HomePsikologiKesehatan MentalManfaat Memaafkan bagi Kesehatan
Kesehatan Mental

Manfaat Memaafkan bagi Kesehatan

dr. Valda Garcia, 27 Apr 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Memaafkan memang tidak mudah, namun sikap ini dapat bermanfaat bagi kesehatan. Ini dia beberapa manfaat memaafkan untuk kesehatan.

Manfaat Memaafkan bagi Kesehatan

Ketika kita berbuat salah, mungkin mudah untuk meminta maaf. Tapi, pada waktu-waktu tertentu, sepertinya cukup sulit untuk dapat memaafkan. Padahal, ada beberapa manfaat memaafkan yang harus Anda ketahui, lho.

Sulitnya memaafkan mungkin muncul karena kecenderungan orang yang dengan mudahnya minta maaf tetapi tidak benar-benar tulus. Hanya sebatas ucapan di bibir, namun beberapa saat kemudian bisa saja mengulangi kesalahan yang sama.

Meskipun memaafkan bukanlah hal yang mudah, tapi kita bisa mempelajarinya dan mendapat manfaat yang nyatanya baik untuk kesehatan!

Manfaat Memaafkan untuk Kesehatan

Terdapat beberapa penelitian yang membahas mengenai hubungan memaafkan terhadap kesehatan.

Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Toussaint untuk menilai hubungan paparan stres, kemampuan memaafkan, dan kaitannya dengan status kesehatan seseorang.

Dari hasil penelitian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan mengembangkan diri menjadi pemaaf dapat membantu menekan stres yang dialami.

Selain itu, tingkat stres yang besar bila disertai dengan tingkat pengampunan yang rendah dapat menimbulkan kesehatan mental dan fisik yang lebih buruk.

Untuk itu, jangan ragu untuk memberi maaf pada seseorang. Berikut beberapa manfaat memaafkan yang perlu Anda ketahui:

  • Meningkatkan Kualitas Diri

Bila dilihat dari sisi psikologis, memaafkan dapat berdampak baik bagi kualitas hidup seseorang. Memaafkan dapat meningkatkan kualitas hubungan, baik kepada diri sendiri maupun dengan orang lain.

Jika memiliki masalah dengan orang lain, maka konflik tersebut dapat menimbulkan berbagai emosi negatif, seperti sakit hati, marah, hingga dendam.

Hal ini dapat memicu respons simpatis dalam tubuh, sehingga dapat meningkatkan laju denyut jantung. Bila berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat menimbulkan peningkatan tekanan darah, apalagi kalau terbiasa memendam.

  • Menurunkan Risiko Stres

Beda halnya bila seseorang belajar untuk memaafkan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menerima kondisi yang menyakitkan dan terasa tidak nyaman.

Dengan adanya fase menerima, kondisi mental akan dilatih sehingga dapat lebih baik ketika menghadapi masalah berikutnya. Hal ini juga dapat menurunkan risiko stres.

  • Melatih Empati

Setelah fase menerima, ketika Anda memaafkan orang lain berarti Anda telah menaruh empati pada orang tersebut. Anda mampu memaafkan karena dapat memahami kondisi orang itu dan mengapa dia bisa bertindak demikian.

Rasa empati akan menciptakan dampak baik bagi kehidupan sosial seseorang. Ketika ada orang lain yang bersalah dan minta maaf dengan tulus pada Anda hingga memaafkannya, berarti Anda telah memahami perasaan orang itu.

Artikellainnya: Kesehatan Mental Anak Sejak Dini Harus Diperhatikan, Ini Alasannya!

Bagaimana Cara Memaafkan Orang Lain?

Ketika ada yang berbuat salah kepada kita, biasanya kita hanya fokus pada orang tersebut dan melihat berbagai kesalahannya tanpa mau mengoreksi diri. Hal ini jangan selalu dibiarkan.

Berikut adalah tips yang dapat Anda terapkan untuk dapat memaafkan orang lain:

  • Koreksi Diri

Sangat penting untuk mengoreksi diri sendiri. Lakukan penilaian, apakah kita sudah menjadi pribadi yang baik untuk orang lain di sekitar kita?

Bisa saja konflik tersebut terjadi karena ada yang salah dari cara kita bertindak atau berinteraksi dengan orang lain.

  • Mencoba Memahami Orang Lain

Ketika terjadi konflik dengan orang lain, coba berpikir dengan latar belakang dan perspektif dia. Bagaimana diri kita bertindak bila berada di posisinya?

Mungkin saja ada berbagai faktor lain yang memicu orang tersebut harus bertindak demikian, hingga menyakiti kita dan memicu terjadinya konflik.

  • Berusaha Memberi Kesempatan Kembali

Ketika seseorang berbuat salah, belum tentu karena orang tersebut berniat melakukannya. Bisa saja dia mendapat tekanan dari berbagai pihak.

Dengan memberikan kesempatan kembali, Anda dapat memberikan ruang bagi orang tersebut untuk berubah dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Artikel lainnya: 5 Kebiasaan yang Bisa Memicu Gangguan Kesehatan Mental

Selain memaafkan orang lain, ada lagi yang terkadang sulit untuk dilakukan yaitu memaafkan diri sendiri. Padahal, hal ini tak kalah penting dan bisa memengaruhi kesehatan mental juga.

Cara memaafkan diri sendiri bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya tidak terus menerus menyalahkan diri sendiri, introspeksi, dan belajar dari pengalaman buruk.

Bagaimana Bila Terlanjur Punya Pengalaman Pahit?

Pada kondisi tertentu, rasa sulit memaafkan yang sudah berlangsung cukup lama tidak jarang menimbulkan kepahitan.

Setiap tindakan yang dilakukan seseorang, meskipun benar sekali pun bisa saja tetap dianggap salah karena sudah ada rasa sakit hati atau kecewa di dalam diri orang yang pernah dikecewakan. Hal ini yang memicu rasa sulit memaafkan.

Dampaknya adalah menjadi sulit ketika berhubungan dengan orang lain. Jika ada pengalaman pahit, maka seseorang bisa menjadi lebih sensitif.

Seseorang bisa saja selalu dianggap salah, meski dia sudah berusaha berubah. Ini pun bisa berhubungan dalam relasi Anda dengan orang lain. Tak bisa dimungkiri, semakin Anda merasa tersakiti, peluang mengalami kepahitan makin besar.

Tapi ingat, ketika sudah ada pengalaman tak mengenakkan, bukan berarti sama sekali tidak ada peluang untuk memaafkan, ya. Belajarlah untuk memaafkan dengan menerapkan langkah-langkah di atas.

Memaafkan dapat memberikan berbagai dampak positif bagi kesehatan. Jadi, tidak ada salahnya untuk mencoba dan menjadi pribadi yang lebih baik, bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitar kita!

Itulah beberapa manfaat memaafkan yang perlu Anda ketahui. Yuk, cari tahu lebih banyak lagi tips kesehatan menarik lainnya di KlikDokter

(FR/RPA)

memaafkankesehatan mental

Konsultasi Dokter Terkait