Kesehatan Umum

Drunkorexia, Ketika Alkohol Lebih Penting daripada Makanan

Tamara Anastasia, 18 Agt 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Lebih pilih minum alkohol daripada mengonsumsi makanan? Awas, bisa jadi itu merupakan tanda dari gangguan drunkorexia. Kenali gejalanya dan atasi sekarang juga!

Drunkorexia, Ketika Alkohol Lebih Penting daripada Makanan

Beberapa orang tidak bisa menjalani hari tanpa mengonsumsi minuman beralkohol. Bukan tidak mungkin, mereka lebih memprioritaskan minum alkohol ketimbang mengonsumsi makanan. Jangan-jangan, Anda salah satu yang mengalami hal tersebut?

Waspada, lebih memilih alkohol daripada mengonsumsi makanan tergolong sebagai gangguan yang dikenal dengan istilah drunkorexia.

Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita, meski tak menutup kemungkinan juga bisa dialami pria.

Bila dibiarkan, gangguan makan ini dapat menyebabkan dampak merugikan bagi kesehatan tubuh. Kenali dulu gejalanya dan segera atasi sebelum terlambat!

Mengenal Drunkorexia Lebih Dekat

Drunkorexia adalah gangguan makan yang bisa membuat penderitanya rela tidak makan asalkan bisa mengonsumsi minuman beralkohol.

Menurut penjelasan dr. Devia Irine Putri, drunkorexia bisa berpengaruh sangat buruk bagi kesehatan manusia. Penyebabnya pun bermacam-macam, ada yang memang karena sudah kecanduan alkohol, faktor berat badan, dan kondisi psikologis.

Gangguan makan ini juga dikaitkan dengan faktor psikologis. Misalnya, masalah ketakutan, kekhawatiran, atau anxiety.

Miriam Eisenberg Colman, PhD, ilmuwan di Fors Marsh Group, Amerika Serikat, mengatakan istilah drunkorexia juga sering berkaitan pada ketakutan seseorang terhadap kenaikan berat badan.

“Misalnya, Anda lapar, tapi tidak mau badan jadi gemuk. Karena suka konsumsi alkohol, minuman ini jadi pengganti dari makanan. Anda anggap konsumsi alkohol tidak membuat tubuh gemuk. Bisa juga Anda sudah terbiasa menganggap minuman ini lebih menyenangkan dari konsumsi makanan,” ujar dr. Devia.

Wanita Lebih Berisiko Alami Drunkorexia

Dalam penelitian yang dilakukan Miriam Eisenberg Colman, ditemukan wanita cenderung mengurangi makanan sebelum mengonsumsi alkohol. Kebiasaan ini lebih jarang ditemukan pada pria.

Sepertiga mahasiswa yang menjadi objek penelitian Eisenberg mengatakan mereka melakukan kebiasaan tersebut untuk mengimbangi jumlah  kalori yang masuk ke tubuh.

Secara khusus, tim riset Eisenberg mengatakan wanita dengan tubuh kurus lebih menarik pria secara seksual ketimbang wanita dengan badan berisi.

Hal itu dapat mencerminkan adanya tekanan gender terhadap stigma perempuan bertubuh kurus.

Pernyataan tersebut juga disetujui oleh dr. Devia. Menurutnya, keinginan untuk memiliki tubuh kurus dan diet merupakan salah satu alasan seseorang bisa mengalami drunkorexia.

“Karena kebutuhan, tidak sedikit wanita yang memilih minum alkohol. Namun, ini bukan berarti pria sepenuhnya terhindar dari drunkorexia. Karena keduanya sama-sama punya kemungkinan untuk mengalami kondisi tersebut, terlepas dari alasannya,” kata dr. Devia.

Artikel Lainnya: Tidak Minum Alkohol Tapi Hasil Tes Positif, Kok Bisa?

Efek Buruk Drunkorexia bagi Kesehatan

Sebuah studi tahun 2009 menemukan, orang yang membatasi kalori sebelum minum alkohol memiliki kecenderungan untuk mabuk.

Sedangkan wanita yang membatasi makanan sebelum minum alkohol lebih mungkin kehilangan ingatan saat mabuk, melakukan hubungan seks tanpa kondom, dan berisiko lebih besar untuk terluka atau dilecehkan secara seksual.

Tidak hanya itu, ada pula dampak buruk lain yang bisa terjadi akibat drunkorexia. Disebutkan oleh dr. Devia, berikut penjelasannya:

  • Pengidap drunkorexia lebih mungkin memiliki perilaku yang buruk. Ini karena terdapat beberapa kandungan dalam alkohol yang memengaruhi sistem kerja otak.

Misalnya, salah dalam pengambilan keputusan, perilaku makan tidak sehat, perilaku kriminal, sulit konsentrasi, dan sebagainya.

  • Alkohol yang dicerna dalam tubuh bisa memengaruhi gizi sehari-hari. Jika perut terus diisi dengan minuman beralkohol, kekurangan nutrisi (malnutrisi) bisa saja terjadi.
  • Munculnya gangguan-gangguan pada organ tubuh, seperti ginjal dan hati. Jika tidak diatasi dengan benar, kematian bisa saja terjadi.
  • Minum alkohol secara berlebihan juga bisa merusak lambung, jantung, dan otak. Kondisi ini bisa menyebabkan dampak yang sangat berbahaya, bahkan bisa meningkatkan risiko kematian.
  • Muncul gangguan kecemasan akibat sulit tidur, sulit konsentrasi, dan sebagainya. Kecemasan yang berlebihan bisa membuat seseorang depresi.

Artikel Lainnya: Berapa Batas Aman Konsumsi Alkohol?

Cara Tepat Mengatasi Drunkorexia

Berdasarkan penuturan dr. Devia, mengontrol diri adalah cara utama yang bisa dilakukan untuk mengatasi drunkorexia. Memilih makanan bernutrisi, seperti buah dan sayur juga bisa jadi cara lain untuk terbebas dari gangguan makan ini.

Selain itu, agar drunkorexia tidak melulu kambuh, penderita disarankan untuk melakukan aktivitas fisik. Misalnya, berolahraga secara rutin dan teratur.

Faktanya, aktivitas fisik yang menyehatkan bisa mendistraksi keinginan untuk mengonsumsi minuman beralkohol.

Cara terakhir untuk sepenuhnya terbebas dari drunkorexia adalah dengan meminta bantuan teman atau keluarga untuk membantu mengingatkan agar penderita tidak minum alkohol terlalu banyak.

“Jika cara di atas gagal, penderita drunkorexia bisa pergi ke psikolog untuk mengobatinya. Biasanya, penderita akan diberikan terapi agar keinginan minum alkohol dapat berkurang,” tutup dr.Devia.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai drunkorexia, bahaya kecanduan alkohol, atau masalah kesehatan lainnya? Tanyakan saja pada dokter melalui LiveChat 24 jam di aplikasi Klikdokter.

(NB/AYU)

Gangguan Makan

Konsultasi Dokter Terkait