Covid-19

Ini Alasan Pemberian Vaksin Virus Corona Tak Cukup Sekali

Ayu Maharani, 13 Okt 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Vaksin virus corona rencananya akan diedarkan akhir tahun 2020. Vaksin tersebut butuh disuntik lebih dari satu kali untuk mendapatkan manfaat optimalnya. Ini alasannya.

Ini Alasan Pemberian Vaksin Virus Corona Tak Cukup Sekali

Vaksin virus corona tiba di Indonesia pada November mendatang. Kabar ini seperti angin segar, mengingat pandemi COVID-19 di Tanah Air ini terus bertambah setiap hari.

Rencananya vaksin coronavirus tersebut tak cuma diberikan sekali, tetapi dua kali dengan jeda waktu tertentu. Apa alasannya? Apakah virus SARS-CoV-2 begitu hebatnya sehingga butuh vaksin lebih dari satu kali?

Pemberian Vaksin Lebih dari Sekali Bukan Hal Baru

Faktanya, pemberian vaksin lebih dari sekali bukanlah hal yang baru dalam dunia medis. Hal itu pun disetujui oleh dr. Sara Elise Wijono, MRes.

“Kalau untuk dosis pemberian vaksin COVID-19 yang sampai beberapa kali, sebenarnya kalau kita lihat, rata-rata dosis vaksin itu ada juga kok yang beberapa kali. Tujuannya memang untuk pembentukan kekebalan tubuh yang lebih baik,” kata dr. Sara.

“Untuk vaksin yang diberikan saat dewasa, biasanya dosis beberapa kalinya itu sudah dilakukan saat masa anak-anak. Ketika diberikan lagi saat dewasa, itu jadi booster. Biasanya kalau booster itu dosis satu kali untuk jangka waktu tertentu,” sambungnya.

Contoh, vaksin hepatitis B kepada bayi diberikan sebanyak 4 kali, yaitu beberapa jam setelah si kecil lahir dan dilanjutkan pada usia 2, 3, 4 bulan.

Sedangkan, untuk vaksin MMR pada orang dewasa biasa diberikan 1 sampai 2 dosis dengan jeda minimal 28 hari.

Dengan demikian, Anda tidak perlu khawatir dengan pemberian vaksin virus corona yang butuh beberapa kali suntikan dengan jeda waktu tertentu.

Hal ini dilakukan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh sehingga risiko komplikasi saat terpapar virus mematikan itu dapat diminimalkan.

Artikel Lainnya: Ini Rencana Vaksinasi Virus Corona di Indonesia

Apa Efeknya Jika Vaksin COVID-19 Hanya Diberikan Sekali?

Dilansir CNN, beberapa perusahaan farmasi besar telah memberikan dua dosis di masa uji coba klinis vaksin virus corona. Dua di antaranya adalah Moderna dan Pfizer.

Sebanyak 30 ribu sukarelawan masing-masing mendapatkan dua dosis vaksin. Moderna sendiri memberikan jeda pemberian selama 28 hari, sedangkan Pfizer 21 hari.

Kemungkinan besar seseorang butuh setidaknya dua dosis vaksin dengan selang beberapa waktu dari saat pertama kali diberikan. Tujuannya adalah untuk membuat tubuh menghasilkan antibodi yang dapat melindungi dari infeksi virus.

Sejumlah ahli pun menyarankan vaksinasi berkala bisa dilakukan secara rutin sebagai penguat (booster).

Seperti yang sempat disinggung di atas, pemberian setidaknya dua dosis vaksin corona yang telah dirancang produsennya.

Lantas, apa jadinya jika pemberian vaksin virus corona hanya diberikan satu kali saja? Apakah kekebalan terhadap virus corona langsung hilang?

“Bisa jadi kekebalan tubuh dari orang tersebut tidak terbentuk maksimal,” tegas dr. Sara.

 

Artikel Lainnya: Kenapa Ada Orang yang Dapat Prioritas Vaksin Virus Corona?

Apakah Vaksinasi COVID-19 Dapat Mengakhiri Pandemi?

Penemuan vaksin dianggap dapat mengakhiri sebuah pandemi. Sayangnya, para ahli tidak sependapat dengan hal tersebut.

Dilansir Web MD, pandangan yang berbeda itu disampaikan oleh ahli penyakit menular dan imunologi di Harvard T.H. Chan School of Public Health, Barry Bloom, Ph.D. Menurutnya, gagasan bahwa vaksin akan mengakhiri pandemi tidaklah realistis.

“Pertama, jumlah vaksin tidak sebanding dengan jumlah orang yang membutuhkan. Kedua, bagi mereka yang mendapatkannya, vaksin mungkin hanya menawarkan perlindungan parsial dari virus,” ujar Bloom.

“Saya khawatir tentang ketersediaan yang tidak lengkap, perlindungan yang tidak lengkap, dan keengganan sebagian negara untuk divaksinasi,” lanjutnya.

Hal senada juga dikatakan oleh ahli imunitas dan vaksin di Mayo Clinic di Rochester, New York, Amerika Serikat, Gregory Poland, MD. Ia mengingatkan kita untuk tidak boleh lupa dengan kasus infeksi ulang COVID-19.

“Kami masih belum tahu seberapa umum kasus infeksi ulang. Tetapi kondisi tersebut menunjukkan bahwa beberapa orang mungkin memerlukan dosis penguat vaksin. Ini mirip dengan pemberian vaksin flu musiman setiap tahun,” ucapnya kepada media.

Terlepas dari bagaimana para ahli menentukan dosis vaksin virus corona nantinya, sebagai masyarakat kita hanya bisa berharap yang terbaik.

Semoga saja tidak ada kendala dalam penyebaran vaksin, sehingga angka infeksi dan kematian akibat COVID-19 bisa berkurang drastis.

Bila masih ada pertanyaan seputar virus corona ataupun vaksinasi penyakit lainnya, jangan sungkan untuk konsultasi lebih lanjut pada dokter melalui LiveChat 24 jam atau dengan mengunduh aplikasi Klikdokter.

(NB/AYU)

virus corona

Konsultasi Dokter Terkait