Anda mungkin sudah tidak asing dengan buah kecapi. Kembaran manggis yang punya nama beken Sandoricum koetjape itu tumbuh subur di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Berbicara soal kecapi, tahukah Anda bahwa buah ini memiliki daun yang diduga bermanfaat bagi kesehatan?
Tidak heran, daun kecapi sering dijajakan pedagang dengan melabelinya sebagai herbal alami.
Hal yang menjadi pertanyaan, apakah manfaat daun kecapi telah diakui medis? Atau, manfaat tersebut hanya berdasarkan dugaan saja?
Mengenal Daun Kecapi
Tanda pohon kecapi yang akan berbuah adalah tumbuhnya daun yang sangat lebat. Daun-daun tersebut akan menutupi batang dan ranting pada ketinggian hingga 50 meter di atas permukaan tanah.
Daun kecapi tergolong majemuk, dengan tangkai panjang dan garis-garis yang tampak tegas seakan tersusun rapi saat berada di pohon.
Daun kecapi bisa memiliki panjang hingga 26 centimeter. Tekstur daunnya berwarna hijau cerah di bagian atas, dan tampak pucat di sisi bawah.
Selain bentuknya yang eksotis, daun kecapi disebut memiliki sifat antibakteri, yang berasal dari senyawa saponin, flavonoid, dan tanin yang ada di dalamnya.
Artikel Lainnya: Manfaat Daun Saga bagi Kesehatan Tubuh
Menyingkap Manfaat Daun Kecapi untuk Kesehatan
Belum banyak yang tahu soal manfaat daun kecapi untuk kesehatan, khususnya yang terkait dengan kandungan antibakteri di dalamnya.
Salah satu penelitian yang di Universitas Mulawarman tahun 2013 pernah mencoba mencari tahu manfaat daun kecapi sehubungan dengan kandungan antibakteri di dalamnya.
Peneliti mencampur daun kecapi dengan pelarut metanol. Dari berbagai pengujian yang telah dilakukan, daun kecapi ternyata menunjukkan perlawanan terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Artikel Lainnya: Amankah Mengobati Jerawat dengan Daun Sirsak?
Berangkat dari temuan tersebut, para peneliti yang terlibat berhipotesis bahwa daun kecapi dapat dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri.
Sayangnya, hipotesis itu masih belum dapat dijadikan acuan hingga saat ini. Pasalnya, menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong, studi tersebut masih bersifat penelitian laboratorium.
"Dengan kata lain, kalau pada manusia langsung, belum jelas juga efek antibakterinya seperti apa," ucap dr. Sepriani.
"Penelitian tersebut juga tidak mengatakan berapa banyak lembar daun kecapi dan cara mengolahnya untuk mencapai efek antibakteri yang dimaksudkan," tegasnya.
Baca Juga
Kesimpulannya, manfaat daun kecapi sehubungan dengan kandungan antibakteri di dalamnya masih bersifat dugaan dan tidak dapat dijadikan acuan. Butuh lebih banyak penelitian lanjutan untuk memastikan hal tersebut.
Ingin tahu fakta kesehatan lainnya? Punya pertanyaan terkait gejala penyakit? Anda bisa berkonsultasi secara langsung kepada dokter dengan mengandalkan layanan LiveChat 24 jam atau di aplikasi Klikdokter.
(NB/AYU)
0 Komentar