Covid-19

Akibat Pasien Virus Corona Tidak Jujur, Tenaga Medis Ikut Terinfeksi!

Krisna Octavianus Dwiputra, 19 Apr 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Tidak jujur saat diperiksa terkait virus corona, imbasnya berbahaya, lho. Akibat pasien tak jujur, tenaga medis jadi bisa ikut terinfeksi.

Akibat Pasien Virus Corona Tidak Jujur, Tenaga Medis Ikut Terinfeksi!

Ada-ada saja kalau membicarakan virus corona. Terbaru, ada orang yang tak jujur saat diperiksa terkait COVID-19 sehingga menyebabkan tenaga medis ikut tertular. Sebaiknya, hal ini jangan sampai terjadi lagi!

Kabar ini membuat geram banyak pihak. Pasalnya, kalau tak jujur, yang kena imbasnya adalah tenaga medis yang notabenenya adalah harapan kita semua dalam meredam kasus coronavirus.

Kasus Tenaga Medis Tertular dari Pasien karena Tidak Jujur

Setidaknya ada beberapa kasus ketidakjujuran saat pemeriksaan COVID-19. Hal ini akhirnya berdampak pada tenaga medis yang juga ikut tertular akibat tak jujur dalam menceritakan riwayat mereka.

Ini terjadi di Kabupaten Pelalawan, Riau. AS, seorang tenaga medis di salah satu rumah sakit di Pelalawan, positif virus corona. Melansir Kompas, AS tertular setelah mengobati dua orang pasien positif coronavirus.

Setelah dilakukan penelusuran, dua pasien yang dirawat AS ternyata berbohong soal riwayat perjalanannya. 

AS yang bertugas di salah satu rumah sakit di Pelalawan sempat melayani dua pasien positif COVID-19, RBT dan JG, sebelum keduanya dibawa ke RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru.

Hanya saja, pada saat dimintai keterangan terkait aktivitas sebelum adanya gejala sakit, RBT dan JG mengaku tidak punya riwayat perjalanan dari Jakarta. 

Artikel Lainnya: Perhatikan, Ini 5 Gejala Virus Corona yang Tidak Biasa

Ini membuat petugas kesehatan, termasuk AS, melayani pasien dengan protokol standar atau bukan protokol penanganan pasien COVID-19. Imbasnya, AS ikut tertular.

Contoh kasus lainnya terjadi di Salatiga. Akibat seorang pasien yang tidak jujur, tujuh tenaga kesehatan harus menjalani karantina.

Tindakan ini diambil sebagai bentuk antisipasi setelah ketujuh tenaga kesehatan tersebut sebelumnya sempat menangani seorang pasien dengan riwayat perjalanan dari Italia. Lalu, belakangan terkonfirmasi positif COVID-19.

Dilansir dari Republika, Walikota Salatiga, Yulianto menjelaskan bahwa pada saat pemeriksaan kesehatan awal, pasien yang bersangkutan tidak memberikan informasi yang benar. 

Terbaru, 46 tenaga kesehatan di RSUP Dr. Kariadi Semarang dinyatakan positif corona karena ulah bohong salah satu pasien. Kabar ini sangat mencengangkan dan membuat publik gempar sekaligus geram.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, bahkan sampai harus memberikan imbauan untuk semua orang agar tidak berbohong saat diperiksa terkait virus corona.

Apa Penyebab Seorang Pasien Tidak Jujur?

Pasien yang tak jujur terkait virus corona tentu sangat merugikan. Apalagi yang terkena malah tenaga medis yang seharusnya membantu penanganan pandemi ini.

Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, ada beberapa alasan orang tak jujur saat diperiksa terkait COVID-19. Bisa jadi mereka stres dan takut dikucilkan.

"Sebenarnya, itu adalah perasaan tertekan dan stres. Ini karena orang tersebut punya riwayat perjalanan, harusnya menjadi ODP atau PDP. 

Bisa jadi kalau mereka jujur, orang itu dikarantina atau tidak diperbolehkan pulang. Jadi, daripada dikarantina dan identitas diketahui orang-orang lalu dikucilkan, mending bohong saja," ungkap Ikhsan.

"Ini dilakukan biasanya untuk memenuhi kebutuhan rasa aman dan mementingkan dirinya sendiri. Ketika dia stres dan cemas, orang biasanya bingung mengatasinya. Jadi, pilih jalan pintas untuk bohong," jelas Ikhsan saat dihubungi KlikDokter.

Artikel Lainnya: Waspada! WHO Peringatkan Adanya Peredaran Obat Virus Corona Palsu!

Apa Dampak dari Pasien Virus Corona yang Tidak Jujur?

Dampaknya jelas nyata, yaitu jadi malah menulari orang lain. Hal seperti ini seharusnya tidak terulang lagi, mengingat COVID-19 semakin hari kian sulit diatasi.

Selain itu, ini sangat menyusahkan pemerintah dan pihak terkait untuk melakukan contact tracking. Ini sedang dialami oleh pemerintah Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Dinas kesehatan di sana melakukan tracing terhadap riwayat kontak pasien positif virus corona asal Kabupaten Grobogan. Pasien yang sempat tidak jujur saat dimintai keterangan petugas ini ternyata juga sempat singgah di beberapa lokasi di Sragen.

Pihak Dinas Kesehatan Sragen kini mengaku sulit memantau seluruh rombongan hajatan yang datang bersama pasien positif virus corona pada Sabtu (14/3) lalu. 

Apa Saja yang Harus Diungkapkan kepada Dokter saat Periksa Corona?

Nah, kalau Anda diperiksa terkait virus corona, sebaiknya memang harus jujur. Jangan sampai ada dusta di antara Anda dan petugas kesehatan.

Terkait ini, ada beberapa hal yang harus Anda ceritakan kepada dokter. Menurut dr. Devia Irine Putri, paling utama adalah keluhan dan sudah pergi ke mana saja.

"Yang pasti selain keluhannya (demam, batuk, sakit tenggorokan, sesak napas), harus jujur juga tentang munculnya sejak kapan, plus habis bepergian atau tidak dalam 14 hari terakhir dari dalam negeri (khususnya yang zona merah) dan dari luar negeri," kata dr. Devia Irine.

"Lalu, ada kontak atau tidak sama keluarga atau orang yang memang positif COVID-19. Ada penyakit penyerta juga atau tidak, misalnya diabetes dan penyakit jantung. Ini karena bisa jadi comorbid atau hal yang memperparah perjalanan penyakitnya," lanjutnya.

Jadi, jangan sampai ada yang bohong lagi kalau diperiksa terkait virus corona, ya. Beritahu yang benar, karena kalau Anda bohong yang terkena imbasnya adalah tenaga kesehatan.

Tanyakan lebih detail seputar virus corona pada dokter via Tanya Dokter online, dan cari tahu informasi penting seputar kesehatan dari aplikasi KlikDokter.

(FR/AYU)

virus coronaPenyakit Menular

Konsultasi Dokter Terkait