HomeIbu Dan anakIbu Menyusui9 Tanda ASI Banyak atau Hiperlaktasi, Apa Saja?
Ibu Menyusui

9 Tanda ASI Banyak atau Hiperlaktasi, Apa Saja?

Aprinda, 16 Jan 2023

Ditinjau Oleh dr. Dyah Novita

Icon ShareBagikan
Icon Like

Produksi ASI yang terlalu banyak tidak hanya menimbulkan tanda pada sang ibu, tapi juga gejala yang mengganggu pada bayinya. Lantas, apa saja gejalanya?

9 Tanda ASI Banyak atau Hiperlaktasi, Apa Saja?

Bisa menghasilkan ASI berlimpah merupakan idaman banyak ibu menyusui. Namun tahukah kamu, ada suatu kondisi yang menyebabkan produksi ASI yang berlebihan? 

Kondisi ini disebut dengan hiperlaktasi dan ditandai dengan jumlah ASI melebihi asupan yang dibutuhkan oleh bayi. Keadaan ini bukanlah suatu penyakit, tetapi pada sebagian orang, hiperlaktasi bisa menimbulkan gangguan pada bayi dan ibunya.

Agar kamu lebih mengenali kondisi ASI yang terlalu banyak ini, amati beberapa tanda yang ditimbulkan berikut ini:

1. Payudara Terasa Penuh dan Kencang

Payudara Kendur? Ini yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan (Khaiwhan Pao/Shutterstock)

Produksi ASI terjadi di dalam alveoli, yakni sekelompok sel mirip anggur di dalam payudara. Setelah diproduksi, ASI akan mengalir ke puting susu melalui saluran duktus. 

Produksi ASI bisa membuat ukuran payudara membesar. Kondisi tersebut membuat payudaramu terasa penuh dan kencang. Normalnya, rasa penuh dan kencang di payudara akan menghilang secara perlahan setelah menyusui.

Akan tetapi, kondisi tersebut tidak dialami ibu dengan hiperlaktasi. “Payudara akan selalu terasa penuh dan kencang, meskipun sudah dikosongkan setelah menyusui,” kata dr. Dyah Novita Anggraini. 

Artikel Lainnya: 3 Jenis ASI yang Wajib Diketahui Ibu Baru 

2. Nyeri Pada Payudara

Produksi ASI yang terlalu banyak bisa menimbulkan tanda berupa pembengkakan pada payudara. Kondisi ini sering kali membuat payudara menjadi lebih sensitif, bahkan terasa nyeri.

Kemunculan rasa nyeri disebabkan oleh peningkatan aliran darah dan suplai ASI yang memenuhi ruang di dalam payudara. Biasanya, kondisi ini terjadi pada ibu yang baru melahirkan dan tidak langsung menyusui bayinya.

3. ASI Merembes

Terlalu banyak air susu yang diproduksi memungkinkan ASI keluar dari puting. “ASI bisa merembes ke bra, bahkan menembus ke pakaian ibu,” ujar dr. Dyah.

Walaupun bukan pertanda bahaya, ciri hiperlaktasi ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, terutama ketika Mama berada di luar rumah.

Pada beberapa situasi, air susu bisa keluar di kedua sisi payudara. Padahal, saat itu bayi hanya menyusu di satu sisi payudara. Bukan hanya pakaian ibu, ASI bisa membasahi celana atau kaus kaki bayi. Mau tidak mau, bayi harus berganti pakaian supaya tidak kedinginan.

4. ASI Muncrat 

Teknik Menyusui yang Membuat Bayi Nyaman (Mrvirgin/Shutterstock)

Air susu yang terlalu banyak bisa menyebabkan tanda berupa ASI muncrat. Jadi, ASI bukannya menetes keluar secara perlahan, melainkan muncrat keluar dari puting payudara.

Kondisi ini bisa menyulitkan bayi untuk menyusu dengan nyaman. Terutama, pada bayi yang baru lahir beberapa hari. 

