Kesehatan Anak

Yuk, Kenali Pertolongan Pertama pada Anak Diare

dr. Theresia Rina Yunita, 30 Apr 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Diare pada anak perlu diwaspadai. Lakukan langkah-langkah pertolongan pertama ini agar anak terhindar dari dehidrasi akibat diare.

Yuk, Kenali Pertolongan Pertama pada Anak Diare

Bagi orang tua, memiliki anak yang sedang diare tentunya bisa membuat panik. Wajar jika Anda panik, karena apabila diare pada anak dibiarkan atau tidak ditangani dengan tepat dapat berakibat fatal, bahkan bisa berujung pada kematian. Oleh karena itu, setiap orang tua wajib mengetahui apa saja langkah-langkah pertolongan pertama yang dapat segera dilakukan di rumah ketika anak diare.

Diare merupakan perubahan frekuensi atau konsistensi dari buang air besar (BAB). Frekuensi diare dapat bertambah hingga lebih dari 3 kali/hari dan disertai perubahan konsistensi feses yang lebih lembek, bahkan cair. Diare dapat disertai lendir atau darah, berbau asam ataupun berwarna hijau.

Diare pada anak bisa disebabkan banyak hal, mulai dari infeksi virus, bakteri, jamur, ataupun parasit. Namun, yang paling sering menyebabkan diare pada anak adalah virus, seperti rotavirus, yang ditandai dengan diare yang sangat banyak (bisa melebihi 10-15 kali sehari), berisi air, dan juga demam.

Pada kasus diare yang disebabkan oleh virus, anak sebetulnya tidak membutuhkan pengobatan khusus seperti pada infeksi jenis lainnya yang memerlukan antibiotik atau antijamur.

Satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah menjaga asupan cairan yang masuk dan yang keluar agar tetap seimbang. Hal ini disebabkan sebagian besar tubuh terdiri dari atas cairan (yaitu sekitar 80 persen), sehingga ketidakseimbangan asupan cairan yang masuk dan keluar dapat menyebabkan dehidrasi. Selain itu, diare juga menyebabkan pengeluaran elektrolit dari dalam tubuh yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.

Jika Anda mendapati anak diare, lakukan langkah-langkah pertolongan pertama ini yang bisa segera Anda lakukan di rumah.

1. Pastikan asupan cairan

Diare pada anak perlu diwaspadai karena tubuh anak yang sebagian besar terdiri atas cairan, mudah sekali mengalami dehidrasi akibat diare. Untuk menghindari hal ini, pantau asupan cairan anak saat ia diare. Jika anak masih menyusu dan masih bisa minum ASI, maka sebaiknya ASI tetap dilanjutkan dengan frekuensi lebih sering. Jika anak sudah tak lagi menyusu, jaga asupan cairan dengan banyak minum air putih dan usahakan tetap makan seperti biasa.

2. Berikan oralit

Setiap anak yang mengalami dehidrasi membutuhkan CRO atau yang sering disebut oralit. Oralit dapat diberikan di rumah pada anak yang mengalami dehidrasi ringan, menolak makan biasa, atau muntah dan/atau diare

Berikan oralit sedikit-sedikit tapi sering menggunakan spuit oral, sendok atau cawan takar, atau gelas. Berikan  anak oralit sebanyak 5-10 ml selama 3-4 jam untuk menggantikan cairan yang hilang. Untuk anak dengan berat badan 10 kg, ini setara dengan 500 ml. Jika jumlah total CRO sudah diberikan, Anda bisa melanjutkan pemberian makanan pada anak seperti biasanya.

3. Berikan tablet atau sirop zink selama 10 hari berturut-turut

Pemberian tablet atau sirop zink selama 10 hari berturut-turut bertujuan untuk memperbaiki kondisi pencernaan anak. Pemberian ini juga terbukti dapat memperpendek durasi diare dan mencegah kekambuhannya di kemudian hari. Zink diberikan satu kali sehari dengan dosis 10 mg pada bayi di bawah 6 bulan dan 20 mg mulai usia 6 bulan ke atas. Selain tablet dan sirop zink, Anda juga dapat memberikan probiotik untuk membantu pengobatan diare.

4. Hindari pemberian minuman bersoda, teh, dan sports drink

Minuman bersoda dan minuman olahraga (sports drink) memiliki kadar gula yang tinggi sehingga bisa memperparah diare. Kadar mineralnya pun tidak cocok untuk seseorang yang sedang mengalami diare. Teh juga harus dihindari karena dapat memicu anak untuk buang air kecil (BAK), yang juga bisa memperparah dehidrasi.

Berikut ini adalah tanda dan gejala yang perlu Anda waspadai agar tidak terlambat membawa anak ke dokter :

  1. Frekuensi BAK anak berkurang (warna urine pekat) hingga tidak BAK sama sekali
  2. Anak menjadi sangat rewel hingga akhirnya lemas dan cenderung tidur
  3. Anak tidak mau makan dan minum
  4. Air mata anak tidak keluar saat menangis

Nah, jika anak diare, jangan langsung panik. Diare yang terjadi dengan atau tanpa dehidrasi ringan dapat ditangani sendiri di rumah. Namun, jika setelah ditangani tapi diare masih berlanjut dan anak menunjukkan tanda dehidrasi yang lebih berat, segera bawa anak ke IGD terdekat, untuk mendapatkan pertolongan lanjutan dengan pemberian cairan melalui infus.

[RN/ RVS]

AnakAnak diareDiare

Konsultasi Dokter Terkait