Sehat dan Bugar

Punya Kebiasaan Brunch, Adakah Dampak Buruknya?

dr. Nabila Viera Yovita, 23 Nov 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Tren brunch kini semakin marak di kalangan masyarakat urban. Bagaimana dampaknya terhadap kesehatan?

Punya Kebiasaan Brunch, Adakah Dampak Buruknya?

Brunch yang merupakan singkatan dari breakfast (sarapan) dan lunch (makan siang) adalah aktivitas menyantap makanan di antara waktu sarapan dan makan siang. Sebagai bagian dari gaya hidup, dampak dari kebiasaan brunch ini juga perlu diperhatikan.

Menu brunch yang digemari

Sebenarnya tidak salah bila Anda mengunjungi resto-resto dengan dekorasi  cantik dan menarik untuk brunch bersama para sahabat maupun keluarga. Namun, tahukah Anda seberapa besar kalori dalam menu yang tersaji?

Akan lebih bijaksana jika Anda mengetahui kandungan apa saja yang terdapat dalam menu-menu brunch tersebut sebelum mengonsumsinya. Berikut ini adalah beberapa contoh menu yang dinilai cukup digemari oleh masyarakat.

  1. Smoked salmon egg benedict

Menu ini cukup populer di kalangan pecinta brunch. Terdiri dari daging ikan salmon asap yang disajikan di atas roti panggang dan diberi telur setengah matang di atasnya. Menurut ahli gizi, daging salmon asap merupakan sumber protein yang komplit, dan kaya akan omega-3 yang bermanfaat untuk menjaga fungsi otak, menurunkan kadar kolesterol jahat, serta mengurangi peradangan. Telur juga memberikan vitamin dan mineral seperti vitamin B dan D, selenium, zink, serta zat besi. Untuk memulai hari, menu ini bisa dianggap sebagai sumber protein yang baik. Namun hati-hati, daging salmon asap juga kaya akan sodium atau garam, yang jika Anda konsumsi secara berlebihan rentan memicu gangguan kesehatan.

  1. Pancake atau waffle dengan es krim vanila

Para ahli gizi mengatakan bahwa makanan manis ini memiliki kandungan nutrisi yang sangat sedikit. Selain rendah protein, menu ini mengandung kadar lemak serta gula yang tinggi. Walaupun tidak masalah untuk dikonsumsi sekali-kali, rasa manis dari pancake atau waffle akan membuat Anda cenderung ketagihan dan mengonsumsi makanan yang tinggi gula sepanjang hari.

Selanjutnya

  1. Sandwich alpukat

Sandwich biasanya terdiri dari roti sourdough yang terbuat dari adonan fermentasi ragi dan bakteri Lactobacillus. Paduan roti dengan alpukat yang telah dihancurkan kemudian diberi tambahan tomat panggang sangat menarik untuk dinikmati sebagai menu brunch.

Menurut ahli gizi, roti sourdough memiliki indeks glikemik yang rendah, sehingga dapat menjaga kadar gula darah tetap stabil dan membantu tubuh metabolisme lemak dalam tubuh dapat bekerja secara efisien. Di samping itu, alpukat kaya akan lemak baik, sehingga dapat menurunkan kadar lemak jahat dan meningkatkan kadar lemak baik dalam darah. Namun, karena menu ini masih tergolong tinggi kalori, Anda disarankan untuk menggunakan 1/3 dari alpukat utuh saja untuk setiap porsinya.

  1. Full English breakfast

Menu ini biasanya berisi telur mata sapi, daging sapi atau babi panggang, sosis, jamur tumis, tomat panggang, serta roti panggang. Jamur tumis merupakan sumber serat, protein serta mineral yang baik. Sedangkan, tomat yang dipanggang memiliki antioksidan yang bermanfaat menurunkan kolesterol jahat serta tekanan darah tinggi. Adanya telur pun membantu melengkapi asupan protein yang sekaligus memenuhi kebutuhan asam amino esensial.

Meski demikian, daging sapi atau babi serta sosis mengandung banyak garam karena sudah melewati proses pengolahan, termasuk pengawetan makanan. Dalam 100 gram daging yang diawetkan mengandung 1700 mg garam. Takaran ini merupakan 2 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan harian Anda.

Jika Anda ingin memilih menu ini, ahli gizi menyarankan untuk mengganti roti panggang dengan bayam atau sayuran lainnya, untuk meningkatkan konsumsi serat. Sebagai ganti daging yang diawetkan, Anda juga bisa menggunakan daging salmon asap.  Bila tetap ingin mengonsumsi menu full English breakfast secara lengkap, pilih jenis roti gandum dan daging segar yang langsung dimasak, sehingga lebih sehat.

  1. French toast

Makanan ini adalah menu lain yang masuk ke dalam deretan comfort food. Roti, sari buah, icing sugar, serta es krim di dalam menu ini memiliki kandungan gula tinggi yang dapat memicu peningkatan berat badan dan risiko terkena diabetes.

Anda dapat membuat maupun membeli French toast dengan mengganti topping dengan buah segar atau yoghurt rendah lemak. Selain sumber protein yang baik, buah dan yoghurt juga dapat diandalkan sebagai sumber kalsium dan serat.

Dampak buruk dari kebiasaan brunch

Menyimak deretan menu brunch di atas tentunya menggugah selera Anda untuk segera menikmatinya. Tren makan di antara sarapan dan makan siang ini memang menarik untuk dilakukan. Namun, kebiasaan brunch juga berisiko membuat Anda mengonsumsi makanan yang kaya akan garam. Jika berlebihan, ancaman hipertensi ada di depan mata.

Begitu pula dengan beberapa menu brunch lainnya, rata-rata memiliki kandungan protein yang rendah namun tinggi lemak dan gula. Selain memicu kenaikan berat badan, berbagai menu tersebut akan membuat Anda berisiko terkena diabetes atau kolesterol.

Walaupun menu-menu di atas terkesan menggunakan bahan-bahan yang sehat seperti sayur dan buah, sebagian menu favorit masyarakat bukanlah pilihan menu yang sehat. Jika memang ingin menikmati brunch, para ahli gizi menyarankan Anda untuk membuat menu brunch Anda sendiri.

Dengan mengolah makanan sendiri, Anda akan lebih mudah mengontrol kandungan gizi serta bahan-bahan yang digunakan, sehingga makanan pun terjamin kesehatannya.

Apabila Anda memang ingin menikmatinya bersama teman sembari mencoba kafe kekinian, lebih selektiflah dalam memilih menu. Pilihlah menu yang mengandung protein seperti telur, daging salmon asap, atau ayam panggang, dan pasangkan dengan sayur serta lemak sehat seperti alpukat. Dengan demikian, Anda tetap dapat menikmati brunch, namun kesehatan pun terjaga.

Mengikuti gaya hidup masa kini seperti tren brunch memang tak ada salahnya. Namun, Anda juga tetap bisa menjaga diri untuk konsisten menjalankan hidup sehat dengan kiat-kiat yang telah dipaparkan di atas. Satu yang perlu diingat, makan enak, tetap bisa sehat, lho!

[NP/ RVS]

Gaya Hidupkadar gulaKaloriLemakKolesterolbrunchSumber proteinDiabetesSarapanKandungan GiziHipertensi

Konsultasi Dokter Terkait