HomeIbu Dan anakTips ParentingKakak Selalu Dipaksa Mengalah, Ini Dampak Psikologisnya
Tips Parenting

Kakak Selalu Dipaksa Mengalah, Ini Dampak Psikologisnya

Tamara Anastasia, 30 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Selalu dipaksa mengalah kepada adiknya memang terasa tidak adil. Selain itu, harus selalu mengalah juga bisa berdampak pada psikis anak sulung, lho.

Kakak Selalu Dipaksa Mengalah, Ini Dampak Psikologisnya

Umumnya, orangtua selalu mengajarkan kakak atau anak tertua di dalam keluarga untuk mengalah kepada adik-adiknya. Bahkan, perilaku mengalah ini sudah diterapkan sejak anak masih kecil. 

Pada beberapa situasi, mengalah memang penting dilakukan untuk mengajarkan perilaku berbagi. Mengalah juga mencegah agar tidak menimbulkan pecah tangis atau keributan di antara kakak dan adik.

Namun, jika seorang kakak dipaksa untuk selalu mengalah terhadap adiknya, hal itu juga tidak baik! Sebab, ada beberapa dampak psikologis yang dapat terjadi ketika kakak dipaksa untuk selalu mengalah dalam keluarga. 

Kakak Dipaksa Selalu Mengalah, Apa Dampak Psikologisnya?

Setelah beberapa tahun menjadi anak satu-satunya serta kesayangan ayah dan ibu, kini kakak harus berbagi kebahagian dengan si adik yang baru lahir. 

Karena adiknya masih kecil dan dianggap belum tahu banyak hal, seorang kakak pun diminta untuk terus mengalah demi memprioritaskan kebutuhan sang adik. 

Misalnya saja, ketika memilih mainan di rumah, si kakak mungkin diminta untuk meminjamkan mainannya. Atau ia harus pasrah saat barangnya diminta oleh adik. Orangtua umumnya menerapkan hal tersebut dengan maksud mengajarkan anak arti saling berbagi. 

Sayangnya mengalah dengan cara seperti itu kerap berubah menjadi berbagi dengan cara dipaksa. Apabila terus dibiarkan, bukan tidak mungkin dapat muncul rasa cemburu dan sebal dari kakak terhadap adiknya. 

Artikel Lainnya: Si Kakak Cemburu pada Adik? Ini Cara Menghadapinya

Berikut adalah beberapa dampak psikologis yang mungkin akan dialami oleh kakak jika dipaksa selalu mengalah.  

  1. Punya Sifat Egois di Masa Depan 

Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, semakin sering disuruh mengalah, apalagi dengan cara dipaksa, semakin ia tumbuh menjadi pribadi yang egois. Seorang anak juga cenderung tidak mau mengalah ketika ia semakin besar. 

Psikolog Ikhsan mengatakan, “Sebenarnya kalau anak dipaksa untuk mengalah terus, bisa saja dia mengembangkan konsep berbagi atau mengalah sebagai hal yang tidak menyenangkan. Ke depannya, ia bisa menjadi individu yang enggan mengalah alias egois.”

  1. Muncul Rasa Tidak Suka dengan Adik 

Karena sering dipaksa mengalah, kakak bisa menjadi tidak suka dan benci kepada sang adik. 

Hal tersebut bisa berdampak buruk pada hubungan keduanya di masa yang akan datang. Akibat terus dipaksa mengalah, bisa saja seorang anak jadi tidak menyayangi atau bahkan menyakiti adiknya.

Artikel Lainnya: Kiat Menangani Anak yang Egois

  1. Merasa Tidak Berharga

“Anak dapat merasa dirinya tidak berharga karena selalu diminta untuk mengalah. Kakak merasa dirinya tidak disayang, tidak diperhatikan, bahkan tidak dianggap sebagai anak oleh orang tua,” kata psikolog Ikhsan.

Lalu, menurut psikolog Ikhsan, dalam kasus paling buruk, dipaksa terus mengalah bisa mengembangkan persaingan antara kakak dan adik. Persaingan ini tidak baik dan bisa memicu suasana tidak harmonis di dalam keluarga. 

Situasi atau Hal Apa yang Berhak Diperjuangkan Kakak?

Pada dasarnya sangat wajar jika kakak atau adik tidak ingin mengalah sama sekali. Karena mereka masih dalam tahap perkembangan dalam pembentukan ego masing-masing. 

Menurut psikolog Ikhsan, mengalah juga merupakan suatu hal yang wajib diajarkan oleh orangtua kepada anak-anaknya. Akan tetapi, perilaku mengalah jangan hanya diajarkan pada kakak, tetapi harus seimbang diterapkan kepada adiknya.

Selain itu, dalam kondisi tertentu, seorang kakak berhak untuk tidak mengalah atau mempertahankan haknya.

Psikolog Ikhsan menjelaskan, “Kakak berhak bertahan atas apa yang memang sudah jadi miliknya dan memang dalam kondisi tidak ingin berbagi. Selain itu, ketika masing-masing anak sudah mendapatkan porsinya, si kakak bisa bertahan untuk tidak mengalah.”

Artikel Lainnya: Cara Mengatasi Kakak Beradik yang Sering Bertengkar

“Misalnya kakak dan adik mendapatkan kue masing-masing 1 potong. Tiba-tiba, si adik minta kue lebih milik kakaknya. Di situasi seperti ini, anak sulung atau kakak boleh mempertahankan kue yang menjadi haknya. Orangtua juga wajib untuk menjelaskan dan memberi tahu adik bahwa jatahnya sudah cukup,” tambah psikolog Ikhsan. 

Orangtua juga perlu menyadari bahwa tidak semua anak siap untuk berbagi. Anda harus dapat mengamati perilaku anak dan menyesuaikan dengan umurnya masing-masing. Jika anak sudah mengerti konsep berbagi, maka ia mulai dapat diajarkan untuk mengalah kepada saudaranya. 

Tak hanya itu, ajarkan anak untuk memiliki argumen mengenai alasannya tidak mau mengalah. Tujuannya agar anak merasa dihargai ketika mempertahankan haknya. 

Itu dia dampak psikologis yang dapat terjadi ketika kakak dipaksa untuk selalu mengalah. Untuk tahu informasi atau tips parenting lainnya, baca terus artikel di aplikasi Klikdokter

(OVI/JKT)

pola asuh

Konsultasi Dokter Terkait