Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeIbu Dan anakTips Parenting7 Kiat Mengajarkan Anak Menerima Kekalahan
Tips Parenting

7 Kiat Mengajarkan Anak Menerima Kekalahan

Krisna Octavianus Dwiputra, 23 Apr 2019

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Kalah dalam sebuah kompetisi adalah hal yang wajar. Sebagai orang tua, ajarkan kepada anak Anda untuk menerima kekalahan.

7 Kiat Mengajarkan Anak Menerima Kekalahan

Salah satu tugas orang tua adalah mengajarkan anak nilai-nilai luhur dalam bersikap. Salah satu hal yang perlu dan penting diajarkan adalah mengajarkan anak Anda menerima kekalahan. Dengan kata lain, anak Anda bisa tahu caranya belajar bersikap ksatria dan sportif.

Menang atau kalah dalam sebuah kompetisi adalah hal yang sangat wajar. Hanya saja, tidak semua orang bisa menerima kekalahan dengan lapang dada. Biasanya, anak-anak sering mengalami hal ini.

Anak-anak mungkin akan menangis saat tahu mereka kalah dalam sebuah kompetisi. Kekecewaan berlebihan akan membuat anak-anak menyikapi kekalahan dengan sikap yang salah.

Padahal, menanamkan sikap menerima kekalahan sangat bagus bagi perkembangan anak Anda. Di satu sisi, mereka akan bisa mengevaluasi apa yang menyebabkan dia gagal, di sisi lain, anak memahami pentingnya bersikap adil atau menghargai hasil yang sudah terjadi.

Jangan biarkan anak Anda menjadi pribadi yang mau menang sendiri ketika sudah dewasa. Jangan biarkan juga anak menjadi sosok yang menghalalkan segala cara ketika berkompetisi.

Berikut cara mengajarkan anak Anda bisa menerima kekalahan:

1. Pentingkan proses, jangan hasil

Sebagai orang tua, jangan sampai Anda mementingkan hasil. Jika anak Anda kalah, lebih baik evaluasi dan diskusikan pada anak Anda apa yang telah terjadi.

"Anda bisa sampaikan kepada anak-anak Anda bahwa tidak masalah kalau kalah. Sebut bahwa dia sudah berusaha dan ke depannya harus perbaiki diri," ujar dr. Atika dari KlikDokter.

2. Perbaikan dirinya lebih penting

Ajari anak Anda untuk memperbaiki diri usai kekalahan. Jangan lupa untuk apresiasi setiap kemajuan yang anak Anda lakukan atau alami.

"Dengan mengapresiasi setiap perbaikan yang dialami anak Anda, anak Anda jadi tahu bahwa sebenarnya dia tidak buruk-buruk amat," kata dr. Atika.

3. Semangati anak

Menurut dr. Atika, jangan sekali-kali membicarakan keburukan anak Anda ketika dia kalah. Semangatilah ia untuk memperbaiki diri bukan karena buruk tapi jelaskan supaya mendapatkan hasil yang lebih.

4. Orang tua perlu menjaga sikap

Sewaktu anak Anda kalah, jangan tunjukkan kekecewaan di depan anak Anda. Ini supaya anak Anda tidak semakin sedih setelah kalah. Pastikan Anda justru memberikan wajah gembira dan menyenangkan, sehingga anak Anda seperti mendapatkan penghargaan.

5. Tidak curang

"Jelaskan kepada anak Anda bahwa kekalahan yang sudah dialami tidak boleh membuatnya berlaku curang pada kompetisi selanjutnya. Ajarkan anak Anda untuk selalu berkompetisi sesuai aturan dan tidak menghalalkan segala cara," ungkap dr. Atika.

6. Memberi selamat kepada lawan

Ajari anak Anda untuk memberi selamat kepada pemenang. Itu adalah salah satu cara terbaik untuk menerima kekalahan. Ini juga sekaligus mengajarkan anak Anda berbesar hati menerima kekalahan.

7. Tetap beri hadiah meski kalah

Anda sebagai orang tua, ketika melihat anak Anda kalah, tidak ada salahnya untuk memberikan apresiasi atau hadiah kepada anak Anda. Tekankan bahwa hadiah itu sebagai apresiasi atas kerja kerasnya dan berkompetisi sesuai dengan aturan.

Mengajarkan anak Anda menerima kekalahan membuat anak Anda bisa menghadapi kompetisi dengan jujur ke depannya. Paparan di atas adalah cara mengajarkan anak Anda menerima kekalahan. Kelak dengan mengajarkan anak Anda menerima kekalahan dengan lapang dada, anak Anda akan menjadi pribadi yang tangguh.

[RVS]

Orang Tuapola asuhAnakPola asuh anaksportifMenyikapi Kekalahan

Konsultasi Dokter Terkait

Tanya Dokter