Saraf

Pasca Serangan Stroke, Ini Hal yang Perlu Diperhatikan

dr. Dyan Mega Inderawati, 30 Okt 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Rehabilitasi pasca serangan stroke sangat penting. Bila Anda baru mengalami stroke atau Anda seorang caretaker, ini yang perlu diperhatikan.

Pasca Serangan Stroke, Ini Hal yang Perlu Diperhatikan

Bukan hanya saat serangan terjadi, perawatan pasca stroke juga harus sangat diperhatikan. Sebab, pada fase pasca stroke, penderita banyak yang mengalami perubahan dari segi fisik maupun psikis. Semua perubahan tersebut wajib mendapat perhatian dan terapi yang tepat demi terjaganya kualitas hidup.

Pilihan awal jika menderita stroke memang perawatan di rumah sakit. Setelah pasien dinyatakan oleh dokter dalam kondisi stabil, maka pasien bisa pulang ke rumah. Dari situ bukan berarti perawatan terhenti. Berikut ini adalah beberapa terapi yang perlu dilakukan pasien pasca stroke.

1. Fisioterapi  

Fisioterapi menjadi salah satu modal utama dalam pemulihan pasien pasca stroke. Terapi ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan dapat dimulai 24–48 jam setelah kondisi pasien stabil.

Sebagai contoh, pada pasien stroke yang mengalami kelumpuhan, yang perlu dilakukan adalah fisioterapi pada tangan dan kaki. Terapi ini dilakukan secara bertahap, mulai dari yang ringan hingga penggunaan beban bila memang diperlukan. Hal tersebut bertujuan untuk membantu memulihkan kekuatan dan menghindari kaku otot akibat kelumpuhan pasca stroke.

Hal yang sama berlaku untuk pasien stroke yang mengalami penurunan penglihatan, gangguan berbicara, atau kemampuan menelan. Masing-masing kondisi pasca stroke harus ditangani secara khusus melalui metode fisioterapi yang tepat agar kemampuan pasien untuk menjalani hidup tetap dapat dipertahankan.

2. Pendampingan psikis 

Tidak hanya terapi fisik, pendampingan secara psikis juga harus dilakukan. Bukan tidak mungkin keterbatasan gerak, penurunan kemampuan wicara, dan berbagai gangguan kesehatan pasca stroke menjadi hambatan yang akan dihadapi sepanjang hayat.

Kondisi tersebut tentu dapat menjadi “pukulan” bagi pasien, sehingga berpotensi menyebabkan stres hingga depresi. Kondisi ini juga bisa dirasakan orang-orang di sekitarnya yang turut merawatnya.

Dalam hal ini, terapi kejiwaan dan dukungan dari keluarga terdekat mutlak diperlukan. Dukungan tersebut dapat berupa pendampingan saat melakukan kontrol ke dokter, fisioterapi, dan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Jika memang diperlukan, terapi kejiwaan oleh tenaga profesional juga dapat diberikan, apalagi jika stres atau depresi berat sudah terlanjur terjadi.

3. Pencegahan stroke berulang 

Setelah terapi fisik dan psikis, hal berikutnya yang harus dilakukan pasca stroke adalah melakukan langkah pencegahan agar stroke tak kembali menyerang. Langkah-langkah pencegahannya meliputi:

  • Konsumsi obat yang diberikan dokter secara teratur
  • Melakukan kontrol secara berkala
  • Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang
  • Berolahraga secara teratur sesuai arahan yang diberikan dokter
  • Berhenti merokok dan minum alkohol

Selain hal-hal tersebut, pasien pasca stroke juga umumnya dilarang untuk berkendara setidaknya selama 1 bulan setelah serangan. Tak hanya karena adanya keterbatasan gerak, tetapi juga berkaitan dengan adanya penurunan kemampuan konsentrasi, fokus, dan refleks akibat serangan stroke.

Pasien pasca stroke juga mungkin dibatasi dalam hal aktivitas seksual. Hal ini perlu didiskusikan lebih lanjut supaya tahu batasan-batasan apa saja yang mesti dipatuhi sesuai kondisi.

Tips merawat pasien pasca stroke di rumah

Untuk Anda yang merawat pasien stroke di rumah, berikut ini adalah hal-hal yang perlu dilakukan:

Dampingi selalu, seolah Anda adalah asisten pribadinya. Jika pasien belum mampu bergerak sendiri, bantulah ia saat ingin bergerak dan berikan penyangga bila memang diperlukan. 

  • Ajak pasien untuk bergerak. Latih anggota gerak pasien dengan menggerakkan semua sendi di tubuhnya selama dua hari sekali secara rutin. Hal ini dapat mencegah kekakuan pada bagian tubuh pasien yang lemah. 
  • Bantu latihan berjalan dan menelan. Pasien stroke sering kali mengalami gangguan menelan. Jadi, bantu ia untuk memosisikan pasien duduk dengan tegak, sekitar 60-90 derajat saat makan. Ketika pasien hendak menelan makanannya, beri arahan untuk memutar kepala ke sisi yang lemah, menekuk leher dan kepalanya. Hal ini bertujuan agar jalan napas pasien mudah menutup saat menelan makanan. 
  • Ajak bicara. Ini penting agar pasien bisa kembali berkomunikasi dengan lancar. Usahakan untuk berbicara dengan tenang dan perlahan, dan dengan intonasi suara yang tidak tinggi. 
  • Latih kesehatan otaknya. Bantu pasien untuk melatih otaknya dengan memberi informasi hari, waktu, dan mengingat nama orang-orang yang berada di sekitarnya. Dengan demikian, sel-sel di dalam otak akan bekerja aktif, dan cara ini dapat membantu mempercepat proses pemulihan pasien. 
  • Hindari memberikan kasur empuk karena dapat membuat otot-otot tubuh mengalami kelemahan kekuatan otot. Konsultasi dengan dokter mengenai jenis kasur seperti apa yang sebaiknya digunakan. 
  • Ciptakan lingkungan yang aman. Jauhkan ia dari barang atau sesuatu yang berbahaya. Contohnya, atur tempat tidur agar letaknya tidak terlalu tinggi dan meletakkan benda-benda yang dibutuhkan dalam jangkauan pasien. Selain itu, pastikan area kamar mandi menggunakan keset anti licin, agar pasien tidak mudah terpeleset atau terjatuh. 

Memperhatikan perawatan pasca serangan stroke adalah poin penting untuk mengoptimalkan proses penyembuhan. Dengan mematuhi segala batasan atau aturan yang telah ditetapkan dokter pasca stroke, penyakit akan lebih mudah dikendalikan sehingga kualitas hidup penderita bisa tetap terjaga. Jangan abai atau lalai, karena stroke adalah penyakit yang tidak segan-segan merenggut segala yang dimiliki korbannya.

(NB/RN)

Serangan StrokeFisioterapi Strokeperawatan strokeStroke

Konsultasi Dokter Terkait