Covid-19

Terapi Regeneron Kurangi Keparahan Akibat COVID-19

Tri Yuniwati Lestari, 21 Jun 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sebuah penelitian di Inggris menemukan bahwa terapi regeneron dipercaya dapat mengurangi risiko kematian akibat COVID-19. Benarkah? Berikut fakta medisnya.

Terapi Regeneron Kurangi Keparahan Akibat COVID-19

Saat ini, vaksin COVID-19 menjadi satu-satunya harapan bagi dunia untuk memerangi infeksi virus corona. Selain itu, menurut sebuah penelitian di Inggris, ada terapi baru yang disebut-sebut dapat membangun antibodi terhadap coronavirus.

Terapi tersebut adalah terapi regenoren atau REGEN-COV yang dikembangkan oleh Regeneron Pharmaceuticals dan Roche.

Lantas seperti apa terapi regeneron? Benarkah ampuh mengurangi komplikasi COVID-19? Berikut penjelasan dokter.

 

Bagaimana Terapi Regeneron Bekerja?

Dijelaskan oleh dr. Atika, terapi regeneron bekerja menggunakan antibodi monoklonal atau antibodi buatan. Terapi ini bertujuan membuat antibodi seseorang lebih kuat dalam melawan virus corona.

Antibodi tersebut dirancang untuk meniru antibodi yang dihasilkan secara alami ketika sistem kekebalan tubuh melawan virus corona.

Artikel Lainnya: Benarkah Obat Kanker Dapat Menjadi Terapi Penanganan COVID-19?

Suntikan obat regeneron ini sudah memiliki izin darurat di Amerika Serikat (AS). Terapi ini dapat diberikan untuk orang yang terinfeksi COVID-19 dengan gejala ringan hingga sedang.

Sedangkan di Eropa, terapi regeneron telah diberikan pada pasien COVID-19 yang tidak dirawat di rumah sakit.

Manfaat Terapi Regeneron untuk Mengatasi COVID-19

Terapi regeneron ditemukan dapat mengurangi seperlima kematian dari pasien COVID-19 yang belum memiliki respons antibodi atau dikenal sebagai seronegatif.

Bahkan, menurut laporan penelitian, ada enam kematian lebih sedikit untuk setiap 100 pasien seronegatif yang diberikan terapi regeneron.

Lalu, tidak ditemukan adanya efek samping dari mereka yang telah mengembangkan respon antibodi alami (seropositif) di dalam tubuhnya.

Terapi regeneron juga dapat mempersingkat waktu rawat inap bagi pasien seronegatif. Terapi ini pun bisa mengurangi kemungkinan pasien membutuhkan ventilator mekanis.

Dilansir dari WebMD, selain mengurangi keparahan gejala, terapi regeneron juga bisa mencegah seseorang jatuh sakit ketika pertama kali terpapar COVID-19. Artinya, terapi ini membantu memberikan perlindungan kepada orang-orang yang belum divaksinasi.

Artikel Lainnya: Kalbe Pasarkan Obat Antivirus untuk Terapi COVID-19

Sebuah uji klinis mengamati 1.500 orang yang tinggal bersama dengan orang positif COVID-19.

Orang yang mendapat terapi regeneron memiliki kemungkinan 81 persen lebih kecil untuk sakit akibat COVID-19 dibandingkan dengan peserta yang mendapatkan plasebo.

Rajesh Gandhi, dokter penyakit menular dari Rumah Sakit Umum Massachusetts di AS mengatakan temuan ini menjanjikan bagi orang-orang yang belum divaksinasi.

Namun dia mencatat, bahwa ada pasien tertentu yang tidak bisa diberikan terapi regeneron.

Misalnya, terapi ini mungkin tidak bisa diberikan kepada pasien dengan gangguan kekebalan tubuh dan kondisi pasien lain yang tidak termasuk ke  dalam uji klinis.

“Jadi, terapi baru yang cukup menjanjikan. Meski begitu, kita tetap harus menunggu sampai uji klinisnya selesai. Setelah itu, kita harus menunggu rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan termasuk di Indonesia harus menunggu rekomendasi dari Kemenkes,” ucap dr. Atika.

Itu dia beberapa informasi yang harus diketahui tentang terapi regeneron. Anda bisa juga bisa mengetahui informasi mengenai pengobatan atau terapi COVID-19 dengan membaca artikel di aplikasi Klikdokter.

Anda juga dapat berkonsultasi soal virus corona dengan dokter melalui layanan LiveChat.

(OVI/AYU)

virus coronavaksin covid-19

Konsultasi Dokter Terkait