HomeIbu Dan anakKesehatan AnakAlasan Anak Perempuan Lebih Sering Curhat ke Sesama
Kesehatan Anak

Alasan Anak Perempuan Lebih Sering Curhat ke Sesama

Tamara Anastasia, 16 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Curhatan anak perempuan biasanya akan lebih didengarkan oleh rekan sesama jenis. Apakah hanya itu yang membuatnya tidak ingin curhat kepada laki-laki? Cek di sini.

Alasan Anak Perempuan Lebih Sering Curhat ke Sesama

Tidak setiap orang dapat memikul beban hidup sendirian. Ada kalanya, seseorang butuh bercerita kepada teman atau sahabat yang dipercaya. 

Pada anak laki-laki, mereka mungkin akan menceritakan hal yang dialaminya kepada siapa saja yang dipercaya, terlepas dari jenis keamin orang tersebut.

Namun, pada anak perempuan, mereka cenderung akan menceritakan masalahnya kepada rekan sesama jenisnya. Apakah hal ini karena curhatan anak perempuan akan lebih didengarkan oleh rekan sesama jenis, atau ada alasan lain di balik tindakan tersebut?

Penyebab Anak Perempuan Lebih Nyaman Curhat ke Sesama Jenis

Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, kecenderungan anak perempuan untuk curhat kepada sesamanya adalah karena mereka memiliki ikatan emosional yang lebih kuat dan saling memahami.

Karena sama-sama perempuan, mereka akan lebih paham bagaimana rasanya jika berada di kondisi tersebut. Oleh karena itu, saran dan masukan yang diberikan akan terasa lebih cocok.

Lain halnya jika anak perempuan mencurahkan isi hatinya kepada laki-laki. Mereka cenderung akan menerima timbal balik berupa saran, yang cenderung tidak sejalan dengan harapan. 

Artikel Lainnya: Mengapa Remaja Susah Curhat ke Orang Tua? Ini Kata Psikolog

Adapun beberapa hal yang menjadi curhatan anak perempuan kepada sesamanya, yaitu:

  • Masalah Pribadi 

Masalah pribadi dalam keluarga, keseharian, dan sebagainya jadi topik yang biasanya dijadikan curhatan anak perempuan ke teman sesama jenisnya. 

Dengan menceritakan hal tersebut, mereka akan menganggap bahwa temannya adalah stress relief yang tepat karena bisa memposisikan diri dalam kondisi serupa.

  • Relationship 

Hubungan dengan pasangan jadi topik utama seorang anak cerita ke sesama. Baik saat pendekatan (PDKT), pacaran, hingga putus, teman sesama perempuan mungkin akan tahu cerita lengkapnya. 

Anak perempuan lebih memilih bercerita kepada teman sesama jenisnya dibanding orangtua, karena mereka lebih paham situasinya. Sedangkan orangtua biasanya akan langsung menghakimi dan melarang tanpa mencari tahu situasinya lebih lanjut.

  • Kehidupan Seks

Topik lain yang juga mungkin menjadi curhatan anak perempuan ke sesama jenisnya adalah seputar kehidupan seks. 

Anak perempuan cenderung akan merasa malu jika harus membicarakan hal tabu tersebut kepada orangtua atau teman laki-lakinya. 

Artikel Lainnya: Curhat Bisa Bermanfaat bagi Kesehatan, Ini Alasannya

Haruskah Orangtua Khawatir?

Karena anak perempuan lebih sering curhat ke teman sesama jenis yang seumuran, orangtua jadi tidak tahu betul kondisi sang buah hati.

Sebagai langkah mengantisipasi hal tersebut, berikut ini beberapa hal yang perlu orangtua lakukan:

  • Perbanyak Diskusi dengan Anak 

Orangtua bisa mengajak anak perempuannya berdiskusi tentang hal apa saja, baik percintaan, masalah di sekolah atau pekerjaan, bahkan seputar kehidupan seksual. 

Hal tersebut dilakukan untuk membangun kepercayaan anak terhadap orangtua. Di sisi lain, Anda sebagai orangtua sebaiknya tidak menghakimi sepihak. Cukup dengarkan, dan berikan timbal balik secukupnya.

  • Dengarkan

“Saat sedang berdiskusi atau mendengar cerita anak, jangan langsung memojokan atau memberi saran yang belum tentu diperlukan. Terkadang, mereka bercerita untuk didengarkan saja,” ucap Ikhsan.

“Jadi, sebaiknya dengarkan dulu cerita atau masalah yang sedang dihadapi oleh anak. Setelah itu, barulah Anda tanyakan pertimbangan atas keputusan yang diambil anak. Setelahnya, biarkan anak yang memutuskan,” tambahnya.

Artikel Lainnya: Dampak Negatif Curhat Tentang Hubungan Asmara pada Orang Lain

  • Jangan Terlalu Mengekang

Sebagai orangtua, Anda memang harus memberikan aturan di dalam maupun di luar rumah kepada anak. 

Meski begitu, aturan tersebut harus disepakati oleh kedua belah pihak. Bukannya tidak boleh bersikap keras, tapi ada beberapa waktu di mana Anda tidak boleh memaksakan kehendak. 

Ada kalanya, orangtua pun harus membiarkan anak untuk menentukan pilihannya sendiri. Ingat, ini hidup anak, bukan kehidupan Anda. 

  • Tegur Jika Melewati Batas

Jangan ragu untuk menegur atau menghukum anak jika melanggar aturan yang sudah disepakati. 

Beri waktu mereka untuk berpikir tentang kesalahan yang diperbuat. Jangan lupa juga untuk mengajak anak berdiskusi setelah kondisi kembali tenang.

Butuh saran dan bantuan untuk menghadapi curhatan anak perempuan? Jika ya, Anda bisa berkonsultasi kepada psikolog melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi KlikDokter.

(NB/JKT)

Kesehatan Anakpola asuh

Konsultasi Dokter Terkait