Diabetes

Penderita Diabetes Mellitus Rentan Terkena Infeksi Ini

dr. Fiona Amelia MPH, 09 Jun 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Penyakit infeksi kerap terjadi pada penderita diabetes mellitus. Derajatnya pun lebih berat.

Penderita Diabetes Mellitus Rentan Terkena Infeksi Ini

Secara umum, sistem kekebalan tubuh penderita diabetes mellitus lebih lemah ketimbang orang normal. Dan dengan adanya gangguan pembuluh darah dan saraf akibat kadar gula darah yang tinggi, membuat orang dengan diabetes lebih rentan mengalami infeksi.

Infeksi bisa mengenai berbagai organ dan sistem tubuh. Namun pada diabetes, infeksi paling sering menyerang organ-organ berikut ini.

1. Infeksi kulit

Kadar gula darah yang terus-menerus tinggi akan memicu gangguan saraf dan pembuluh darah. Aliran darah menjadi kurang lancar dan saraf-saraf kurang sensitif terhadap rangsangan. Salah satu wujudnya yakni rasa baal pada kulit, sehingga penderita diabetes kerap tidak menyadari adanya luka. Kondisi ini akan memudahkan timbulnya infeksi kulit, yang dapat meluas ke jaringan di sekitarnya.

Kulit manapun bisa terkena, tetapi paling sering di daerah kaki dan lipatan kulit seperti selangkangan, payudara, dan ketiak. Kuman penyebab infeksi bisa berupa jamur, bakteri, atau kombinasi keduanya.

2. Infeksi telinga, hidung, dan tenggorok

Kejadian infeksi di area kepala dan leher seperti otitis eksterna maligna (peradangan berat telinga luar) dan rinoserebral mukormikosis (infeksi jamur di hidung dan otak) hampir seluruhnya ditemukan pada penderita diabetes.

Otitis eksterna maligna biasanya terjadi pada penderita diabetes di atas usia 35 tahun dan hampir selalu disebabkan oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa. Penderitanya akan mengeluhkan telinga yang terasa amat nyeri dan keluar cairan. Infeksi ini bermula dari liang telinga luar, yang kemudian menjalar ke jaringan lunak sekitarnya, tulang rawan, dan tulang kompak.

Sedangkan rinoserebral mukormikosis disebabkan oleh infeksi jamur, yang didapat dari lingkungan sekitar. Jamur masuk ke dalam hidung dan rongga sinus, lalu menyebar ke jaringan sekitar dan otak melalui pembuluh darah. Infeksi ini tergolong mematikan dan lebih banyak terjadi pada penderita diabetes yang kadar gula darahnya tidak atau sulit terkontrol.

3. Infeksi paru

Infeksi paru, atau yang dikenal sebagai pneumonia, cukup sering dialami penderita diabetes. Ini karena paru merupakan “jalan masuk” berbagai kuman. Bakteri penyebab biasanya berasal dari spesies Staphylococcus atau Klebsiella pneumoniae. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh infeksi jamur Cryptococcus dan Coccidioidomycosis.

Kondisi diabetes juga meningkatkan risiko kekambuhan tuberkulosis (TB), pada penderita yang memiliki riwayat TB paru di masa lampau.

4. Infeksi saluran kemih

Jika kadar gula (glukosa) darah tinggi, maka kelebihannya akan dikeluarkan melalui urine. Urine yang mengandung glukosa merupakan media pertumbuhan bakteri yang amat baik. Karena itu, penderita diabetes kerap mengalami infeksi saluran kemih. Infeksi dapat muncul sebagai sistitis (infeksi kandung kemih) atau yang lebih berbahaya, pyelonefritis (infeksi ginjal).

5. Keputihan

Jamur lebih mudah tumbuh di lingkungan yang lembap dengan kadar gula yang tinggi. Oleh sebab itu, wanita dengan diabetes kerap mengalami keputihan akibat pertumbuhan berlebihan jamur Candida sp. Kondisi ini tidak berbahaya, tapi mengganggu penderitanya.

Tanda dan gejalanya berupa vagina yang kemerahan, amat gatal, perih, atau terasa menyengat, keluarnya keputihan yang seperti susu basi atau keju, serta nyeri saat berhubungan intim.

1 dari 1

Bagaimana mencegahnya?

Infeksi pada kondisi diabetes umumnya lebih sulit sembuh sehingga membutuhkan waktu perawatan dan pemulihan yang lebih panjang. Karena itu, penderita diabetes sebaiknya menghindari hal-hal yang memicu infeksi sebisa mungkin. Beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu:

  • Merawat dan memperhatikan kaki. Agar terhindar dari gesekan dan luka lecet, gunakan sandal di dalam rumah, serta kaos kaki dan sepatu saat bepergian. Setiap hari, periksa dan lihat kaki Anda apakah muncul lepuhan, goresan, lecet, rasa perih, atau kelainan kulit lain yang membuat infeksi mudah berkembang. Perawatan kaki ini penting agar luka-luka ringan tidak menjadi infeksi berat yang membahayakan.
  • Perhatikan kebersihan area pribadi. Untuk mencegah infeksi saluran kemih, segeralah berkemih setelah berhubungan intim, membilas area pribadi setelah berkemih, tidak menahan keinginan untuk berkemih, dan mengonsumsi air yang cukup.
  • Merawat area kewanitaan dengan benar. Keputihan bisa dihindari dengan perawatan vagina yang baik. Misalnya, dengan menghindari penggunaan spermisida dan sabun cuci vagina, serta mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik, seperti yoghurt atau suplemen probiotik.

Pada dasarnya, infeksi apa pun akan lebih mudah timbul bila kadar gula darah tidak terkontrol. Karena itu, untuk penderita diabetes mellitus, mengendalikan kadar gula darah agar selalu berada di dalam target pengobatan adalah hal yang sangat penting. Selain memperhatikan apa yang Anda makan, jangan lupa untuk rutin minum obat dan berolahraga, ya!

[RS/ RVS]

diabetes mellitus
infeksi
Infeksi Saluran Kemih
Infeksi Kulit