Tips Parenting

Sumber Stres Anak yang Perlu Diantisipasi Orang Tua

Tri Yuniwati Lestari, 28 Jan 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga dapat mengalami stres. Ketahui beberapa faktor penyebabnya agar dapat mencegah stres terjadi pada anak.

Sumber Stres Anak yang Perlu Diantisipasi Orang Tua

Anak-anak dapat mengalami stres akibat suatu kondisi yang mengharuskan mereka beradaptasi atau berubah. Perubahan positif, seperti memulai aktivitas baru, bahkan dapat memicu stres pada anak.

Tetapi, stres juga paling sering dikaitkan dengan perubahan negatif, seperti pola asuh orang tua, penyakit, lingkungan, atau kematian dalam keluarga.

Untuk mengantisipasi terjadinya stres pada anak, ketahui beberapa faktor penyebab stres anak berikut.

1. Tidak Memiliki Privasi yang Cukup

Dijelaskan oleh Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, sama seperti orang dewasa yang sesekali membutuhkan me time, anak-anak ternyata juga membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri. 

Kadang-kadang orang tua berpikir bahwa anaknya harus selalu dikontrol dan diawasi setiap saat. Padahal, pola asuh helikopter yang selalu mengikuti anak kemana pun dia pergi semacam ini dapat membuat anak stres. 

“Stres ini terjadi karena anak merasa tidak mendapatkan waktu sendiri dan merasa tidak dihargai privasi yang dimilikinya. Hal ini akhirnya berdampak pada timbulnya konflik dalam keluarga,” ucap Psikolog Ikhsan.

Ia juga menambahkan, tidak memberikan anak privasi dapat membuat anak menjadi kurang percaya diri. Oleh karena itu, untuk mencegah stres yang diakibatkan pola asuh helikopter, cobalah untuk memberikan anak ruang bagi dirinya sendiri. 

Artikel Lainnya: Bolehkah Orangtua Mengecek Isi Ponsel Remaja? Ini Kata Psikolog

2. Bertengkar dengan Teman atau Saudara Kandung

Bertengkar dengan teman atau saudara mungkin hal yang wajar terjadi pada anak-anak. Tetapi, pertengkaran yang tidak diselesaikan dengan baik atau berlangsung lama, bisa menyebabkan stres pada anak. 

Stres terjadi terutama jika anak Anda menjadi korban dari keributan antara teman atau kakak kandungnya sendiri. Ia mungkin akan terus-terus menyimpan rasa takut pada orang tersebut yang pada akhirnya menimbulkan kecemasan.

Oleh sebab itu, orang tua sebaiknya dapat menjadi penengah yang baik jika anak berkelahi dengan teman atau saudaranya. Jika memang anak ada di posisi yang salah, ajarkan mereka untuk meminta maaf. 

Jika anak tampak ketakutan setelah bertengkar, bawa anak ke tempat yang sepi, kemudian tenangkan dirinya. Setelah anak sudah tenang, ajak ia untuk berbincang dan menyelesaikan perselisihan dengan teman atau saudaranya tersebut. 

3. Menjalani Ujian Sekolah

Menjalani ujian sekolah bisa menjadi penyebab stres pada anak. Rasa takut akan gagal atau takut dimarahi oleh Anda jika mendapatkan nilai ujian yang rendah akan memberikan tekanan pada anak. 

Namun, meskipun ujian sekolah dapat membuat anak stres, bukan berarti anak harus atau perlu menghindarinya. Sebaliknya, orang tua dapat memberikan dukungan dan juga menghargai setiap hasil yang ia dapatkan. 

Artikel Lainnya: Cara Mengatasi Kakak Beradik yang Sering Bertengkar

Ketika anak tidak mendapatkan hasil ujian yang memuaskan, Anda tetap harus mendukung dan memberikan nasihat dengan kata-kata yang halus. Usahakan untuk mencari solusi tanpa membuat anak merasa tertekan. Anda juga bisa bekerja sama dengan guru di sekolah terkait hal ini.

4. Pindah ke Sekolah Baru

Lingkungan baru tidak selalu mudah untuk anak-anak. Tuntutan beradaptasi dengan teman dan lingkungan baru bisa berdampak pada mental anak. Ia bisa saja stres karena khawatir kesulitan beradaptasi. 

Oleh sebab itu, Anda perlu memahami bahwa pindah sekolah dapat menjadi faktor kemunduran dalam hidup anak. Apabila Anda terpaksa harus memindahkan sekolah anak, temani ia untuk mengatasi perasaan cemas dan takutnya saat beradaptasi.

Menemani bukan berarti Anda harus selalu ikut anak ke sekolah. Tapi, coba untuk memahami kondisi anak. Hindari memaksa anak menerima keadaan dengan mudah. Biarkan dirinya memproses lingkungan barunya terlebih dahulu. 

Ketika anak sudah mulai menyampaikan keluhan ataupun bercerita terkait kesulitannya beradaptasi, dengarkan dengan saksama dan berikan masukan yang mendukung. Misalnya, Anda bisa mengusulkan agar teman-temannya main ke rumah. Hal itu dapat memudahkan anak dan temannya saling mengenal satu sama lain.

Artikel Lainnya: Kesalahan Orangtua saat Berbicara dengan Guru Anak

5. Perceraian atau Pernikahan Kembali

Tidak pernah mudah bagi anak-anak menghadapi perpisahan dari kedua orang tuanya. Apalagi, ketika salah satunya menikah kembali tidak lama setelah perceraian. Anak kemungkinan besar akan semakin sulit memproses kondisi tersebut.

Ia akan merasa takut tidak akan lagi mendapatkan kasih sayang yang lengkap dari kedua orang tuanya. Bisa pula ia kesulitan menerima kehadiran pasangan baru dari salah satu orang tuanya. 

Untuk menghindari anak stres akibat perceraian, Anda bisa meyakinkannya bahwa perceraian atau pernikahan kembali tidak akan mengurangi rasa sayang orang tua kepadanya. 

Namun, Anda juga bisa meminta saran kepada psikolog agar mendapat solusi yang lebih tepat demi menjaga kesehatan mental anak.

Itulah lima faktor penyebab stres pada anak yang perlu diantisipasi oleh orang tua. Apabila anak akan menghadapi kondisi di atas, pastikan Anda selalu mendampinginya sambil memberikan dukungan yang positif. 

(FR/JKT)

Referensi:

Medlineplus. Diakses 2022. Stress in childhood.

Familyeducation. Diakses 2022. Top 10 Sources of Stress for Kids.

WebMD. Diakses 2022. 10 Reasons Your Child Might Be Stressed.

Ditinjau oleh  Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog.  

Strespola asuhAnak

Konsultasi Dokter Terkait