Tips Parenting

Sering Tidak Disadari, Orangtua Bully Anak Sendiri!

Tri Yuniwati Lestari, 07 Sep 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Secara tidak sadar, terkadang orangtua melakukan bullying terhadap anak sendiri. Ketahui beberapa tanda bullying orangtua terhadap anak.

Sering Tidak Disadari, Orangtua Bully Anak Sendiri!

Mungkin Anda berpikir kalau tindakan perundungan atau bullying terhadap anak hanya bisa di lingkungan sekolah atau dunia maya. Padahal, bully dapat dilakukan siapa saja, termasuk oleh orangtuanya sendiri!

Sering tanpa disadari, intimidasi dan bullying orangtua terhadap anak terjadi. Apa saja tandanya? Dan seburuk apa dampak yang bakal dirasakan si kecil? Simak di sini.

Tanda Bullying Orangtua terhadap Anak

Anda sering melakukan satu atau lebih hal di bawah ini? Waspada, bisa jadi Anda salah satu yang melakukan bullying terhadap anak.

1. Mengomentari Penampilan Fisik Anak

Dijelaskan oleh Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog, terkadang orangtua mungkin tidak sadar bahwa sikap mereka termasuk dalam kategori intimidasi atau bully. Mereka juga tidak  benar-benar paham efek buruk dari perlakuan mereka tersebut.

Artikel Lainnya: Hati-hati, Bullying Juga Bisa Terjadi Meski Sekolah di Rumah

“Karakter kepribadian orangtua yang memengaruhi munculnya sikap bullying, misalnya karakter dominan dan kecenderungan narsistik. Sikap tersebut mungkin juga dipelajari dari pengasuhan orangtua ketika kecil, sehingga diterapkan ulang pada anaknya,” ucap Gracia.

Misalnya, Gracia mencontohkan, perilaku body shaming. Orangtua mungkin menyampaikan komentar mengenai bentuk fisik atau penampilan anak yang terlalu gemuk.

Mungkin alasan sebenarnya baik, yakni orangtua khawatir akan kesehatan si kecil di masa depan. Mereka juga ingin agar sang anak menjalani gaya hidup yang lebih sehat.

Namun, Anda perlu mengingat bahwa kata-kata mengenai bentuk tubuh adalah suatu hal yang sensitif dan dapat membuat anak tersinggung. Body shaming yang terus-menerus benar-benar dapat memengaruhi pikiran anak.

Mengkritik bentuk tubuh anak Anda secara terus-menerus dapat membuat mereka merasa tidak diinginkan dan tidak percaya diri. Kemudian, mereka dapat merasa kurang dicintai dan diterima oleh orang lain. 

Jika Anda ingin menasihati anak agar mereka dapat menjalani hidup sehat, sebaiknya bicarakan dengan duduk bersama. Jelaskan dengan baik kalau tujuan Anda adalah untuk kebaikannya.

Selain dibicarakan, Anda juga perlu memberikan contoh gaya hidup sehat dan aktif setiap hari.

Artikel Lainnya: Menjaga Kesehatan Mental Anak saat Tahu Ibunya Terjerat Kriminal

2. Sering Menuntut Anak sesuai “Standar” Orangtua

Terkadang, orangtua sebagai individu memiliki opini dan standar pribadi menyangkut anak-anaknya. orangtua juga merasa berhak untuk mengkritik ketika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan “standar” mereka.

“Tuntutan orangtua terhadap anak sering kali yang tanpa sadar termasuk dalam perilaku bullying. Hal ini dapat pula terwujud dari harapan orangtua yang tidak tercapai, dan diproyeksikan pada anak,” ujar Gracia.

Sebagai orangtua, Anda perlu menghormati keputusan dan preferensi anak. Beritahu anak menurut sudut pandang orangtua. Lakukanlah dengan cara yang halus agar tidak menurunkan kepercayaan diri anak.

Alih-alih membangun, tuntutan berlebihan dapat membebani anak. Hal tersebut malah dapat menurunkan motivasi mereka. 

3. Mendidik Anak dengan Cara Agresif

Melansir Moms, terkadang, bullying orangtua terhadap anak hadir dalam bentuk metode fisik demi mendisiplinkan anaknya.

Alih-alih menggunakan metode disiplin positif ketika anak tidak menurut, orangtua menggunakan teknik yang lebih keras dan agresif.

Intimidasi agresif termasuk mengancam untuk memaksa anak mereka melakukan sesuatu yang tidak diinginkan, mencaci dengan menggunakan bahasa kotor, dan memarahinya di depan umum.

Dalam kasus ekstrem, orangtua dapat memukul, menendang, mencubit, melemparkan benda-benda ke arah anak sambal marah-marah. 

Beberapa orangtua bahkan mungkin menolak memberikan makanan kepada anak-anak mereka sebagai metode hukuman.

Namun, salah satu dari metode ini dapat memiliki efek negatif yang luar biasa pada anak Anda, baik secara mental maupun fisik.

“Mendidik anak dengan cara agresif juga bisa menjadi bagian dari intimidasi emosional pada anak. Mereka mungkin menanamkan rasa takut pada orangtua sampai ia dewasa,” ucap Gracia.

Sesekali memarahi anak untuk mendisiplinkannya tidak apa-apa. Namun, meneriaki anak secara terus-menerus dapat memengaruhi keseimbangan mental anak.

Artikel Lainnya: Ini Alasan Wanita Suka Lakukan Body Shaming Penampilan Wanita Lain

Efek Bullying Orangtua pada Anak

Jika bullying terhadap anak terus-menerus dilakukan, beberapa dampak di bawah ini dapat terjadi:

  1. Anak yang menerima intimidasi secara fisik atau perkataan dapat mengembangkan perasaan tidak berharga di dalam keluarga dan lingkungan.
  2. Low self esteem, perilaku perundungan yang dilakukan orangtua dapat membuat anak memiliki kepercayaan diri yang rendah. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap kehidupan sosialnya.
  3. Tindakan bully dapat mengarahkan anak pada kondisi psikologis yang lebih serius, seperti depresi dan cemas.
  4. Anak dapat merasa tidak aman akan dirinya sendiri. Mereka tidak mendapatkan perasaan aman yang seharusnya diperoleh dari orangtua.
  5. Efek lebih lanjut, kemampuan interpersonal dan aspek kehidupan yang lain, seperti akademis, juga ikut terpengaruh.

Bullying orangtua terhadap anak mungkin terjadi tanpa disadari. Namun, hal tersebut tetap tidak bisa dibenarkan. Lakukan pola asuh positif. Cobalah menasihati dan mengkritik tanpa menyakiti anak.

Bila Anda kesulitan, berkonsultasilah dengan psikolog. Dapatkan informasi seputar parenting lainnya dengan mengunduh aplikasi Klikdokter.

(HNS/AYU)

Bullyingpola asuh

Konsultasi Dokter Terkait