Relationship

Mau Berpacaran Lagi? Hati-hati Lakukan Rebound Relationship

Tamara Anastasia, 28 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Belum pulih dari sakit hati, malah menjalin hubungan dengan orang baru agar cepat move on. Awas, bisa jadi Anda sedang menjalani hubungan rebound

Mau Berpacaran Lagi? Hati-hati Lakukan Rebound Relationship

Patah hati, siapa yang tak pernah merasakan? Berakhirnya sebuah hubungan memang bisa meninggalkan luka yang sangat dalam bagi yang mengalaminya. Sebagai gantinya, Anda justru berusaha untuk mencari pasangan baru guna menyembuhkan luka lama. Namun harus waspada, rebound relationship bisa terjadi pada masa seperti ini. 

Apa itu Rebound Relationship? 

Berdasarkan pengertian dari Psychology Today, rebound relationship adalah hubungan yang terjadi ketika Anda baru saja putus dan belum benar-benar pulih (move on) dari patah hati di hubungan sebelumnya. 

Dalam bahasa sehari-hari, hubungan rebound bisa disebut sebagai pelampiasan. 

Umumnya, hubungan yang terbentuk dari rebound relationship tidak berlandaskan cinta, melainkan didasari oleh pelampiasan untuk mengobati rasa sakit hati dari hubungan terdahulunya. 

Meski begitu, menurut  Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, rebound relationship tidak sepenuhnya buruk dan menimbulkan efek negatif, lho.

Rebound relationship umumnya dilakukan oleh seseorang yang ingin melampiaskan atau mencari pelarian atas rasa sakit hatinya. Namun, rebound relationship juga tidak selamanya buruk, karena ini bisa jadi jalan Anda menemukan orang yang memang cocok dan sejalan dengan Anda,” ujar Ikhsan. 

“Kalau nantinya orang baru ini bisa memberikan rasa nyaman, hubungan yang sebelumnya dikatakan rebound relationship ini bisa jadi cara untuk move on dan menemukan pasangan yang benar-benar baik untuk Anda,” tambahnya. 

Mengapa Hubungan Rebound Bisa Dilakukan?

Ketika Anda sudah menghabiskan banyak waktu dengan pasangan, pasti butuh waktu untuk menyesuaikan diri saat Anda sudah tidak lagi bersama orang tersebut. 

Rasa sepi dan rindu dengan orang yang dulu alias mantan, seringkali muncul serta membuat Anda jadi bersedih. 

Menurut beberapa penelitian, ketika memiliki pasangan baru dalam hidup, banyak yang percaya bahwa ini bisa membuat mereka jadi lebih tenang dan cepat move on

Padahal, kenyataannya tidak semua orang bisa secepat itu membuka hati untuk orang lain. Nah, hal inilah yang nantinya dikhawatirkan dapat menimbulkan rebound relationship.

“Ekspektasi yang kurang terhadap orang baru, bisa jadi alasan lainnya mengapa rebound relationship muncul. Misalnya, ketika seseorang sudah mulai tertarik dengan A, tapi setelah menjalani masa PDKT, orang itu sadar bahwa A bukan pasangannya yang terdahulu. Sehingga rebound relationship terjadi di sini,” kata Ikhsan. 

Artikel Lainnya: Waspadai 5 Tanda Anda Mengalami Patah Hati yang Parah

Tanda-Tanda Anda Alami Hubungan Rebound

Anda mungkin tidak menyadari saat sedang berada atau terjebak di dalam ini. Namun, beberapa ciri di bawah ini bisa jadi tanda Anda sedang dalam rebound relationship: 

  • Anda Masih Sering Membicarakan Mantan Kekasih 

Secara tidak sadar, Anda mungkin selalu membahas topik tentang mantan pada gebetan baru. Mulai dari proses PDKT, pacaran, hingga putus, Anda masih antusias membahasnya dengan gebetan baru. 

Jika hal ini terjadi pada diri Anda, ini bisa jadi tanda awal belum move on dan hanya menjadikan gebetan baru sebagai pelampiasan. 

  • Tidak Mau Melangkah ke Hubungan yang Serius 

Sudah PDKT lama, tapi, kok, belum jadian juga? Nah, ini bisa jadi tanda lainnya Anda masuk dalam hubungan rebound.

Karena masih terbayang-bayang dengan wajah mantan, Anda jadi sulit membuka hati untuk orang lain. 

Alhasil, hubungan Anda dengan gebetan jadi menggantung dan tidak ada kejelasan.

