Kesehatan Umum

Sering Konsumsi Makanan Olahan, Ini Efeknya pada Tubuh

dr. Dyah Novita Anggraini, 21 Apr 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Saat ini makanan olahan banyak diminati selain praktis juga rasanya bervariasi. Ketahui dampaknya pada tubuh berikut ini.

Sering Konsumsi Makanan Olahan, Ini Efeknya pada Tubuh

Saat Anda mengunjungi pasar swalayan, Anda akan menemukan beragam produk makanan olahan dalam kemasan. Makanan olahan saat ini memang cukup diminati karena alasan kepraktisan. Akan tetapi, mengonsumsi makanan olahan terlalu sering tidaklah baik untuk Anda dan keluarga. Mengapa demikian?

Makanan olahan adalah makanan yang sudah melewati tahap proses pengolahan tertentu seperti pengeringan, pemanasan, pembekuan, pengemasan atau pengalengan. Karena itulah, kandungan nutrisi pada makanan olahan sudah berubah dan cenderung menurun.

Jika dikonsumsi secara berlebihan, ada beberapa dampak negatif makanan olahan pada tubuh Anda, yaitu:

1. Hipertensi

Konsumsi makanan olahan yang terlalu banyak dapat memicu terjadinya hipertensi. Hal ini disebabkan di dalam makanan olahan mengandung garam (natrium) yang tinggi dengan tujuan pengawetan.

2. Penyakit jantung

Makanan olahan banyak mengandung lemak trans. Ini merupakan jenis lemak yang berbahaya pada tubuh karena dapat meningkatkan kadar LDL (kolesterol jahat) dan menurunkan kadar HDL (kolesterol baik). Jika tidak ditangani lebih lanjut akan memicu peningkatan kolesterol yang berujung pada penyakit jantung.

3. Peningkatan berat badan

Sebagian besar makanan olahan memiliki kandungan gula yang tinggi. Jika dikonsumsi secara berlebihan, tentu berat badan akan meningkat.

4. Diabetes

Makanan olahan cenderung mengandung gula dan karbohidrat yang tinggi. Kandungan tersebut meningkatkan risiko terjadinya penyakit diabetes jika dikonsumsi secara berlebihan.

5. Sembelit

Gangguan sembelit (konstipasi) mudah terjadi saat mengonsumsi makanan olahan. Makanan ini tidak memiliki kandungan serat yang cukup sehingga pencernaan menjadi kurang lancar dan mudah terjadi sembelit.

6. Kurang gizi

Makanan olahan merupakan makanan yang melalui proses yang panjang. Dalam proses panjang tersebut, kandungan nutrisi di dalamnya dapat dengan mudah berkurang. Selain itu, tidak jarang makanan olahan ditambah asupan vitamin dan mineral sintetis yang tentunya tidak baik untik kesehatan tubuh.

Selanjutnya

7. Gangguan fungsi kognitif

Fungsi kognitif berkaitan dengan fungsi otak. Seseorang yang memiliki gangguan fungsi kognitif akan mengalami penurunan fungsi otak, seperti turunnya kemampuan berpikir, belajar, atau mengingat sesuatu. Hal ini bisa disebabkan oleh makanan olahan yang tidak didukung asupan nutrisi untuk aktivitas otak.

8. Kanker

Penyakit kanker dapat terjadi akibat telalu sering mengonsumsi makanan olahan. Makanan jenis ini sangat mungkin memiliki kandungan bahan kimia sintetis yang merangsang pertumbuhan sel kanker.

Makanan olahan memang mudah didapatkan dan lebih praktis dikonsumsi. Akan tetapi, jika Anda ingin hidup lebih sehat, sebaiknya lakukan berbagai langkah saat mengonsumsi makanan olahan, seperti:

  • Batasi diri dari makanan olahan

Imbangi asupan makanan harian Anda dengan asupan makanan bergizi. Jika Anda ingin mengonsumsi makanan olahan, kurangi frekuensinya. Jangan dikonsumsi setiap hari.

  • Baca label informasi nilai gizi di kemasan

Sebelum Anda mengonsumsi makanan olahan, biasakan untuk membaca kandungan di dalam kemasan. Berikut beberapa standar batasan nilai untuk kandungan lemak, gula, dan garam yang dapat Anda gunakan:

  • Gula

Kadar gula dikatakan tinggi apabila melebihi 22,5 gram total gula per 100 gram produk. Dan, gula dikatakan rendah apabila jumlahnya 5 gram total gula per 100 gram produk.

  • Garam

Kadar garam dikatakan tinggi apabila jumlahnya lebih dari 15,5 gram per 100 gram produk. Garam dikatakan rendah apabila jumlahnya 0,3 gram per 100 gram produk.

  • Lemak jenuh

Kadar lemak jenuh dikatakan tinggi apabila jumlahnya lebih dari 5 gram lemak jenuh per 100 gram produk. Lemak jenuh dikatakan rendah apabila jumlahnya 1,5 gram lemak jenuh per 100 gram produk.

  • Memperhatikan tanggal kedaluwarsa di dalam kemasan

Pastikan makanan yang Anda konsumsi tidak dalam masa periode kedaluwarsa. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan di dalam tubuh Anda.

  • Kombinasi dengan sayur

Jika terpaksa konsumsi makanan yang diolah, Anda dapat menambahkan asupan sayur agar lebih sehat dan tinggi serat. Pencernaan Anda pun tidak mudah mengalami gangguan.

Sesehat apa pun sebuah makanan olahan diklaim, makanan buatan sendiri akan jauh lebih sehat. Anda akan tahu komponen gizi dan kesegaran bahan makanan pada masakan yang Anda buat sendiri. Jadi, daripada membuang-buang uang untuk membeli makanan olahan, lebih baik konsumsi makanan dari bahan alami dan segar. Bagaimanapun, yang alami akan lebih baik untuk tubuh.

[HNS/ RVS]

Bahan kimiamakanan kemasanMakanan OlahangulagaramSembelitlemak jenuh DiabetesKanker

Konsultasi Dokter Terkait