Artikel Lainnya: Memahami Proses Keluarnya ASI pada Ibu Menyusui 

5. Bayi Tersedak Saat Menyusu

Aliran ASI yang terlalu deras, bisa membuat sebagian bayi tersedak atau terlihat gelagapan saat menyusu. 

Ada pula bayi yang memberi reaksi dengan menggigit puting payudara ibu untuk menurunkan aliran ASI yang terlalu deras. Akibat reaksi tersebut, puting Mama bisa lecet atau terluka. 

6. Bayi Menolak untuk Menyusu

“Bayi yang sering tersedak saat menyusu bisa membuatnya kesal dan rewel,” ujar dr. Dyah. 

Bayi yang kesal saat menyusu, bisa menunjukkannya dengan menolak untuk menyusu atau menjadi rewel saat akan disusui. 

Aktivitas menyusui ini semakin sulit dilakukan karena ibu juga merasakan nyeri akibat luka atau lecet pada putingnya.

Artikel Lainnya: Puasa Bikin Produksi ASI Menurun, Mitos atau Fakta? 

7. Bayi Muntah Saat Menyusu

Sesuai dengan penuturan dr. Dyah, hiperlaktasi bisa menyebabkan bayi sering muntah. Hal ini terjadi karena banyaknya udara yang masuk ke lambung bayi saat menyusui.

Muntah selama menyusui juga bisa terjadi karena bayi minum lebih banyak susu daripada asupan seharusnya. 

8. Muncul Tanda Infeksi pada Payudara

Ilustrasi Infeksi Payudara dan Kanker payudara

Hiperlaktasi bisa memicu peradangan dan infeksi di payudara (mastitis). Seharusnya, payudara secara perlahan akan kosong selama menyusui. Namun, karena jumlah ASI terlalu banyak, payudara tidak kosong dan menyumbat di saluran susu (duktus).

Sumbatan ini bisa menyebabkan peradangan, bahkan mengundang bakteri di sekitar untuk menginfeksi. Tanda infeksi akibat jumlah ASI yang terlalu banyak, di antaranya:

  • Payudara menjadi lebih sensitif saat disentuh
  • Terjadi pembengkakan di payudara
  • Muncul benjolan di payudara
  • Nyeri, kulit kemerahan, dan sensasi panas terbakar di payudara

9. Bayi Mengalami Kolik dan Pertumbuhannya Terganggu

Bayi yang menyusu pada ibu dengan hiperlaktasi juga cenderung mengalami kolik. Kondisi ini menyebabkan bayi terus menangis. Biasanya terjadi di malam hari, dan sering membuat orangtua kewalahan.

Meski penyebab kolik pada kebanyakan kasus tidak diketahui secara pasti. Menyusu berlebihan, kelaparan, atau terlalu sering bersendawa bisa menjadi salah satu faktor pemicunya. 

Kelebihan ASI bisa meningkatkan frekuensi bayi untuk menyusu. Akibatnya, asupan susu yang diterima bayi menjadi berlebihan. Hal ini bisa memicu kenaikan berat badan pada bayi. 

Di lain sisi, hiperlaktasi juga bisa menyebabkan penurunan berat badan bayi. “Berat badan bayi bisa menurun, jika bayi kewalahan dalam menyesuaikan pancaran ASI saat menyusu,” jelas dr. Dyah.

Naik atau turunnya berat badan bayi bisa memengaruhi pertumbuhan bayi. Ini bisa terjadi jika hiperlaktasi berlangsung dalam jangka panjang.

Artikel Lainnya: Kualitas ASI Perah Tak Sebaik ASI yang Diberikan Langsung? 

Jika Mamamenunjukkan beberapa tanda produksi ASI terlalu banyak seperti di atas, jangan langsung panik. Pahami bahwa kondisi ini umumnya akan membaik dalam empat hingga tujuh hari.

Namun, bila Mama mengalami kesulitan menyusui si kecil karena kondisi ini, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter. Kamu juga bisa melakukan konsultasi secara daring dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter. 

#JagaSehatmu dan si kecil dari sekarang agar hidupmu jadi berkualitas dan si kecil dapat tumbuh optimal!

(JKT)

Mastitis

Konsultasi Dokter Terkait