  • Menghubungi Hanya Ketika Kesepian 

“Saat merasa sepi, Anda langsung hubungi orang baru tersebut. Tapi, ketika Anda sedang senang dan tidak galau, Anda jadi lupa dengan orang tersebut. Jika ini sering Anda lakukan, maka selamat, Anda sedang terjebak dalam rebound relationship. Dan apabila kebiasaan ini terus dilakukan, tidak heran jika orang tersebut menganggap Anda kurang ajar,” ujar Ikhsan.

  • Ingin Memamerkan Pasangan Baru Pada Mantan 

Biasanya, orang yang terjebak dalam hubungan rebound memang belum sepenuhnya move on dari sang mantan. Sehingga keinginan untuk balas dendam pun bisa muncul kapan saja. 

Update pasangan baru di media sosial dengan tujuan ‘pamer’ ke mantan, bisa jadi tanda lain kalau Anda sedang menjalani rebound relationship

  • Tidak Dibawa ke Lingkungan Pertemanan 

Karena hubungan yang sekarang Anda jalani tidak dianggap serius, Anda pun jadi enggan untuk membawa pasangan ke lingkungan pertemanan. 

Bahkan, tidak sedikit orang yang terjebak dalam rebound relationship, memilih menghabiskan waktu dengan teman-temannya, ketimbang dengan pasangannya sendiri. 

Artikel Lainnya: Ini yang Perlu Anda Tahu tentang Sindrom Patah Hati

Masalah yang Mungkin Muncul Saat Berada Dalam Hubungan Rebound

Menurut Ikhsan, ketika Anda masuk dalam rebound relationship, maka ini bisa menimbulkan rasa kecewa dan merusak kepercayaan dalam suatu hubungan. 

Perasaan negatif dan emosi akan hubungan yang lama juga bisa terbawa, sehingga  hubungan Anda dengan pasangan baru bisa masuk dalam kategori ‘toxic relationship

Selain itu, jika Anda adalah pelaku rebound relationship, akan ada dampak yang bisa dirasakan oleh pasangan baru, seperti berikut ini. 

  • Merasa takut mendapat penolakan. 
  • Punya trust issue pada hubungan selanjutnya.
  • Terlalu bergantung pada diri Anda. 
  • Merasa cintanya tidak terbalaskan. 
  • Merasa kehilangan percaya diri untuk memulai kembali hubungan yang baru.

Tidak hanya pada pasangan, dampak dari rebound relationship juga bisa dirasakan oleh pelakunya, seperti: 

  • Punya ketergantungan pada orang lain untuk dijadikan pelarian. 
  • Berkurangnya rasa empati pada orang lain (dalam kasus ini, berarti pasangan baru atau gebetan baru Anda, ya).
  • Masih menyimpan rasa sakit hati akan hubungan yang terdahulu, akibatnya Anda jadi memainkan perasaan orang lain. 
  • Punya perasaan bersalah pada pasangan baru karena Anda masih menyimpan rasa dengan mantan kekasih.

Apakah Hubungan Rebound Ini Bisa Berhasil?

Seperti yang dikatakan di awal, tak semua hubungan rebound relationship itu buruk. Rebound relationship bisa berhasil apabila Anda benar-benar memiliki tujuan untuk move on dan bukan untuk pelampiasan. 

“Kalau sudah move on, biasanya orang tersebut sudah bisa menerima apa yang telah terjadi di hubungan yang sebelumnya. Tapi, kalau melarikan diri itu, kan, belum bisa menerima, ya. Makanya masih ada emotional yang tertinggal,” pungkas Ikhsan. 

“Jika memang pada saat menjalin hubungan dia mendapatkan rasa nyaman, rasa kasih sayang, rasa aman juga, serta kebutuhannya terpenuhi, bisa jadi akan bertahan dan rebound relationship itu berhasil,” sambung Ikhsan. 

Sebagai penutup, Ikhsan punya saran buat Anda yang patah hati dan berniat menjalin hubungan baru. Sebelum Anda memulai hubungan yang baru, ada baiknya Anda mengikhlaskan hubungan yang sebelumnya. 

Ini guna mencegah rebound relationship terjadi, dan meminimalisir kemungkinan orang lain untuk patah hati dan punya trauma saat menjalin hubungan baru. Bagaimana? Bisa diterima? 

Jika masih ada yang ingin ditanyakan mengenai patah hati atau hubungan rebound, Anda bisa konsultasi langsung ke psikolog. Untuk lebih mudahnya, konsultasi lewat fitur LiveChat di aplikasi KlikDokter

(OVI/AYU)

Relationship

Konsultasi Dokter Terkait