HomePsikologiPsikologi Keluarga7 Kiat Menghindari Konflik Pasca Bercerai
Psikologi Keluarga

7 Kiat Menghindari Konflik Pasca Bercerai

dr. Nabila Viera Yovita, 05 Des 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Ketika perpisahan tak terelakkan, pola asuh tetap harus diutamakan. Pahami ini untuk meminimalkan konflik pasca bercerai.

7 Kiat Menghindari Konflik Pasca Bercerai

Setiap pasangan memiliki alasan masing-masing untuk bercerai. Bukan sebuah keputusan yang mudah, tapi bisa jadi yang terbaik untuk keluarga. Jika Anda berdua memiliki anak, penting bagi Anda dan mantan pasangan untuk bekerja sama agar dapat mengatasi ketegangan serta ketidaksetujuan dengan cara yang sehat. Dengan demikian, konflik pasca bercerai bisa dihindari.

Berikut ini adalah beberapa kiat untuk menghindari konflik pasca bercerai:

1. Pisahkan perasaan dengan sikap

Wajar jika Anda masih merasa sakit hati pasca bercerai. Tapi perasaan tersebut tidak harus mendikte sikap Anda terhadap mantan pasangan, bukan? Cobalah untuk ingat lagi bahwa Anda masih memiliki anak yang harus dijaga bersama-sama. Jika Anda merasa sangat marah, melihat foto anak mungkin akan membantu hati tetap tenang.

2. Jangan tempatkan anak di tengah konflik

Beberapa orang tua menggunakan anak sebagai “pembawa pesan” ketika ada hambatan yang seharusnya bisa disampaikan langsung kepada mantan pasangan. Hindari melakukan hal tersebut, dan tanggalkan rasa sungkan untuk berkomunikasi apalagi jika sudah menyangkut anak. Intinya, jangan menyeret anak ke tengah konflik Anda berdua.

3. Bersikap sopan

Cobalah berkomunikasi dengan mantan pasangan sebagaimana berbicara atau berdiskusi dengan rekan kerja di kantor. Hal ini berarti mendengarkan satu sama lain serta menghormati adanya perbedaan pendapat. Yang tetap harus diingat, fokuslah kepada kebutuhan dan kebahagiaan anak Anda berdua. Jika ada masalah yang telanjur tidak berujung dengan baik, maafkan diri Anda serta perbaiki segera.

4. Fleksibel

Bersikaplah lebih fleksibel terhadap kebutuhan mantan pasangan Anda. Salah satunya yang berhubungan dengan pengaturan jadwal asuh. Jika Anda atau mantan pasangan membutuhkan perubahan jadwal terkait mengasuh anak, sebaiknya komunikasikan jauh-jauh hari supaya tidak bentrok.

5. Hindari mengeluarkan komen negatif tentang mantan pasangan

Ketika Anda melontarkan komen negatif mengenai mereka, ingatlah bahwa Anda sedang menyerang ibu atau ayah dari anak Anda. Walaupun bagi Anda mantan pasangan Anda bukanlah panutan yang terbaik, berbicara hal buruk mengenai mereka di depan anak hanya akan membuat anak jatuh membenci Anda, bahkan mantan pasangan.

6. Selesaikan perbedaan pendapat dengan baik

Jika ada perbedaan pendapat, tetaplah berkomunikasi dengan mantan pasangan Anda. Jangan berdiskusi di depan anak. Apabila Anda dan mantan pasangan belum mendapatkan solusinya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan terapis atau mediator. Oya, untuk masalah sepele (misal, ayah ingin anak tidur jam 7 dan ibu jam 7:30, lupakanlah dan lebih baik fokus pada hal-hal yang lebih penting).

7. Usahakan untuk selalu berdamai

Meski Anda dan mantan pasangan tidak pernah berargumen di depan anak, anak tetap dapat merasakan tensi dan kecemasan yang dialami oleh kedua orang tuanya. Penelitian menunjukkan bahwa banyak ayah jarang mengunjungi anak mereka karena enggan bertemu dengan mantan pasangan. Oleh karena itu, akhir yang damai dan tenang harus menjadi prioritas bagi tiap orang tua yang bercerai.

Itu beberapa kiat yang dapat Anda lakukan untuk menghindari konflik pasca bercerai. Ketika anak sudah cukup besar untuk mengerti, mereka akan merasa sangat bersyukur bahwa Anda dapat mengontrol sikap serta meninggalkan mereka dari konflik yang tidak perlu. Tetap ingat bahwa kebutuhan dan kebahagiaan anak Anda adalah yang paling utama.

[RS/ RVS]

PerceraianOrang TuaAnakBerceraiKonflik Pasca Bercerai

Konsultasi Dokter Terkait