Reproduksi

Penyebab dan Faktor Risiko Cervical Intraepithelial Neoplasia

Endah Murniaseh, 06 Jan 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Cervical intraepithelial neoplasia umumnya terjadi setelah seseorang terinfeksi Human Papillomavirus (HPV). Ketahui penyebab dan faktor risiko CIN di sini.

Penyebab dan Faktor Risiko Cervical Intraepithelial Neoplasia

Cervical intraepithelial neoplasia (CIN) merupakan kondisi saat sel-sel abnormal tumbuh di permukaan serviks. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah displasia serviks.

Rata-rata penderita CIN tidak mengalami kanker. Bila pun sel kanker terbentuk, perkembangannya butuh waktu bertahun-tahun.

Untuk mengetahui penyebab dan faktor risiko cervical intraepithelial neoplasia, simak ulasannya di bawah ini.

 

1 dari 2

Penyebab Umum CIN

Penyakit CIN umumnya terjadi setelah seseorang terkena Human Papillomavirus (HPV) atau infeksi menular seksual yang bisa memicu kutil kelamin dan kanker. Selain itu, faktor genetik juga memengaruhi kondisi ini.

Artikel lainnya: Cara Penularan Kanker Serviks

  • Infeksi Human Papillomavirus

Meskipun banyak kasus CIN yang muncul setelah wanita terinfeksi HPV, akan tetapi tidak semua penderita HPV mengalami CIN. Infeksi HPV dapat sembuh, namun pada beberapa orang virus ini bisa memicu berkembangnya Cervical intraepithelial neoplasia.

Kondisi ini dianggap sebagai gabungan beberapa faktor risiko CIN yang dimiliki seseorang. Para ahli menganggap, HPV tidak akan memicu munculnya kondisi lain bila sistem imunitas baik.

  • Genetik

Neoplasia intraepitelial serviks dan kanker serviks dapat terjadi karena adanya variasi suatu gen.

Berdasarkan Journal of Medical Genetics, mutasi gen terdeteksi pada 52 persen sampel CIN. Sebanyak 54,8 persen mutasi tersebut juga muncul pada gen yang bermutasi pada kondisi kanker serviks.

Gen-gen yang ditemukan bermutasi pada kanker serviks di antaranya FAT1, MLL3, MLL2, dan FADD.

Sementara, integrasi beberapa tipe HPV yaitu HPV16, HPV18, HPV33, dan HPV58 teridentifikasi pada sampel CIN.

Artikel lainnya: Penggunaan Tampon Bisa Picu Kanker Serviks?

2 dari 2

Faktor Risiko

Meskipun tidak menjadi penyebab utama CIN, namun faktor risiko berikut tetap harus diwaspadai. Faktor risiko cervical intraepithelial neoplasia, antara lain:

  • Usia

Menurut dr. Sara Elise Wijono, MRes, usia dikaitkan dengan risiko HPV yang lebih tinggi. Karena, seseorang yang berusia muda diasumsikan lebih rentan berganti-ganti pasangan.

Berdasarkan jurnal Cancer Cytopathology, berikut rentang usia yang berisiko terkena HPV:

  • Risiko tertinggi pada wanita di bawah 30-40 tahun.
  • Risiko berkurang pada usia 50-59 tahun.
  • Human Immunodeficiency Virus (HIV)

Virus ini merupakan pemicu AIDS. Wanita yang menderita HIV memiliki risiko lima kali lebih tinggi terkena kanker serviks invasif, dibanding wanita yang tidak menderita HIV.

Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong, tidak jelas mengapa HIV dapat menyebabkan CIN. Namun, kondisi ini disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh.

“Secara proses penyakit, HIV itu bisa menurunkan kekebalan tubuh. Tubuh jadi rentan terkena penyakit berat lainnya, termasuk kanker khususnya yang penyebabnya virus, seperti EBV, HPV, dan lainnya,” jelas dr. Sepriani.

  • Konsumsi Imunosupresan

Obat imunosupresan biasanya diberikan untuk memperlambat kerusakan sendi karena rheumatoid arthritis dan psoriatic arthritis. Pasien yang telah menerima transplantasi organ juga umumnya mendapatkan obat ini.

Akan tetapi, pemberian imunosupresan akan berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh.

Sistem kekebalan tubuh akhirnya bereaksi berlebih dan menyerang sel sehat. Kondisi ini membuat kemampuan sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi HPV dan penyakit yang disebabkannya menjadi lemah.

Artikel lainnya: Positif HPV, Apakah Pasti Positif Kanker Serviks Juga?

  • Merokok

Kandungan zat beracun pada tembakau dapat merusak DNA sel serviks dan memicu perkembangan kanker serviks. Sistem imunitas tubuh juga akan melemah saat merokok, sehingga tubuh tidak mampu mengatasi infeksi HPV.

  • Aktivitas Seksual Berisiko

Hubungan seksual yang berisiko dapat meningkatkan peluang terkena HPV. Beberapa aktivitas seks yang memicu kondisi ini, antara lain aktif berhubungan intim sebelum 18 tahun, banyak pasangan untuk berhubungan seks, dan sebagainya.

  • Status Sosial-Ekonomi

Sulitnya akses untuk mendapatkan perawatan kesehatan dapat meningkatkan risiko CIN maupun HPV. Kondisi ini membuat skrining kanker serviks juga sulit dilakukan, sehingga diagnosisnya tidak dapat ditentukan.

Itulah sederet penyebab dan faktor risiko neoplasia intraepitelial serviks. Sebaiknya, hindari aktivitas seksual yang berisiko dan tingkatkan imunitas tubuh agar tidak mudah terserang virus.

Pada kasus ringan, CIN mungkin dapat hilang tanpa pengobatan. Namun, cara mengobati cervical intraepithelial neoplasia umumnya bisa dengan operasi atau laser.

Bila Anda ingin bertanya lebih lanjut seputar CIN, HPV dan kanker serviks, konsultasi ke dokter lebih mudah lewat Live Chat di aplikasi KlikDokter.

(FR/JKT)

Referensi:

Very Well Health. Diakses 2022. Causes and Risk Factors of Cervical Intraepithelial Neoplasia (CIN).

Cleveland Clinic. Diakses 2022. Cervical Intraepithelial Neoplasia (CIN).

Cancer Cytopathology. Diakses 2022. Age-specific 3-year cumulative risk of cervical cancer and high-grade dysplasia on biopsy in 9434 women who underwent HPV cytology cotesting.

Journal of Medical Genetics. Diakses 2022. Comprehensive genomic variation profiling of cervical intraepithelial neoplasia and cervical cancer identifies potential targets for cervical cancer early warning.

Cervical Intraepithelial Neoplasia