Covid-19

Benarkah Kopi Berpotensi Cegah Infeksi Virus Corona?

Nesia Qurrota Ayuni, 04 Des 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Kandungan kafein pada kopi dianggap mampu menghambat protease virus corona. Apakah hal ini terbukti secara medis? Cari tahu faktanya!

Benarkah Kopi Berpotensi Cegah Infeksi Virus Corona?

Sebagai penyakit baru yang kurang lebih setahun mewabah di dunia, COVID-19 terus-menerus berkembang. Alhasil, banyak peneliti dari berbagai belahan dunia mencari-cari pengobatan yang tepat untuk mengatasinya.

Salah satu penelitian yang baru-baru ini ramai menjadi perbincangan adalah kandungan kafein pada kopi yang disinyalir mampu mencegah infeksi virus corona. 

Penelitian tersebut ditulis oleh Amin O. Elzupir dari Imam Mohammad Ibn Saud Islamic University, Arab Saudi, dan dimuat dalam Journal of Biomolecular Structure and Dynamics

Tulisan Elzupir menjadi viral setelah diunggah oleh seorang dokter di media sosial Twitter @GiaPratamaMD

“Kopi dalam dosis tertentu berpotensi mencegah Covid dengan cara menghambat proteasenya virus corona menempel pada sel kita,” tulisnya.

Melihat unggahan tersebut, warganet justru terbelah menjadi dua kubu. Ada yang menyambut baik, dan ada pula yang meragukan. Lantas, bagaimana faktanya?

Menguak Manfaat Kopi untuk Cegah Virus Corona

Dalam jurnal yang dipublikasikan Oktober lalu, Elzupir meneliti efek penghambatan protease SARS-CoV-2  (3CL pro) dengan menggunakan obat-obatan yang mengandung kafein (3CPs).

Hasilnya, tujuh dari obat yang diteliti menunjukkan hasil baik. Obat-obatan itu menampilkan afinitas pengikatan yang baik terhadap residu katalitik dari 3CL pro. Maka, virus corona pun berpotensi dapat dicegah. 

Menanggapinya, dr. Dyah Novita Anggraini mengatakan, masih perlu penelitian lanjutan atas riset tersebut. Dia juga menggarisbawahi bahwa penelitian Elzupir berfokus pada kandungan kafein; bukan pada kopi sebagaimana yang diperbincangkan sebagian warganet. 

“Bukan fokus ke kopi, karena kopi banyak jenisnya. Sedangkan yang diteliti hanya kandungan kafeinnya saja,” terang dr. Dyah Novita.  

Menurut dr. Dyah Novita, beberapa obat yang ada saat ini memang memiliki kandungan kafein di dalamnya. 

“Dan faktanya, (obat tersebut) lebih murah dibandingkan obat COVID-19 yang sudah jadi terapi di rumah sakit selama ini; seperti remdesivir, indinavir, dan lain sebagainya,” ucap dr. Dyah Novita.

Artikel Lainnya: Temuan Baru, Kefir Kolostrum Bisa Bantu Pemulihan Pasien Virus Corona?

Pembicaraan seputar kafein, kadang kala memang langsung diasosiasikan ke kopi. Yang perlu dicatat, setiap kopi memiliki kadar kafein yang berbeda-beda. 

“Karena masing-masing kopi belum tahu standar isi kafeinnya berapa miligram, yang sesuai dengan jurnal yang sudah diteliti,” papar dr. Dyah Novita. 

Pun dengan Elzupir sendiri menyebut di akhir penelitiannya bahwa dia masih menggunakan metode in silico (memakai simulasi komputer). Elzupir menambahkan, penggunaan kafein untuk pengobatan COVID-19 baru dapat direkomendasikan setelah dilakukan validasi melalui uji  in vitro, in vivo, dan uji klinis (uji langsung pada manusia). 

“Bukan fokus ke kopi. Karena kopi memiliki dosis kafein yang berbeda-beda, tergantung jenisnya. Sedangkan yang diteliti (dalam penelitian Elzupir) hanya kafeinnya saja,” terang dr. Dyah Novita.  

“Karena masing-masing kopi belum tahu dosis isi kafein di dalamnya berapa miligram, yang sesuai dengan jurnal penelitian,” sambungnya.

Menambah penjelasan, dr. Dyah Novita mengatakan beberapa obat yang ada saat ini memang memiliki kandungan kafein di dalamnya. 

Artikel Lainnya: Sebelum Parah, Hadapi Gejala COVID-19 dengan Vitamin C

“Dan faktanya, (obat tersebut) lebih murah dibandingkan obat COVID-19 yang sudah jadi terapi di rumah sakit selama ini; seperti remdesivir, indinavir, dan lain sebagainya,” ucap dr. Dyah Novita.

Pembicaraan seputar kafein, kadang kala memang langsung diasosiasikan ke kopi. Yang perlu dicatat, kafein juga dapat ditemukan dalam minuman lainnya. 

Elzupir pun menyebut di akhir penelitiannya bahwa dia masih menggunakan metode in silico (memakai simulasi komputer). Elzupir juga menegaskan, penggunaan kafein untuk pengobatan COVID-19 baru dapat direkomendasikan setelah dilakukan validasi melalui in vitro, in vivo, dan uji klinis.

Artikel Lainnya: Busui, ASI Dapat Bantu Melawan Infeksi Virus Corona

Manfaat Kafein dalam Kopi yang Telah Terbukti

Terlepas dari potensi kafein mencegah COVID-19, dalam berbagai studi, kandungan tersebut diketahui memiliki sejumlah manfaat. 

Berikut ini beberapa manfaat kafein yang telah terbukti: 

  • Membuat Suasana Hati Lebih Baik

Kafein memblokir neurotransmitter di otak, yang kemudian menyebabkan efek stimulan. Hal itu bisa meningkatkan energi, suasana hati, dan berbagai aspek fungsi otak.

  • Bantu Membakar Lemak

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kafein dapat meningkatkan laju metabolisme sebesar 3 hingga 11 persen. 

Penelitian lain menunjukkan, kafein secara khusus dapat meningkatkan pembakaran lemak sebanyak 10 persen pada orang obesitas dan 29 persen pada orang kurus.

Tetapi, ada kemungkinan efek tersebut berkurang pada peminum kopi jangka panjang.

  • Meningkatkan Kinerja Fisik

Kafein dapat meningkatkan kadar adrenalin, sehingga mengarah pada peningkatan signifikan dalam kinerja fisik seseorang. 

Meski belum terbukti dapat mencegah virus corona, kafein tetap dapat memberikan beragam manfaat bagi kesehatan. Apabila Anda tertarik dengan manfaat kafein tersebut, konsumsilah dalam jumlah yang tepat. 

Untuk tahu lebih lanjut mengenai kafein, kopi, atau cara mencegah virus corona, Anda dapat berkonsultasi kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau dengan mengunduh aplikasi KlikDokter.

(NB/JKT)

kopi

Konsultasi Dokter Terkait