Kanker

Tumor Otak Menjadi Kanker Otak, Bagaimana Mengetahuinya?

dr. Sepriani Timurtini Limbong, 13 Des 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sebelum divonis kanker, anggota grup Roxette, Marie Fredriksson didiagnosis terkena tumor otak. Bagaimana bisa berkembang menjadi penyakit ganas ini, ya?

Tumor Otak Menjadi Kanker Otak, Bagaimana Mengetahuinya?

Dunia musik berkabung setelah kabar meninggalnya vokalis grup duo Roxette, Marie Fredriksson. Penyanyi kelahiran Swedia ini meninggal karena penyakit kanker otak yang dideritanya sejak 17 tahun yang lalu. Sebelumnya, Marie telah  melalui serangkaian pengobatan, mulai dari pembedahan hingga kemoterapi. 

Setelah melakukan pengobatan tersebut, Marie sempat dinyatakan sembuh. Akan tetapi, keganasan penyakit kembali muncul beberapa tahun belakangan dan komplikasinya merenggut nyawa penyanyi yang melejit dengan lagu It Must Have Been Love ini. 

Mengenal Tumor Otak 

Tumor otak adalah gabungan penyakit yang ditandai dengan tumbuhnya jaringan abnormal di otak. Ada banyak jenis tumor otak. Beberapa di antaranya bersifat jinak, ada pula yang ganas. 

Dari asal jaringannya, tumor otak dapat berasal dari sel otak itu sendiri (tumor otak primer). Ada juga yang merupakan penyebaran dari kanker organ lain (metastasis atau tumor otak sekunder). 

Artikel menarik: 8 Tanda Tumor Otak Mengintai Anda

Karakteristik tiap jenis tumor otak berbeda-beda. Namun, secara umum tumor jinak lebih lambat perkembangannya dan tidak menyebar ke organ tubuh lainnya. Tumor jinak biasanya berasal dari sel jaringan otak itu sendiri. Contohnya meningioma dan neuroma akustik. 

Berbeda dengan tumor jinak, tumor ganas di otak sifatnya cepat membesar dan dapat menyebar ke jaringan lain di sekitarnya. Bahkan ke organ tubuh lain yang letaknya jauh. Penyebaran tersebut terjadi melalui aliran darah atau pembuluh limfe. Kondisi ini disebut metastasis. 

Tumor bisa berkembang menjadi lebih berat apabila ukurannya bertambah besar. Lalu, menekan bagian otak lainnya atau sel tumor tersebut melepaskan hormon tertentu yang mengganggu fungsi tubuh. Hal ini terjadi karena sel tumor akan membentuk sistem pembuluh darahnya sendiri (angiogenesis).

Pembuluh darah ini akan memberikan nutrisi untuk sel kanker sehingga sel-sel tersebut semakin besar. Bila terus terjadi, dapat menembus penutupnya dan mendesak jaringan lain (bersifat invasif). Hal inilah yang menyebabkan tumor jinak dapat berkembang menjadi kanker otak yang ganas.

Artikel menarik: Ciri-ciri Kanker Otak yang Perlu Anda Waspadai

Gejala Tumor Otak

Baik tumor maupun kanker otak yang sifatnya ganas, gejalanya kerap serupa. Hanya saja, pada kanker yang ganas dan menyebar, gejalanya akan dirasa semakin berat oleh penderitanya dan memburuk dalam waktu yang cepat. 

Dilansir dari Mayo Clinic, gejalanya antara lain sebagai berikut.

  • Sakit kepala. Sakit kepala merupakan gejala paling umum pada tumor otak jenis apapun. Sakit kepala tersebut sifatnya tumpul, konstan, dan memburuk saat pasien melakukan aktivitas yang menambah tekanan intrakranial (batuk, bersin, atau mengedan).
  • Kejang. Jenis kejang bergantung pada lokasi tumor. Kejang yang terjadi dapat berupa kejang di beberapa anggota tubuh saja (misal sebelah kiri saja) atau seluruh tubuh. 

  • Gangguan penglihatan. Pasien dengan tumor ganas di otak akan mengalami pandangan kabur, penglihatan ganda, atau jadi berbayang. 
  • Gangguan keseimbangan. Salah satu organ yang mengatur keseimbangan tubuh ada di otak. Ketika ada tumor ganas di otak, pengidap dapat mengalami gangguan berjalan, gangguan keseimbangan, kelemahan anggota gerak seperti pada kaki atau tangan, dan mudah jatuh. 

Beberapa gejala di atas dapat terjadi pada setiap pasien dengan tumor otak atau kanker otak. Bila gejala dirasakan semakin berat, hal ini dapat  menandakan bahwa penyakit semakin memburuk. Jika ini terjadi, maka pasien sebaiknya berkonsultasi dengan dokter ahli saraf atau bedah saraf untuk evaluasi lebih lengkap. 

(FR/AYU)

Tumor otakKanker Otak

Konsultasi Dokter Terkait