Relationship

Lebaran Jadi Ajang Perjodohan, Ini Cara Menolaknya dari Psikolog

Tri Yuniwati Lestari, 12 Mei 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Selain silaturahmi, Lebaran juga kerap jadi ajang orangtua saling menjodohkan anak. Tidak suka? Berikut cara menolak perjodohan menurut psikolog.

Lebaran Jadi Ajang Perjodohan, Ini Cara Menolaknya dari Psikolog

Selain bermaaf-maafan, Lebaran juga menjadi ajang silaturahmi untuk bertemu dengan keluarga dan kerabat yang sudah lama tidak ditemui.

Pertemuan yang sudah lama tidak terjadi akan mengalirkan pembicaraan-pembicaraan “klasik” yang biasa dilontarkan.

Ya, selain soal pacar, perihal perjodohan anak dengan kerabat keluarga kerap disinggung. Memang ada yang senang-senang saja, tapi tak jarang juga yang risih dan takut.

Menurut Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog, tidak ada yang salah dari sebuah perjodohan jika dilakukan tanpa paksaan.

Yang dimaksud paksaan tersebut adalah ketika orangtua menganggap perjodohan adalah sebuah keputusan yang mutlak, tanpa mempertimbangkan posisi anak.

“Dijodohkan merupakan preferensi masing-masing. Setiap orang punya pandangan dan keyakinan yang berbeda-beda terhadap dijodohkan. Tapi tidak ada yang salah dengan dijodohkan,” ucap Gracia.

Jika memang sedari awal Anda sama sekali tidak menginginkannya, beberapa cara ini bisa digunakan untuk menolak perjodohan.

1. Tanggapi dengan Tenang Tanpa Emosi Berlebihan

Dijelaskan oleh Gracia, sebelum menolak perjodohan dengan emosi dan marah, sebaiknya Anda tenangkan diri terlebih dahulu. 

Jangan juga menutup diri dari orangtua, karena itu tidak akan menyelesaikan masalah dan malah menimbulkan masalah yang baru. Orangtua juga jadi tidak paham kenapa Anda menolak perjodohan tersebut.

Sebaiknya, cari tahu maksud orangtua menjodohkan Anda. Jika memang saat itu Anda sudah memiliki pasangan atau calon suami, bicarakanlah dengan orangtua.  

2. Katakan Jika Kamu Belum Siap untuk Menikah

Tujuan dari perjodohan adalah untuk menikah. Jika Anda merasa belum siap untuk menikah, sebaiknya diskusikan lagi dengan orangtua.

Agar mereka tidak kecewa, cobalah berbicara dengan mempertimbangkan waktu dan suasana yang tepat.

“Hindari langsung menolak tapi diskusikan dengan orangtua. Coba bicarakan, misalnya ‘Aku hargai harapan papa atau mama untuk aku cepat menikah,  tetapi aku pribadi memang belum siap untuk menikah, kasih aku waktu untuk menikmati masa-masa muda aku, sampai dengan aku merasa siap untuk menikah’," ucap Gracia.

Cari momen yang tepat untuk membicarakannya. Misalnya, Anda lebih dekat dengan ayah, coba bicarakan terlebih dahulu dengannya.

Kemudian jika ayah sudah mengerti maksud Anda, barulah komunikasikan ke ibu alasan menolak perjodohan tersebut.

Artikel Lainnya: Tes Kesehatan yang Harus Dilakukan Sebelum Menikah

3. Katakan Anda Butuh Waktu untuk Mengenal Orang yang Dijodohkan

Hal yang paling penting menurut Gracia adalah orangtua dan anak harus sama-sama saling terbuka satu sama lain. Tidak boleh ada yang tertutup dan saling memaksakan kehendak.

Jika memang Anda membutuhkan waktu untuk lebih mengenal calon pasangan, utarakanlah kepada orangtua.

“Ambil jalan tengah, misalnya untuk kasih waktu sampai berusia segini atau sampai mengenal pasangan yang dijodohkan lebih dalam,” ucap Gracia.

4. Katakan Calon Pasangan Tidak Memiliki Prinsip yang Sama dengan Anda

Setelah memutuskan mengenal pasangan yang dijodohkan lebih dekat, nilailah apakah orang tersebut punya pandangan hidup yang sama dengan Anda atau tidak. 

“Terkadang pandangan orangtua bisa saja baik karena berdasarkan keluarganya. Namun, tetap harus sama-sama kembali diskusikan dengan orangtua kalau Anda dan pasangan yang dijodohkan memiliki prinsip hidup atau pandangan hidup yang berbeda,” ucap Gracia.

Kalau punya prinsip yang berbeda, utarakan kepada orangtua Anda agar mereka mengerti alasan penolakan Anda. Tentu kata-kata menolak perjodohan ini harus disampaikan dengan baik.

Artikel Lainnya: Wanita Menikah di Atas Usia 35, Apa Efeknya pada Kesehatan?

5. Katakan Anda Ingin Mencari Pasangan Hidup Sendiri

Menurut Gracia, anak boleh saja menolak perjodohan, meski tetap perlu mendengarkan orangtua.

Sebaliknya, orangtua juga boleh memiliki calon pasangan untuk anak, tapi tidak bisa dipaksakan.

Jangan menolak perjodohan tanpa suatu alasan yang jelas. Jika Anda memang ingin mencari pendamping hidup sendiri, Anda perlu membuktikan kepada orangtua bahwa Anda memiliki kriteria calon pasangan sendiri.

Itu dia beberapa cara menolak dijodohkan yang bisa diterapkan. Yang paling penting komunikasikan perasaan Anda pada orangtua.

Yuk, konsultasikan masalah relationship Anda kepada psikolog dengan memanfaatkan fitur LiveChat 24 Jam di aplikasi Klikdokter.

(HNS/AYU)

Relationshiphari raya idul fitri

Konsultasi Dokter Terkait