25 derajat Celcius, di tempat kering dan sejuk.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin ditimbulkan adalah:

  • Gastrointestinal (gangguan saluran cerna): diare, mual, muntah, stomatitis (adanya jamur pada mulut) dan glositis (radang atau infeksi lidah).
  • Kulit : pruritus (gatal diseluruh tubuh), urtikaria (kelainan kulit akibat alergi), dermatitis alergi, adema (cairan abnormal di antara sel), eksantem (kelainan kulit secara serempak misal campak), eritema multiforma (hipersensitivitas kulit akibat alergi).

Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:

  • Pasien yang hipersensitif terhadap antibiotik cephalosporin atau antibiotik β-laktam jenis lain
  • Neonatus (bayi baru lahir sampai usia 28 hari) dengan hiperbilirubinemia, ikterus, hipoalbuminemia, atau asidosis memerlukan pengobatan kalsium melalui intravena, atau infus yang mengandung Ca.

Interaksi Obat

  • Dapat menyebabkan pengendapan kristal pada paru-paru dan ginjal jika digunakan bersama cairan infus yang mengandung kalsium
  • Menghilangkan efek dari vaksin BCG dan tifus jika digunakan bersama vaksin tersebut
  • Meningkatkan efek warfarin
  • Kadarnya dapat meningkat bila digunakan bersama probenecid
  • Dapat meningkatkan efek racun terhadap ginjal jika digunakan bersama aminoglikosida (antibiotik untuk mengatasi infeksi yang disebabkan bakteri aerob gram-negatif).

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Ceftriaxone ke dalam Kategori B
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).

Overdosis

  • Gejala: Diare, mual dan muntah.
  • Penatalaksanaan: Pengobatan simtomatik. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.