Ginjal dan Saluran Kemih

6 Kebiasaan Sehari-hari Ini Picu Gangguan Ginjal

Ruri Nurulia, 20 Mei 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Banyak orang tak sadar bahwa beberapa kebiasaan sehari-hari dapat memicu terjadinya gangguan ginjal. Apa saja? Ketahui selengkapnya di sini.

6 Kebiasaan Sehari-hari Ini Picu Gangguan Ginjal

Tidak sedikit orang yang menganggap remeh fungsi ginjal pada tubuh. Padahal, fungsi ginjal ini sangat penting, banyak, kompleks dan memengaruhi organ-orang tubuh lainnya. Tak dapat dimungkiri, banyak orang yang tidak sadar bahwa beberapa kebiasaan sehari-hari yang mereka lakukan dapat memicu gangguan ginjal.

Ginjal merupakan organ tubuh untuk ekskresi. Organ ini berfungsi untuk membuang sampah metabolisme, menjaga keseimbangan darah, cairan tubuh dan elektrolit, serta membuat hormon untuk pengaturan tekanan darah dan pembentukan sel darah merah.

Dengan begitu banyaknya peran ginjal bagi tubuh, kesehatan ginjal haruslah mendapat perhatian lebih. Ini karena jika sudah terjadi kerusakan ginjal yang kronis, maka sifatnya akan irreversible (menetap) dan progresif (terus bertambah berat). Bahkan, pada kasus yang lebih lanjut, dimana fungsi ginjal sudah sangat menurun, seseorang harus menjalani terapi pengganti ginjal secara rutin. Salah satunya adalah hemodialisa (cuci darah) yang menjadi hal menakutkan bagi kebanyakan orang.

Nyatanya, banyak orang yang sehari-harinya tanpa sadar melakukan berbagai kebiasaan yang dapat berdampak buruk terhadap kesehatan ginjal. Menurut Dr. Leslie Spry, M.D., FACP, dari National Kidney Foundation sekaligus konsultan nefrologi dan direktur medis dari Pusat Dialisis di Nebraska, Amerika Serikat (AS), kepada Huffington Post, berikut ini adalah beberapa kebiasaan tersebut.

1. Penggunaan obat penghilang rasa sakit (painkiller) dalam jangka waktu lama

Penggunaan beberapa jenis obat penghilang rasa sakit dalam jangka waktu lama, terlebih dalam dosis tinggi, berdampak buruk terhadap jaringan dan struktur ginjal. Baik obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas di pasaran maupun obat resep dokter dapat merusak dan menurunkan aliran darah ke ginjal. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) adalah “tersangka” utamanya. Sebanyak 1-3 persen kasus baru gagal ginjal kronis kemungkinan disebabkan oleh penggunaan obat penghilang rasa sakit secara berlebihan.

Selain NSAID, sejumlah obat diketahui dapat merusak ginjal, seperti aminoglikosid, zat kontras radiografi, analgesik seperti parasetamol, dan beberapa jamu pegal linu dan rematik. Dilansir dari laman Liputan6, konsultan ginjal dan hipertensi dari Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), dr. Tunggul Situmorang, SpPD-KGH mengatakan bahwa obat-obatan dapat memicu reaksi intraseluler yang dapat mengakibatkan peningkatan permeabilitas membran sel terhadap air.

Menurutnya, tiap obat berbeda reaksinya, tergantung grade dari obat itu sendiri. Jika sering dikonsumsi, maka akan memicu reaksi intraseluler yang dapat menyebabkan pembentukan kristal atau reaksi imunologis yang menjadikan toksik pada ginjal.

2. Merokok

Ada banyak studi mengenai dampak buruk merokok terhadap kesehatan paru-paru dan jantung. Namun, ada juga beberapa studi yang menunjukkan bahwa orang-orang yang merokok lebih cenderung memiliki protein dalam urine, yang merupakan tanda kerusakan ginjal. Beberapa penyakit yang memengaruhi ginjal, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi, dapat semakin parah karena kebiasaan merokok. Tak hanya itu, para perokok cenderung lebih memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal.

Merokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Dengan ini, merokok secara tidak langsung dapat menjadi cikal bakal terjadinya gangguan ginjal. Sebuah studi tahun 2012 menyebutkan bahwa berhenti merokok dapat mengurangi risiko karsinoma ginjal sebesar 40 persen.

Sementara itu, National Kidney and Urologic Diseases Information Clearinghouse, AS, menyebut merokok bisa meningkatkan risiko kanker dan penyakit ginjal. Merokok bisa mengurangi monoamine oxidase B (MAO-B), enzim yang mempromosikan kesehatan seluruh tubuh. Dalam studi yang dilakukan oleh Brookhaven National Laboratory di New York, AS, tingkat MAO-B pada ginjal rata-rata antara 33-46 persen lebih rendah dari perokok.

3. Terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula

Donat sebagai sarapan, semangkuk cokelat dan permen untuk menemani kerja, atau apa pun makanan dan minuman tinggi gula lainnya dapat meningkatkan risiko Anda mengalami diabetes dan obesitas. Kedua kondisi tersebut merupakan faktor risiko terjadinya gangguan ginjal. Bahkan, menurut data dari Indonesian Renal Reggistry pada tahun 2010, diabetes menyumbang 25 persen penyebab penyakit ginjal.

Mengurangi asupan gula dalam pola makan Anda dapat menurunkan risiko diabetes, obesitas, dan penyakit ginjal. Selain itu, jika Anda memangkas konsumsi gula olahan, Anda juga dapat mengurangi kalori, berbagai zat kimia, dan sodium. Jika lingkar pinggang dan kedua ginjal Anda dapat berbicara, mereka akan mengucapkan terima kasih.

