Psikologi Keluarga

6 Tanda Keluarga Anda Dikepung Stres

Krisna Octavianus Dwiputra, 13 Des 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Waspada, stres yang Anda alami bisa merembet ke anggota keluarga lain. Kenali tanda-tanda stres dalam keluarga.

6 Tanda Keluarga Anda Dikepung Stres

Stres bisa melanda siapa saja dan tidak menyerang satu orang saja. Satu keluarga pun bisa dilanda stres secara bersamaan. Ada banyak orang yang tak sadar bahwa stres yang mereka alami dapat memengaruhi anak serta istri atau suami. Lama-kelamaan, rumah Anda yang dulu damai diwarnai dengan ketidakacuhan, teriakan, dan saling mengurung diri di kamar masing-masing. 

Menghindarkan diri sepenuhnya dari stres sepertinya tidak mungkin, apalagi dalam sebuah keluarga. Bentrokan-bentrokan kecil pasti ada, baik antara istri dan suami, kakak dan adik. Ditambah dengan stres eksternal, misal dari pekerjaan, yang kemudian bisa merembet ke keluarga. Namun, ada cara-cara untuk meminimalkan stres yang tengah Anda alami.

Supaya tidak berlarut, kenali tanda-tanda keluarga Anda sedang stres serta tips untuk menghadapinya, seperti dikutip dari Parents:

1. Tidur terganggu

Ketika tingkat stres sedang tinggi, risiko seseorang untuk mengalami gangguan tidur juga akan meningkat. Insomnia, misalnya, akan membuat orang cemas, mudah tersinggung, dan lebih tertekan.

Coba bayangkan, pada malam hari saat waktunya tidur, Anda malah mengeluh panjang lebar, tentu saja semua orang di rumah akan terganggu dan ikut sulit tidur. Siklus ini pastinya akan membuat Anda lebih tertekan. Jika Anda dan keluarga sedang tegang, Tanya Altmann, MD, ahli pediatrik di California menyarankan Anda sekeluarga untuk tidur setengah jam lebih awal. 

2. Sering berteriak satu sama lain

Ada satu tanda yang mudah dikenali dari keluarga yang sedang stres, yaitu saling berteriak satu sama lain. Masing-masing anggota keluarga ingin dimengerti dan tak ada yang mau mengalah. Karena itu, segeralah sadar bahwa kondisi ini tidak sehat dan pelankan volume suara Anda. Ajak keluarga Anda untuk duduk bareng dan menyelesaikan persoalan dengan kepala dingin, bukan dengan suara keras.

3. Jarang makan malam bersama keluarga

“Ketika Anda atau pasangan sedang stres dan marah-marah, anak yang lebih tua biasanya sungkan untuk makan malam bersama di meja karena tidak nyaman,” ujar Mary Alvord, Ph.D., seorang psikolog. Hal ini bisa membuat ikatan keluarga menjadi lebih longgar. Dukungan keluarga penting untuk membuat orang merasa aman dan nyaman, dan jika ini tidak didapat, bukan tak mungkin Anda akan makin stres.

Untuk itu, cobalah untuk menjadwalkan makan malam sekeluarga meski suasana sedang tidak baik. Makan malam dapat dijadikan momen untuk sekadar bercerita mengenai hal remeh-temeh, bahkan mungkin mengevaluasi diri masing-masing.

Selanjutnya

5. Anak mengurung diri di kamar

Selama periode stres yang tinggi, beberapa anak akan menutup diri dari orang lain. Anak-anak yang lebih tua mungkin akan mengunci diri di kamar. Sementara yang lebih muda menolak bermain dengan teman-teman sebayanya. Sebagai orang tua, menurut dr. Alvord, luangkan waktu untuk berbicara dari hati ke hati dengan anak.

Ia juga menyarankan orang tua untuk jujur kepada anak dan berusaha menenangkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. “Jika Anda stres, mungkin bisa bilang kepada anak, ‘Ayah/Ibu mau mandi air hangat dan relaks dulu.’” saran Dr. Alvord. Hal ini akan melegakan anak karena tahu Anda dapat menangani stres tersebut, dan juga mengajarkan kepada anak bagaimana cara menangani stres yang baik.

6. Semua mengeluh sakit

Seperti yang sudah banyak diketahui, stres kronis dapat memengaruhi fungsi tubuh. Saat stres, anak yang lebih kecil biasanya mengeluh sakit perut dan mimpi buruk, sementara remaja sering mengalami sakit kepala, dan orang dewasa merasa nyeri di bagian leher, bahu, dan punggung.

Jika Anda dan keluarga sakit secara bersamaan, pastikan untuk mencuci tangan secara teratur agar kuman-kuman tidak makin menyebar. Lakukan juga pola hidup sehat seperti olahraga dan makan sehat secara teratur.

7. Selalu terburu-buru

Setiap hari Anda dan anak disibukkan oleh berbagai aktivitas yang seolah tiada henti. Mulai dari mengantar anak sekolah, bekerja, masak, kemudian menjemput anak lagi, dan sebagainya. Jika Anda terbiasa melakukan ini semua dengan terburu-buru, satu keluarga pun akan stres karena seolah tidak punya waktu untuk bernapas lega.

Jadi cobalah ambil waktu untuk berdiam diri sejenak dan ambil 10 kali napas dalam-dalam. Pastikan juga Anda dan anak memiliki waktu untuk relaksasi. Apabila anak merasa kelelahan karena banyak les, berarti itu saatnya untuk mengatur kembali jadwal anak. Baik anak maupun orang tua sama-sama perlu keseimbangan hidup.

Anda tak dapat mengontrol segala hal yang terjadi dalam hidup, termasuk stres. Tapi Anda tetap memiliki kendali untuk mengelolanya, terlebih jika sudah mengganggu kehidupan keluarga. Membiarkan stres berlarut sama saja dengan mendorong keluarga ke jurang penyakit. Tak mau, kan, jika itu terjadi? Jadi, cobalah untuk lebih menyadari tanda-tanda stres pada keluarga dan berusaha mengendalikannya.

[RS/ RVS]

ParentingKeluargaStresHari Keluarga NasionalStres dalam KeluargaHari Keluarga Internasional

Konsultasi Dokter Terkait