Relationship

Benarkah Wanita Rentan Meninggal karena Patah Hati?

Ayu Maharani, 03 Jan 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Dalam hal asmara ada pendapat yang mengatakan bahwa wanita lebih rentan meninggal karena patah hati. Benarkah begitu?

Benarkah Wanita Rentan Meninggal karena Patah Hati?

Meski terlihat baik-baik saja, wanita kerap merasakan kesedihan yang mendalam saat mengalami patah hati. Ketika harus bertemu kembali dengan sang mantan yang telah bersanding dengan kekasih barunya, wanita cenderung ingin kabur atau menghindar.

Beberapa waktu lalu, pecinta K-POP dikejutkan oleh pemberitaan media paparazi asal Korea Selatan yang mengumumkan bahwa dua idol besar Negeri Gingseng tersebut – yaitu Kai EXO dan Jennie Blackpink – resmi berpacaran. Banyak yang mendukung hubungan kedua idol tersebut. Namun tak sedikit fan Kai EXO yang patah hati.

Nah, bicara soal patah hati yang berlebihan, ada yang mengatakan bahwa wanita lebih rentan meninggal karena patah hati ketimbang pria. Sebab, wanita dianggap lebih sulit mengontrol emosi, pikiran, dan kurang bisa menahan rasa sakit. Benarkah pendapat ini?

Mengenal tentang sindrom patah hati

Menurut dr. Nabila Viera Yovita dari KlikDokter, perasaan patah hati yang berlebihan dan tak kunjung sembuh dapat dikatakan sebagai sindrom takotsubo. Dilansir dari The Guardian, sindrom patah hati alias takotsubo bahkan memiliki efek yang sama buruknya seperti penyakit jantung.

Ya, ketika Anda mengalami kesedihan yang mendalam akibat kehilangan orang yang dicintai, Anda akan merasakan nyeri dada, jantung berdebar hebat, mual, muntah, serta sesak napas. Dan itu semua persis seperti gejala penyakit jantung. Kondisi terburuknya, Anda bisa mengalami pingsan setelah mendengar kabar buruk yang sangat mengagetkan.

Menurut dr. Nabila adanya pelepasan hormon stres secara tiba-tiba, seperti norepinefrin, epinefrin, dan dopaminlah yang memicu jantung berdetak sangat hebat ketika bersedih.

“Kondisi tersebut mengakibatkan perubahan pada sel otot jantung dan pembuluh darah koroner, melemahkan ventrikel kiri, dan mengganggu kinerja pompa darah.” tutur dr. Nabila. Terganggunya kinerja pompa darah tersebut akhirnya mengganggu kesehatan secara menyeluruh.

Wanita lebih rentan meninggal karena patah hati?

Sebuah penelitian yang dibuat oleh Dr. Nikki Stamp, seorang penulis buku berjudul Can You Die of a Broken Heart mengatakan kepada The Guardian bahwa kehilangan seseorang yang dicintai menempatkan wanita di bawah tekanan fisiologis yang lebih signifikan daripada pria.

Ketika pria menjalin hubungan baru, risiko mereka untuk terkena serangan jantung pun akan menurun. Sedangkan pada wanita, kondisi fisik dan psikisnya tidak bisa membaik secepat pria.

Risiko yang ditimbulkan oleh sakit hati ataupun kesedihan pasca perpisahan dengan orang yang disayangi membuat kesehatan jantung wanita berada pada tingkatan yang sama dengan risiko hipertensi. Bahkan, semakin tua usia wanita yang mengalami patah hati, semakin besar pula kemungkinan ia meninggal akibat serangan jantung yang dipicu oleh kesedihan.

Maka berdasarkan penelitian tersebut, benar adanya bahwa wanita lebih besar kemungkinannya untuk meninggal akibat penyakit jantung yang dipengaruhi oleh perasaan patah hati.

Kendati demikian, Anda juga juga harus bisa membedakan mana penyakit jantung yang benar-benar disebabkan oleh permasalahan fisik atau penyakit jantung dan mana yang disebabkan oleh patah hati.

Menurut dr. Theresia Rina Yunita dari KlikDokter, penyakit jantung akibat tak beresnya kondisi fisik, memiliki sumbatan pada dinding arteri. Sedangkan penyakit jantung akibat patah hati, arteri tidak memiliki sumbatan, tetapi aliran darah ke jantung mengalami penurunan.

Oleh sebab itu, jika Anda sedang merasakan patah hati dan mengalami gejala yang mirip dengan penyakit jantung, sebaiknya periksakan juga diri Anda ke dokter. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetes apakah yang Anda alami hanya merupakan efek patah hati belaka atau memang ada yang tidak beres pada jantung Anda.

Tips meredakan patah hati

Jika sudah diperiksa dan tidak ada sumbatan di arteri, berarti gejala yang Anda rasakan disebabkan oleh efek patah hati. Sehingga, Anda bisa melakukan beberapa hal di bawah ini untuk mengurangi efek patah hati, misalnya saat artis pujaan menjalin hubungan:

  • Kendalikan perasaan dan pikiran

Bersikaplah rasional dan tekankan bahwa Anda adalah seorang fan atau penggemar, bukan seseorang yang mengenal dekat dirinya. Maka, Anda tidak punya hak untuk bereaksi negatif ataupun mengontrol hidup mereka.

  • Turunkan kadar fanatisme dan lanjutkan hidup Anda dengan bahagia

Jika Anda setiap waktu melakukan kegiatan fangirling, coba mulai sekarang kurangi sedikit demi sedikit kebiasaan itu dan lakukanlah sewajarnya. Kemudian, isilah waktu kosong Anda dengan kegiatan positif lainnya supaya pikiran Anda tidak hanya diisi oleh artis pujaan Anda tersebut.

  • Dukung apa pun keputusannya

Jika Anda mengaku penggemar sejati, seharusnya Anda mendukung apa pun yang dilakukan sang idola, bukannya malah menghujatnya. Apalagi yang dia lakukan bukan suatu hal negatif. Jadi, cobalah dukung sewajarnya atas segala pilihan yang mereka lakukan.

Jadi, menurut penelitian, wanita memang memiliki kecenderungan lebih besar untuk meninggal karena patah hati. Tapi, Anda para wanita tak perlu cemas. Karena, pada dasarnya hal tersebut tergantung dari bagaimana Anda dapat mengendalikan emosi.

Obatilah perasaan patah hati Anda dengan memperbanyak kegiatan positif, seperti menjadi relawan bencana, berolahraga, membuat kerajinan, dan lain sebagainya. Dengan demikian Anda bisa terhindar dari penyakit jantung yang mematikan.

[NP/ RVS]

K-popPatah HatiWanitaSindrom patah hatiKai EXO dan Jennie Blackpinksindrom takotsuboPenyakit Jantung

Konsultasi Dokter Terkait