HomeIbu Dan anakKesehatan AnakPolusi Udara Bisa Menurunkan Kecerdasan Anak?
Kesehatan Anak

Polusi Udara Bisa Menurunkan Kecerdasan Anak?

dr. Dyah Novita Anggraini, 07 Jan 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Polusi udara bisa berdampak buruk bagi kesehatan tubuh. Selain itu, polusi udara juga diyakini dapat menurunkan kecerdasan anak. Benarkah begitu? Cek faktanya!

Polusi Udara Bisa Menurunkan Kecerdasan Anak?

Polusi udara dapat dianggap seperti permasalah pokok yang ada di kawasan perkotaan. Hal ini mesti diwaspadai oleh setiap orang, karena udara yang kotor bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Beberapa zat polutan yang diketahui berdampak buruk bagi kesehatan manusia, misalnya karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), timbal, dan nitrogen oksida (N2O).

Bahayanya, dampak buruk pencemaran udara tak hanya bisa mempengaruhi kondisi orang dewasa, tapi juga anak-anak. Bahkan, terdapat pula anggapan yang menyebut bahwa polusi udara bisa menurunkan kecerdasan anak.

Benarkah anggapan tersebut? Yuk, cari tahu fakta medis selengkapnya.

Efek Polusi Udara pada Kecerdasan Anak

Anak-anak dianggap lebih rentan terhadap efek buruk polusi karena mereka umumnya bernapas lebih cepat dibandingkan orang dewasa. Akibatnya, anak-anak berpotensi menghirup dan menyerap lebih banyak polutan.

Paparan dengan polusi udara, baik sejak dalam kandungan atau setelah dilahirkan, dapat memengaruhi perkembangan otak dan sistem saraf anak.

Menurut United Nations Children's Fund (UNICEF), paparan polusi udara berpotensi merusak sawar darah otak. Ini adalah membran tipis yang berfungsi melindungi otak dari berbagai zat beracun. Akibatnya, bisa menimbulkan peradangan pada sel saraf.

Selain itu, beberapa jenis polutan juga memiliki partikel berukuran sangat kecil sehingga dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh. Contohnya, magnetite yang sangat beracun bagi otak.

Polutan magnetite memiliki aliran magnet sehingga bisa menimbulkan stres oksidatif, yang turut berperan pada timbulnya penyakit neurodegeneratif.

Selain itu, ada pula polutan lain sejenisnya, seperti polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH). Jenis polutan ini dapat menimbulkan kerusakan white matter pada otak. 

Padahal, white matter otak mengandung serabut saraf yang membantu komunikasi antara sel saraf pada bagian otak berbeda.

Akibatnya, anak yang terpapar polusi udara dapat mengalami penurunan fungsi kognitif, termasuk intelligence quotient (IQ), memori, dan prestasi si kecil di sekolah.

Terdapat pula temuan bahwa anak yang tinggal atau bersekolah di lokasi berpolusi tinggi memiliki nilai yang cenderung rendah pada tes kognitif. 

Studi lain menemukan, paparan polusi pada ibu hamil dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang pada anak saat usianya menginjak 3 tahun. 

Intinya, polusi udara dapat memengaruhi fungsi kognitif dan kecerdasan. Bahkan, anak yang sering terpapar udara terkontaminasi juga berisiko lebih tinggi mengalami autisme dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan cemas, dan depresi.

Artikel Lainnya: Riset: Polusi Udara Bisa Memperburuk Infeksi COVID-19

Orangtua Harus Lakukan Ini

Orangtua dapat melindungi anak dari dampak buruk polusi udara dengan menerapkan tips-tips sebagai berikut:

1. Batasi Penggunaan Alat atau Produk yang Menimbulkan Polusi 

Agar anak tak terpapar udara terkontaminasi, orangtua mesti membatasi penggunaan alat atau produk yang berpotensi menimbulkan polusi.

Beberapa peralatan atau produk yang dimaksud, misalnya pengharum ruangan, obat nyamuk, atau obat hama. 

Apabila mesti menggunakan produk tersebut, pastikan anak tidak berada atau mendekati lokasi tersebut. 

2. Menggunakan Alat Pembuangan Uap (Exhaust

Alat pembuangan uap (exhaust) dapat diletakkan di dapur untuk menyingkirkan udara yang kotor di area tersebut. 

Anda juga bisa meletakkan benda tersebut di ruangan dalam rumah lainnya yang sering digunakan anak untuk bermain atau belajar.

3. Menjauhi Paparan Asap Rokok 

Minta keluarga yang perokok untuk tidak merokok di dalam rumah. Ajarkan pula anak untuk tidak mendekati area-area umum yang penuh dengan asap rokok. 

4. Menanam Tumbuhan Penyerap Polusi Udara 

Banyak jenis tanaman yang dapat menyerap polusi udara di dalam ruangan,  seperti peace lily, bunga krisan, lidah mertua (sansevieria), dan palem bamboo atau pakis. 

5. Mengurangi Aktivitas di Luar Rumah saat Polusi sedang Tinggi

Apabila udara di lingkungan tempat tinggal Anda penuh dengan asap kendaraan atau pabrik, sebaiknya larang anak untuk terlalu lama beraktivitas di luar rumah. 

6. Memakai Masker 

Selain menurunkan risiko tertular COVID-19, penggunaan masker saat anak beraktivitas di luar rumah juga dapat mengurangi paparan polusi udara. 

Pastikan masker yang dipakai bersih dan masih layak agar manfaatnya tetap terjaga dengan optimal. 

Faktanya, polusi udara memang dapat memengaruhi perkembangan otak dan kecerdasan anak. 

Orangtua mesti membantu anak memelihara kesehatannya. Dengan begitu, tubuhnya akan mampu melawan dampak buruk udara yang terkontaminasi. 

Untuk mengetahui informasi lain seputar kesehatan, Anda bisa berkonsultasi langsung kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.

(NB/JKT)

Polusi UdaraAnakTumbuh kembang

Konsultasi Dokter Terkait