Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeIbu Dan anakKesehatan AnakMemahami Meningitis pada Anak
Kesehatan Anak

Memahami Meningitis pada Anak

dr. Devia Irine Putri, 22 Apr 2019

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Anak-anak termasuk bayi cukup rentan mengalami meningitis. Yuk kenali gejala dan pencegahannya di artikel ini.

Memahami Meningitis pada Anak

Meningitis adalah peradangan pada selaput tipis yang melindungi otak dan saraf tulang belakang. Anak-anak bahkan bayi cukup rentan mengalami kondisi ini.

Meningitis sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Oleh karena itulah, orang tua perlu memahami dan mengenali gejala penyakit radang selaput otak ini.

Mengenal meningitis

Secara umum, otak dan sistem saraf pusat manusia terlindungi oleh lapisan yang disebut dengan meninges. Sementara itu, meninges terdiri dari tiga lapisan, yaitu dura mater, arachnoid, dan pia mater.

Peradangan yang terjadi pada meninges disebabkan adanya infeksi virus, bakteri, jamur, hingga parasit. Kondisi ini bisa terjadi pada semua orang, dari anak-anak hingga orang dewasa. Anak-anak yang lebih berisiko mengalami meningitis memiliki sistem daya tahan tubuh yang lemah seperti terlahir dengan penyakit jantung bawaan, HIV, thalassemia, serta sedang mendapatkan kemoterapi atau perawatan medis lainnya.

Di Indonesia, banyak sekali kasus meningitis pada anak akibat infeksi virus dan bakteri. Beberapa mikroorganisme yang sering menyebabkan meningitis pada anak adalah Haemophilus influenzatipe B(Hib), Streptococcus pneumonia, dan Nesseria meningitides.

Tak jarang, anak yang sedang terinfeksi tubekulosis apabila tidak ditangani dengan baik juga dapat megalami infeksi ke selaput otak sehingga terjadi meningitis TB. Berdasarkan data epidemiologi, kasus meningitis akibat bakteri sekitar 158/100.000 per tahun, sedangkan karena Hib sekitar 16/100.000.

Gejala awal meningitis

Pada umumnya, tanda dan gejala awal meningitis hampir sama dengan infeksi lainnya. Biasanya, penderita akan mengalami demam tinggi hingga mencapai 40 derajat Celsius. Selain demam, pada anak-anak sering ditemukan adanya kejang yang disertai dengan penurunan kesadaran.

Anak usia 6 tahun ke atas mungkin dapat mengeluhkan rasa sakit kepala maupun kekakuan di leher. Gejala penyerta yang sering muncul adalah adanya muntah menyembur serta gelisah. Hal ini dapat menunjukkan adanya peningkatan tekanan di intrakranial (di dalam tulang tengkorak) akibat adanya infeksi.

Pengobatan meningitis

Cara penanganan dan pengobatan meningitis tergantung penyebabnya. Jika penyebabnya bakteri, dokter akan memberikan antibiotik. Jika penyebabnya virus, maka akan diberikan antivirus.

Sebelum memberikan obat yang sesuai, biasanya dokter yang memeriksa akan melakukan pemeriksaan pungsi lumbal. Pungsi lumbal merupakan prosedur invasif, saat cairan sumsum tulang diambil untuk mengetahui penyebab meningitis. Pungsi lumbal wajib dilakukan, terutama pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya kaku kuduk yang memperkuat adanya infeksi pada sistem saraf pusat.

Pencegahan meningitis pada anak

Sebenarnya, meningitis merupakan penyakit yang bisa dicegah. Pencegahan yang bisa dilakukan agar anak terhindar dari infeksi adalah meningkatkan sistem pertahanan tubuh dengan menerapkan pola hidup sehat.

Mengonsumsi makanan yang bergizi dan mengajak aktif berolahraga dapat meningkatkan sistem pertahanan tubuh anak Anda. Selain itu, mengajari mencuci tangan secara rutin serta menggunakan masker apabila berpergian ke tempat umum yang penuh polusi debu atau asap.

Selain menerapkan hidup sehat, perlu diketahui bahwa meningitis dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi pneumokokus (PCV/ Pneumococcal Conjugate Vaccine). Vaksin ini berguna mencegah penyakit pneumokokus seperti pneumonia, meningitis, dan infeksi darah. Vaksin ini diberikan pada anak-anak sebanyak 3 kali dosis dasar dan 1 kali dosis booster.

Pada anak di bawah 1 tahun, diberikan 3 dosis pada usia 2, 4 dan 6 bulan. Vaksin Haemophilus influenza tipe B (Hib) juga dapat diberikan pada usia 2, 4, dan 6 bulan dan diulang pada usia 18 bulan. Akan tetapi, Anda tidak perlu bingung karena sekarang vaksin Hib sudah bergabung menjadi satu dengan vaksin DPT dan Hepatitis B, atau sering disebut dengan vaksin pentavalen. Pemberiannya pun dapat berbeda dengan vaksin PCV.

Anak memang cukup rentan terserang meningitis. Tiga gejala khas yang bisa Anda waspadai adalah demam tinggi, kejang, dan penurunan kesadaran. Jika anak Anda tiba-tiba mengalami demam dan kejang, jangan ragu untuk membawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

[HNS/ RVS]

AnakOtakMeningitisMeningitis pada AnakHari Meningitis SeduniaPeradangan Selaput OtakInfeksi Selaput Otak

Konsultasi Dokter Terkait

Tanya Dokter