HomeIbu Dan anakTips ParentingKiat Mengajari Anak Mengelola Rasa Marah
Tips Parenting

Kiat Mengajari Anak Mengelola Rasa Marah

Krisna Octavianus Dwiputra, 01 Apr 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Memiliki anak yang suka marah tak terkendali? Jika ya, kiat di bawah ini mungkin bisa membantu Anda mengajari anak mengelola rasa marah.

Kiat Mengajari Anak Mengelola Rasa Marah

Rasa marah tak hanya dimonopoli oleh orang dewasa saja, anak-anak pun memilikinya. Untuk itu, orang tua sangat berperan dalam mengajari anak mengelola rasa marah dan emosi. Jika anak tidak diajari mengelola rasa marah, dikhawatirkan karakternya akan berkembang buruk di masa depan.

Misalnya saja, frustrasi dan kemarahan dalam diri anak dapat dengan cepat berubah menjadi pembangkangan, rasa tidak hormat, agresi, dan amarah berlebihan. Selain itu, sifat pemarah pada masa kanak-kanak dikaitkan dengan masalah akademik, penolakan teman sebaya, dan kesehatan mental yang buruk di masa dewasa.

"Kurangnya peran orang tua dalam memberikan pendidikan mental dan emosional pada usia dini akan berdampak pada kondisi mental anak di masa mendatang. Kesalahan pola asuh sejak dini dapat menyebabkan rasa tidak percaya, rasa malu, ragu, rasa bersalah, tidak percaya diri, pemarah, serta perasaan rendah diri dalam diri anak," ujar dr. Reza Fahlevi dari KlikDokter.

Mengajari anak Anda mengelola rasa marah berarti menjaga masa depan anak Anda. Sebagai orang tua, Anda harus tahu cara efektif untuk mengajari anak mengelola rasa marah

Kiat mengelola rasa marah bagi anak

Jika anak Anda kesulitan “menjinakkan” emosinya, lima strategi ini mungkin dapat membantu Anda mengelola amarahnya:

1. Bedakan antara perasaan dan perilaku

Kemarahan adalah emosi yang normal dan sehat. Akan tetapi, banyak anakberjuang untuk memahami perbedaan antara perasaan marah dan perilaku agresif. Ajari anak Anda untuk bisa membedakan perasaannya, sehingga dia bisa mengungkapkan perasaan marah, frustrasi, dan kekecewaan secara verbal.

Anda bisa katakan: "Tidak apa-apa untuk merasa marah, tapi tidak baik untuk memukul." Bantu anak Anda melihat bahwa dia mengendalikan tindakannya ketika merasa marah.

Kadang-kadang, perilaku agresif berasal dari berbagai perasaan tidak nyaman, seperti kesedihan atau rasa malu. Bicaralah tentang perasaan tidak nyaman itu pada anak. Seiring waktu, hal tersebut akan membantu anak Anda akan belajar mengenali perasaannya lebih baik.

Selanjutnya

2. Anda memberi contoh

Cara terbaik untuk mengajari anak menghadapi kemarahan adalah dengan memberikan contoh yang tepat menangani emosi ketika marah. Jika anak melihat Anda kehilangan kesabaran, kemungkinan dia akan melakukan hal yang sama. Namun, jika dia melihat Anda mengatasi perasaan marah dengan cara yang lebih baik dan lembut, dia pun akan menerimanya.

"Anak akan mengikuti sikap dan perilaku orang tua. Jika Anda atau pasangan Anda pemarah, maka ubahlah sifat tersebut agar anak Anda tidak mengikuti sifat tersebut. Berikanlah perhatian, kasih sayang, dan pengertian yang cukup kepada anak, tapi tetap tegas, agar anak tetap menghormati orang tua dan tumbuh menjadi pribadi yang disiplin," ujar dr. Reza.

3. Buat peraturan dan batas kemarahan

Sebagian besar keluarga memiliki aturan keluarga tidak tertulis tentang perilaku apa yang dapat diterima dan tidak ketika menyangkut kemarahan. Beberapa keluarga mungkin tidak keberatan ketika pintu dibanting dan suara dinaikkan. Akan tetapi, keluarga lain mungkin tidak menoleransi perilaku semacam itu. Sebagai orang tua, Anda bisa membuat aturan rumah tangga tertulis soal batas kemarahan.

Buat peraturan yang mengharuskan anak Anda menghindari agresi fisik, mengumpat, dan menghancurkan benda. Anak pun akan mengerti bahwa dia tidak dapat membuang dan merusak barang, atau menyerang secara verbal dan fisik seenaknya ketika sedang marah.

4. Terapkanlah sistem reward dan punishment

"Jika anak Anda bersikap baik dan mampu mengendalikan marahnya, berikan pujian atau penghargaan kepadanya. Sebaliknya, jika anak tidak dapat mengendalikan amarahnya, terutama saat berada di tempat umum, berikanlah hukuman atau konsekuensi yang sewajarnya," ujar dr. Reza.

Sistem reward dan punishment bisa efektif jika Anda melakukannya dengan adil dan tegas. Sementara itu, lanjutkan dengan konsekuensi langsung jika anak Anda menjadi agresif. Konsekuensi yang efektif dapat berupa kehilangan hak istimewa, atau membayar ganti rugi dengan melakukan pekerjaan tambahan atau meminjamkan mainan kepada teman yang dimarahi.

Mengelola rasa marah dan emosi pada anak tidaklah mudah. Diperlukan bimbingan dan kesabaran untuk secara konsisten melatih keterampilan anak dalam mengendalikan emosi. Cara-cara di atas bisa Anda terapkan pada anak. Akan tetapi, jika masalah amarah anak Anda tampak semakin memburuk, lebih baik segera cari bantuan profesional. Seorang profesional dapat membantu membuat rencana manajemen perilaku terhadap anak Anda.

[HNS/ RVS]

Psikologi anakMarahAnakTemperamenAnak PemarahMengelola Rasa Marah

Konsultasi Dokter Terkait