Covid-19

Guillain Barre Syndrome Akibat Vaksin COVID-19, Mungkinkah?

Ayu Maharani, 04 Mei 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Seorang guru mengalami kelumpuhan dan diduga terkena sindrom Guillain Barre akibat vaksin COVID-19. Mungkinkah hal ini terjadi?

Guillain Barre Syndrome Akibat Vaksin COVID-19, Mungkinkah?

Rata-rata pemberitaan mengenai efek samping vaksin COVID-19 yang muncul adalah gejala umum atau ringan.

Namun, ada kabar vaksin infeksi virus corona diduga menyebabkan seseorang terkena Guillain Barre syndrome (GBS).

Seorang guru diberitakan mengalami kelumpuhan pascavaksinasi. Setelah diperiksakan, ia mendapat diagnosis sindrom Guillain Barre.

Adakah kaitannya antara Guillain Barre syndrome dengan efek samping vaksin covid? Simak penjelasan dokter berikut.

Sekilas tentang Guillain Barre Syndrome

Penyakit GBS merupakan kelainan langka. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh sendiri menyerang saraf (autoimun).

Penderitanya akan mengalami kelemahan otot dan kesemutan. Gejala tersebut bisa menyebar dengan cepat dan melumpuhkan seluruh tubuh.

Melansir Mayo Clinic, penyebab Guillain Barre syndrome belum diketahui secara pasti. Kendati demikian, 2/3 dari pasien sempat mengalami infeksi lain dahulu sebelum terserang GBS, misalnya infeksi saluran pernapasan dan pencernaan.

Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan sindrom Guillain Barre. Pengobatan dan perawatan yang diberikan hanya untuk meredakan gejala dan mengurangi durasi penyakit.

Angka kematian dari penyakit autoimun ini 4-7 persen. Sebanyak 60-80 persen bisa berjalan lagi setelah 6 bulan kemudian meski rasa kebas dan lelah kadang masih suka terasa.

Apakah Efek Samping Vaksin COVID-19 Picu Guillain Barre Syndrome?

Dokter Arina Heidyana mengungkapkan, hingga saat ini masih belum ada bukti yang membenarkan bahwa GBS merupakan efek samping vaksin coronavirus.

“Penyebab [kondisi itu] memang belum dipahami dan masih diteliti lebih lanjut. Tapi tidak perlu khawatir, penyakit ini [GBS] bisa ditangani dengan baik tergantung tingkat keparahannya selama cepat mendapatkan pengobatan medis,” tutur dr. Arina.

Selain bisa terjadi pascainfeksi saluran cerna dan pernapasan, virus dan bakteri tertentu diduga mampu mencetuskan gejala GBS. Adapun kuman yang dimaksud yaitu cytomegalovirus, virus Zika, dan Campylobacter jejuni.

Artikel Lainnya: Studi: Wanita Lebih Rentan Mengalami Efek Samping Vaksin COVID-19

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kasus Guillain Barre syndrome sebetulnya juga pernah ditemukan ketika seseorang mendapatkan vaksin flu. Namun, jumlah kasusnya sangat jarang.

Ditemukan hanya 1-2 kasus dari 1 juta orang yang disuntikkan vaksin. Tak instan, penderitanya merasakan gejala GBS beberapa hari atau minggu kemudian.

Meski kasus seperti di atas ditemukan, para ahli belum memutuskan ada atau tidaknya hubungan sebab-akibat antara vaksin flu dan GBS.

Lembaga yang berwenang akan mengamati insiden kasus GBS pada situasi normal (tanpa vaksin virus corona). Mereka kemudian akan membandingkan hasilnya dengan kasus GBS usai disuntik vaksin.

Artikel Lainnya: Bolehkah Terima Vaksin COVID-19 saat Haid? Ini Kata Dokter

Vaksin coronavirus baru bisa dikatakan sebagai penyebab kelumpuhan saat kasus pascavaksinasi lebih tinggi dibanding kasus normal.

Jadi, masyarakat disarankan untuk tidak terburu-buru dalam menarik kesimpulan, apalagi sampai enggan menerima vaksin.

Mengenai diagnosis Guillain Barre syndrome sebagai efek samping vaksin COVID-19, Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pun sudah melaporkan hal tersebut dan berpendapat bahwa masih kurang bukti untuk menunjukkan keterkaitannya.

Bila ada pertanyaan seputar efek samping vaksin virus corona, konsultasi ke dokter lewat fitur LiveChat di Klikdokter.

(FR/AYU)

virus coronaAutoimunvaksin virus corona

Konsultasi Dokter Terkait