Diabetes

Misteri Penyakit Tak Kasatmata Alias Invisible Illness

dr. Reza Fahlevi, 23 Feb 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Ada dua jenis penyakit, yaitu penyakit kasatmata dan penyakit tak kasatmata alias invisible illness. Mari pahami invisible illness ini secara mendalam.

Misteri Penyakit Tak Kasatmata Alias Invisible Illness

Ada dua jenis penyakit, yaitu penyakit kasatmata dan penyakit tak kasat mata alias invisible illness. Sederhananya, invisible illness adalah tak menampakkan tanda apa pun, sulit dikenali oleh orang-orang di sekitarnya.

Penyakit kasatmata adalah penyakit yang bisa dilihat oleh pancaindra. Misalnya, terlihat adanya suatu kecacatan fisik, kecacatan fungsi (disabilitas), atau penyakit-penyakit yang menunjukkan manifestasi klinis pada tubuh. Ini bisa dengan mudah dikenali.

Invisible Illness, Penyakit Seperti Apa Itu?

Sementara itu, penyakit tak kasatmata (invisible illness atau invisible disease) adalah jenis penyakit yang tidak memiliki penampakan klinis secara fisik. Hal ini membuat sulit dikenali oleh orang-orang di sekitar.

Beberapa jenis penyakit yang dikategorikan ke dalam invisible illness antara lain: penyakit mental, penyakit hormonal seperti diabetes, epilepsi, fibromialgia, penyakit autoimun atau penyakit kronis yang berhubungan dengan imun, dan masih banyak lagi.

Beda dengan invisible illness yang mudah dikenali sehingga orang-orang di sekitar bisa dengan mudah memahaminya, invisible illness masih mendapatkan stigma negatif dan pemahaman yang salah. Inilah tantangan bagi orang-orang dengan invisible illness.

Hal-Hal yang Perlu Dipahami tentang Invisible Illness

Ada survei yang menyatakan sebenarnya orang-orang dengan invisible illness ingin orang lain mengerti akan kondisi yang mereka hadapi.

Untuk itu, mari pahami tentang kondisi dan efek invisible illness dengan kehidupan sehari-hari penderita,  untuk menghindari persepsi yang salah.

  1. Penyakit Invisible adalah Penyakit yang Nyata

Ketika terlihat jelas seseorang tampak sakit atau memperlihatkan disabilitas, orang-orang akan langsung percaya, menerima, dan simpati.

Ketika seseorang menjelaskan bahwa dirinya memiliki penyakit yang dari segi fisik tampak sehat-sehat saja, orang bisa menanggapinya dengan skeptis, meragukan, atau malah menghakimi.

Padahal, meskipun gangguan kesehatan yang dialami tak kasatmata, penyakit ini benar-benar nyata.

Walaupun tidak terlihat secara fisik,  perlu diketahui pada invisible illness terdapat gangguan pada fungsi tubuh, baik gangguan hormonal, metabolik, neurotransmiter, enzim, imunitas, sel, maupun jaringan tubuh.

Sebagian penyakit invisible dapat dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium, misalnya gangguan hormonal.

Namun, sebagian penyakit lainnya bahkan tidak bisa terdeteksi oleh pemeriksaan apa pun, melainkan gejala klinis misalnya penyakit mental atau gangguan kejiwaan.

Artikel lainnya: 12 Jenis Diabetes Melitus yang Mungkin Mengintai Anda

  1. Pengidap Invisible Illness Sulit Mendapatkan Akomodasi yang Layak

Bila Anda bepergian dengan moda transportasi umum, biasanya ada tempat khusus untuk ibu hamil, lansia, atau penyandang disabilitas.

Nah, beberapa jenis invisible illness sebenarnya butuh prioritas tempat, akibat kondisi tubuh yang lemah, nyeri, atau butuh tempat untuk minum obat rutin.

