Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeIbu Dan anakTips ParentingKenali Lebih Dekat Autisme pada Anak
Tips Parenting

Kenali Lebih Dekat Autisme pada Anak

dr. Sepriani Timurtini Limbong, 02 Apr 2018

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Apa sebenarnya autisme dan apa saja gejalanya pada anak? Ketahui lebih jauh mengenai autisme di sini.

Kenali Lebih Dekat Autisme pada Anak

Anda tentu pernah mendengar perihal autisme. Istilah ini sering disematkan pada anak yang memiliki perilaku maladaptif atau “aneh”. Tak jarang juga autisme dijadikan julukan yang bernada negatif.

Sebenarnya, autisme merupakan bagian dari gangguan perkembangan anak. Autisme atau gangguan spektrum autisme (Autism Spectrum Disorder/ASD) adalah gangguan perkembangan fungsi otak yang mencakup berbagai bidang, mulai sosial, emosional, dan komunikasi.

Data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan pada tahun 2012, sekitar 1 dari 68 anak mengalami autisme dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibanding anak perempuan. Meski demikian, autisme dapat terjadi pada ras apapun tanpa memandang latar belakang sosioekonomi keluarga.

Sejauh ini penyebab autisme belum diketahui dengan jelas. Tiga faktor yang diyakini memengaruhi terjadinya autisme adalah:

  • Faktor genetik (faktor keturunan). Anak yang memiliki saudara dengan autisme lebih berisiko mengalami autisme pula. Pada kembar identik, bila salah satu anak mengalami autisme, maka saudara kembarnya juga akan menunjukkan gejala autisme seiring berjalannya waktu.
  • Faktor neurobiologis. Anak dengan gangguan spektrum autisme cenderung mengalami masalah struktur dan fungsi otak yang sudah terjadi sebelum ia lahir.
  • Faktor lingkungan. Beberapa peneliti menyatakan bahwa faktor lingkungan seperti obat-obatan, makanan, zat kimia dapat memicu gejala autisme. Namun hal tersebut masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Selanjutnya

Tidak ada satu jenis pemeriksaan tunggal untuk dapat mendiagnosis autisme. Perlu serangkaian pemeriksaan untuk dapat mengatakan seorang anak mengalami autisme mulai dari pemeriksaan fisik, electroencephalogram (EEG), hingga perilaku dan perkembangan anak seperti M-CHAT (Modified Checklist for Autism in Toddlers).

Meski demikian, orang tua umumnya mulai dapat mengenali gejala autisme sebelum anak berusia 3 tahun. Gejala yang ringan bahkan bisa mulai terdeteksi sejak anak usia 9 bulan. Biasanya orang tua akan menyadari anaknya tampak berbeda dibandingkan anak sebayanya.

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Fifth Edition (DSM-5), anak dengan gangguan autisme akan mengalami dua gejala utama berikut, yaitu:

  1. Gangguan interaksi dan komunikasi sosial yang meliputi berbagai aspek, mulai dari komunikasi verbal, komunikasi non-verbal, serta kemampuan mempertahankan interaksi dengan orang lain.
  2. Adanya perilaku yang terbatas dan repetitif, seperti gerakan tangan atau kaki tertentu yang diulang-ulang atau berbicara satu kalimat secara berulang.

Secara praktis, dua hal tersebut akan tampak dalam beberapa sifat berikut diantaranya:

  • Cenderung menghindari kontak mata atau sedikit melakukan kontak mata saat berkomunikasi
  • Sulit bermain bersama anak-anak lain
  • Lebih senang menyendiri atau menarik diri dari pergaulan
  • Tertarik pada hal yang sama, tidak dapat menerima perubahan
  • Sulit mengungkapkan kebutuhannya dengan kata-kata
  • Meminta sesuatu melalui isyarat atau menunjuk
  • Jengkel atau kesal berlebihan hingga menunjukkan perilaku membabi buta

Hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan atau menghilangkan gejala autisme sepenuhnya. Terapi yang telah terbukti mengurangi dan memperbaiki gejala adalah terapi perilaku (behavioural therapy).

Tujuan dari terapi ini adalah memperbaiki kemampuan sosial, mengontrol perilaku maladaptif, serta membentuk perilaku yang baik agar anak dapat beradaptasi dengan lingkungannya saat ia dewasa nanti.

“Kekuatan” anak dengan autisme

Autisme sering mendapat stigma buruk di masyarakat. Orang tua yang memiliki anak dengan autisme pun seringkali mengeluhkan kondisi anaknya dan akhirnya menjadi putus asa. Padahal sebenarnya, anak autisme juga punya banyak kelebihan.

Anak dengan autism pada umumnya memiliki kemampuan visual yang baik, sehingga biasanya mereka akan cerdas secara visual. Selain itu, mereka juga mampu memperhatikan hal-hal kecil dengan baik (attention to detail) dan cermat.

Saat menyukai sesuatu hal, mereka dapat terus menerus menekuninya. Tidak jarang anak autisme menjadi ahli di bidang musik, seni, dan bidang lainnya.  Dalam hal komunikasi, anak dengan autisme umumnya akan tumbuh menjadi orang yang jujur dan dapat mengungkapkan pendapatnya tanpa ditutupi.

Peran orang tua dan keluarga sangat penting dalam menemukan dan mengasah berbagai kelebihan yang dimiliki oleh anak dengan autism, sehingga dapat menjadi kekuatannya dalam belajar. Dengan demikian, autisme tidak lagi identik dengan kekurangannya. Bukan tidak mungkin anak dengan autisme pun dapat menorehkan berbagai prestasi.

[NP/ RVS]

Perkembangan AnakAnakHari Autisme Seduniagejala autismeAutisme

Konsultasi Dokter Terkait

Tanya Dokter