Relationship

Punya Pacar Mesum, Perlukah Ditinggalkan? Ini Kata Psikolog

Tamara Anastasia, 28 Jan 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Apakah pacar mesum harus langsung ditinggalkan, atau perlu diusahakan agar sikapnya berubah? Jangan asal bertindak. Ini pertimbangannya menurut psikolog.

Punya Pacar Mesum, Perlukah Ditinggalkan? Ini Kata Psikolog

Punya pasangan yang dapat mengerti dan menghormati adalah dambaan setiap orang. Sayangnya, mencari pasangan dengan sikap tersebut tergolong susah.

Bahkan, tak sedikit orang yang menjalin hubungan dengan pacar mesum. Segala sesuatu selalu dihubungkan dengan hal-hal berbau seksual.

Jika kasusnya seperti ini, perlukah langsung diputuskan? Atau, ada cara lain agar sikap buruknya tersebut berubah sehingga hubungan dapat dipertahankan?

Mengapa Ada Orang yang Selalu Berpikiran Mesum

Hampir setiap orang memiliki pikiran mesum terhadap pasangannya. Hanya saja, beberapa dari mereka dapat mengendalikannya sehingga tidak tampak mengganggu.

Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, seseorang yang selalu punya pikiran mesum cenderung sulit untuk mengontrol emosi dan dorongan dalam dirinya.

“Karena tidak punya kontrol diri, orang tersebut sulit untuk mengatur dan menjaga pola pikirnya. Mereka juga cenderung punya minat yang tinggi terhadap aktivitas seksual dan ini bisa juga diperkuat dengan intensitas menonton film porno yang tinggi,” kata Ikhsan.

Artikel Lainnya: Rela Jadi Bucin? Awas, Codependent Relationship!

“Maka dari itu, ketika ada rangsangan sedikit aja dengan hal-hal yang berhubungan seksual, mereka langsung berpikir mesum,” sambungnya.

Ikhsan juga mengatakan, jika konteksnya dalam hubungan pacaran dan membuat pasangan merasa risih, perilaku tersebut akan berdampak pada hubungan yang dijalani.

“Ingat, tidak semua orang bisa secara terbuka dan nyaman membahas hal yang berhubungan dengan seksual,” tutur Ikhsan.

“Kalau konteksnya dalam pacaran, misalnya pasangan merasa kurang nyaman karena sering menyinggung hal-hal berbau seksual, ini bisa menimbulkan konflik. Pasangan jadi merasa risih, bisa menimbulkan amarah, dan sebagainya,” tegasnya.

Artikel Lainnya: Mau Berpacaran Lagi? Hati-hati Lakukan Rebound Relationship

Haruskah Bertahan atau Putus Hubungan?

Menurut Ikhsan, keputusan untuk melanjutkan atau memutuskan hubungan dikembalikan lagi kepada pribadi masing-masing.

Ikhsan hanya menyarankan Anda untuk memikirkan kembali, apakah sikap pacar mesum membuat Anda merasa nyaman atau terusik? Pikirkan juga konsekuensi yang mungkin bisa menjadi “instant karma” ketika berhubungan dengan pasangan.

“Apabila ada hal-hal yang sudah melewati batas dan tidak sesuai dengan nilai yang dipegang, coba bicarakan terlebih dahulu pada pasangan,” ucap Ikhsan.

“Katakan, sikapnya sudah melewati batas dan membuat Anda jadi tidak nyaman. Jika memang ada perubahan yang menunjukan hal baik, Anda bisa mempertahankan hubungan. Jika tidak dan kelakuan pasangan makin menjadi, menyudahi hubungan mungkin jadi cara yang bisa dilakukan,” sarannya.

Artikel Lainnya: Anak Akui Sudah Berhubungan Seks, Apa yang Harus Ortu Lakukan?

Masih kata Ikhsan, bertahan maupun menyudahi hubungan sama-sama memiliki risiko.

Apabila memilih bertahan namun Anda merasa tidak nyaman dan pasangan semakin berulah dengan tingkah mesumnya, hal ini justru bisa memicu tekanan yang berujung stres.

Tekanan dan stres dapat dirasakan lebih parah apabila pasangan justru playing victim dengan mengatakan: “kenapa kamu tidak bisa terima aku apa adanya?”.

Di sisi lain, jika Anda memilih untuk berpisah, risiko yang akan didapatkan adalah merasa patah hati dan sulit untuk melupakan pasangan. Namun, hal ini bersifat sementara sampai nantinya menyadari betapa berharganya diri sendiri dan menemukan pasangan pengganti yang lebih baik.

Banyak pertimbangan untuk menjalani hubungan asmara dengan pacar mesum. Apabila Anda butuh tuntutan lebih lanjut dari psikolog mengenai hal ini, tak perlu ragu untuk konsultasi melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi KlikDokter.

(NB/JKT)

Relationship

Konsultasi Dokter Terkait