4. Mengonsumsi makanan tinggi sodium

Makan makanan yang mengandung sodium tinggi dapat meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah yang tinggi dapat merusak ginjal dari waktu ke waktu dan dapat menyebabkan gagal ginjal. Sodium dapat membuat ginjal kerja lebih keras. Bila ada kelebihan sodium dalam aliran darah, tubuh perlu mengeluarkannya. Hal ini menyebabkan banyak tekanan pada ginjal dan pada akhirnya dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan.

Menurut dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter, makan makanan asin dapat meningkatkan kadar sodium di dalam urine. Akibatnya, dapat menghambat penyerapan kalsium ke dalam tubuh. Oleh karena itu, kalsium akan menumpuk di dalam urine dan dapat menyebabkan terbentuknya batu kalsium pada saluran kemih.

Saran dari dr. Karin, hindari makanan yang mengandung tinggi garam seperti keripik, makanan kaleng, makanan yang diproses (sosis, ham, bacon), kecap asin, serta makanan yang mengandung pengawet dan MSG.

5. Sering menahan buang air kecil

Hampir setiap orang pernah menahan buang air kecil, entah karena sedang tidur, bekerja, berkendara, atau karena malas ke kamar mandi. Jika kebiasaan ini sering dilakukan, ini dapat berdampak buruk terhadap kesehatan.

Dikatakan oleh dr. Nadia Octavia dari KlikDokter, menahan kencing dapat membuat Anda berpotensi terkena infeksi saluran kemih. Semakin lama urine tertahan di kandung kemih, maka kandung kemih Anda berpotensi untuk menjadi sarang bakteri yang baik.

Lebih jauh lagi, infeksi saluran kemih akibat bakteri dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti keinginan kencing jadi lebih sering, nyeri saat kencing, hingga bisa mengakibatkan demam. Selain itu, infeksi bakteri tersebut juga dapat menyebar ke ginjal dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi.

6. Kurang minum air

Kurang minum memicu dehidrasi. Tubuh yang mengalami dehidrasi akan memiliki waktu yang lebih lama untuk menjaga tekanan darah. Ginjal adalah salah satu organ yang sangat sensitif terhadap aliran darah.

Menurut dr. Anita Amalia Sari, juga dari KlikDokter, kurangnya konsumsi air dapat menyebabkan ginjal harus bekerja lebih keras. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan ginjal seperti infeksi saluran kemih, batu ginjal, hingga gagal ginjal.

Jaga kesehatan ginjal mulai dari sekarang

Untuk menjaga agar fungsi ginjal tetap sehat, berikut ini adalah lima hal yang penting dilakukan oleh dr. Rio Aditya dari KlikDokter:

  • Kendalikan gula darah. Kadar gula darah yang tinggi dapat membuat ginjal bekerja terlalu berat sehingga menggangu fungsi kerjanya secara umum. Hal ini disebabkan karena kadar gula darah yang tinggi membuat ginjal menyaring terlalu banyak darah. Apabila ginjal bekerja terlalu berat, lama-kelamaan performanya akan menurun dan akan terjadi kebocoran dari saringannya.
  • Mengatasi dan menghindari infeksi saluran kencing. Infeksi saluran kencing pada umumnya terjadi akibat bakteri. Apabila infeksi ini tidak ditangani, maka bakteri penyebab infeksi dapat bergerak naik dan menginfeksi ginjal, sehingga menyebabkan fungsi ginjal terganggu. Cara paling mudah mencegah infeksi saluran kencing adalah dengan minum air secukupnya setiap hari atau minimal 8 gelas setiap hari dan menjaga higienitas saluran kencing.
  • Hindari dan atasi hipertensi. Tekanan darah yang tinggi atau hipertensi menyebabkan jantung bekerja lebih berat dari biasanya dan dalam jangka waktu panjang. Kondisi ini dapat merusak pembuluh darah dalam tubuh. Apabila pembuluh darah yang rusak terdapat di ginjal, maka fungsi ginjal akan terganggu. Hal ini kemudian dapat berperan dalam menaikkan tekanan darah, sehingga menjadi sebuah lingkaran setan.
  • Jauhi obat atau makanan atau minuman yang sifatnya sebagai “racun” ginjal. Menjaga apa yang Anda makan sangat penting dalam membantu kerja ginjal supaya tetap bekerja optimal. Minuman bersoda, alkohol, dan juga beberapa minuman berenergi yang tinggi kalori dapat memengaruhi fungsi ginjal dalam jangka panjang.
  • Minum yang cukup. Mengonsumsi air minum sesuai rekomendasi (yaitu 8 gelas sehari) akan membantu meringankan fungsi ginjal. Selain itu juga mencegah terjadinya penumpukan mineral yang dapat berakibat pada terjadinya batu ginjal.

Mengingat ginjal punya fungsi penting dalam kelangsungan sistem kerja tubuh, maka menjaga kesehatan ginjal tak boleh disepelekan. Selain melakukan pencegahan di atas, segera hentikan berbagai kebiasaan yang dapat memicu gangguan ginjal. Utamakan pola hidup sehat yang termasuk pola makan sehat, olahraga secara rutin, serta memenuhi kebutuhan cairan tubuh.

[RVS]

ginjalDiabetesgangguan ginjalHipertensiInfeksi Saluran KemihPenyakit Ginjal

Konsultasi Dokter Terkait