Sayangnya, itu sulit didapat karena penderita tidak tampak sakit, sehingga sering dianggap sehat. Padahal, beberapa penyakit butuh fasilitas khusus.

Misalnya, orang dengan penyakit diabetes yang perlu tempat untuk menyuntikkan insulin bila bepergian dalam waktu yang lama atau jarak tempuh yang jauh.

Contoh lain adalah orang dengan fibromialgia yang akan merasakan nyeri jika terlalu lama melakukan aktivitas fisik.

  1. Orang-Orang dengan Invisible Illness Sering Dianggap Pemalas 

Orang-orang dengan invisible illness merasakan badan lemas atau nyeri yang butuh energi dan usaha yang besar untuk melakukan hal-hal yang mungkin terlihat mudah bagi orang biasa.

Selain itu, mereka yang hidup dengan invisible illness juga kerap tidak memiliki stamina yang baik dalam melakukan pekerjaan dalam waktu lama, dan butuh istirahat lebih banyak.

Namun, yang sering terjadi adalah, banyak orang yang menganggap penderita invisible illness adalah orang yang pemalas, walau sebetulnya mereka tak bermaksud untuk bermalas-malasan.

Seringnya, orang-orang dengan penyakit invisible enggan mengungkapkan tentang penyakitnya ke atasannya di tempat kerja. Ini karena takut tak diterima saat seleksi masuk.

Bahkan, khawatir akan dikeluarkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja karena akan dianggap sebagai beban atau dianggap tidak produktif.

Artikel lainnya: 8 Hal Pemicu Kejang pada Penderita Epilepsi

  1. Invisible Illness Tidak Mudah Diprediksi

Beberapa jenis invisible illness tidak mudah diprediksi. Ada kalanya gejala menunjukkan perbaikan, sehingga penderitanya memiliki energi dan suasana hati yang baik.

Namun, bukan berarti bahwa orang tersebut sembuh. Ada kalanya juga saat penyakit kambuh, penderitanya akan merasa lemas, kurang energi.

Bahkan, bisa terjadi perubahan mood drastis. Bahkan, dalam kondisi berat, diperlukan perawatan di rumah sakit.

Itulah alasan mengapa orang-orang di sekitar, seperti keluarga, teman, dan rekan kerja perlu memahami penyakit dan memaklumi kondisi yang tidak dapat diprediksi tersebut.

Artikel lainnya: 5 Hal yang Mengganggu Kesehatan Mental Anda

  1. Adanya Stigma yang Menyulitkan Pengobatan yang Efektif

Sebagian besar orang dengan invisible illness perlu pengobatan dari dokter spesialis dan subspesialis.

Namun, terkadang adanya stigma dan ketidaktahuan dalam tentang penyakit tersebut membuat masyarakat menyarankan berbagai pengobatan alternatif.

Misalnya, mengandalkan pengobatan herbal, berobat ke dukun, atau ruqyah karena gejala dianggap sebagai sesuatu yang gaib.

Biasanya, bila cara-cara nonmedis tersebut tidak menunjukkan hasil, barulah penderita berobat ke dokter, yang umumnya sudah dalam kondisi yang berat beserta segala komplikasinya. Penyakit pun jadi makin sulit untuk ditangani.

Padahal, mungkin jika penyakit terdeteksi dini, pengobatan bisa segera dilakukan dan berbagai komplikasi berbahaya bisa dihindari. Kualitas hidup penderita pun juga bisa terjaga atau bahkan lebih baik.

Setelah membaca artikel ini, diharapkan pemahaman akan invisible illness meningkat dan lebih bisa bersimpati terhadap kondisi penyakit. Butuh pemahaman lebih mendalam? Manfaatkan fitur LiveChat di aplikasi KlikDokter untuk menanyakannya langsung ke dokter.

(RN/AYU) 

DiabetesEpilepsipenyakit autoimunInvisible Illness

Konsultasi Dokter Terkait