HomeIbu Dan anakKesehatan AnakAnak Obesitas Rentan Kolesterol Tinggi?
Kesehatan Anak

Anak Obesitas Rentan Kolesterol Tinggi?

dr. Andika Widyatama, 30 Mar 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Kolesterol tinggi tak hanya bisa dialami orang dewasa, anak-anak, khususnya yang obesitas, rentan alami kondisi ini.

Anak Obesitas Rentan Kolesterol Tinggi?

Setiap orang tua selalu ingin memberikan yang terbaik untuk buah hatinya. Salah satu caranya adalah berusaha memenuhi asupan anak dengan makanan yang bergizi untuk tumbuh kembangnya. Sayangnya, banyak orang tua yang memberikan makanan secara berlebihan tanpa mempertimbangkan status gizi nya. Ketika seorang anak mendapat asupan kalori yang lebih banyak dibandingkan dengan kalori yang dikeluarkan, maka ia dapat mengalami kelebihan berat badan hingga obesitas. Ancaman selanjutnya? Kolesterol tinggi.

Obesitas pada anak masih menjadi salah satu masalah kesehatan paling serius di dunia yang belum teratasi. Faktanya, jumlah kasus obesitas pada anak terus meningkat. Pada tahun 2016, diperkirakan terdapat kurang lebih 41 juta anak balita mengalami kelebihan berat badan. Hampir sebagian anak berada di wilayah Asia.

Mengukur obesitas pada anak

Untuk menentukan apakah anak obesitas atau tidak, maka perlu dilakukan penghitungan body mass index (BMI) atau indeks massa tubuh (IMT). Untuk mendapatkan BMI, berat badan anak dalam satuan kilogram dibagi dengan hasil perkalian tinggi badan anak dengan tinggi badan anak dalam satuan meter. Rumusnya adalah BMI = (BB) / [(TB) x (TB)]

Jika hasil perhitungan BMI anak berada di antara 23-29,9, berarti anak mengalami kelebihan berat badan. Lalu, jika BMI menunjukkan angka 30 atau lebih, maka anak sudah masuk dalam kategori obesitas. Perlu Anda ketahui, penentuan obesitas menggunakan BMI ini hanya berlaku bagi anak di atas usia 5 tahun. Untuk anak di bawah usia 5 tahun perlu pengukuran berat badan ideal menggunakan kurva yang sudah dibuat oleh Kementerian Kesehatan Indonesia.

Beberapa faktor penyebab obesitas pada anak

Umumnya, terjadinya obesitas pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang di antaranya adalah faktor genetik, kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tidak sehat, ataupun kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Pada sedikit kasus, kelebihan berat badan bisa disebabkan karena gangguan hormon di dalam tubuh anak.

Tidak semua anak dengan riwayat obesitas dalam keluarga pasti mengalami obesitas. Namun, adanya riwayat obesitas dalam keluarga memang membuat anak punya risiko lebih tinggi untuk mengalami obesitas.

Keseimbangan antara asupan makanan dan aktivitas fisik sangat memengaruhi berat badan anak. Saat ini, banyak anak yang cenderung kurang aktif bergerak. Anak-anak bisa menghabiskan waktu lebih banyak untuk bermain gim di gawai atau laptop dibandingkan beraktivitas fisik seperti olahraga.

Risiko kolesterol tinggi pada anak yang obesitas

Faktanya, ketika anak sudah mengalami obesitas akan memiliki risiko lebih besar untuk mengalami berbagai masalah kesehatan, yang salah satunya adalah memiliki kadar kolesterol yang tinggi di dalam darah. Pada sebuah penelitian yang dilakukan terhadap anak usia 5-17 tahun, anak yang obesitas memiliki  profil lipid (kolesterol) yang lebih buruk dibanding anak yang tidak obesitas.

Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat menyebabkan pembentukan  plak di dinding pembuluh arteri. Plak tersebut dapat mengganggu hingga menyumbat aliran darah ke berbagai organ. Gangguan aliran darah ke jantung bisa menimbulkan penyakit jantung, sedangkan gangguan aliran darah ke otak bisa menimbulkan penyakit strok.

Berdasarkan panduan dari National Cholesterol Education Program, angka kolesterol total anak usia 2-18 tahun adalah kurang dari 170 mg/dl, dan angka LDL kurang dari 110 mg/dl. Jika dari hasil pengukuran dinyatakan normal, maka dianjurkan untuk pemeriksaan ulang 3-5 tahun kemudian. Namun, jika angka kolesterol total lebih dari 200 mg/dl, LDL lebih dari 130 mg/dl, dan anak mengalami obesitas, maka dianjurkan untuk konseling nutrisi, menjalani program diet (untuk mengurangi lemak dan kolesterol), serta berolahraga secara teratur.

Skrining dianjurkan untuk diulang 3-6 bulan kemudian. Jika program diet dan olahraga tidak memberikan hasil, pemberian obat penurun kolesterol dipertimbangkan jika anak berusia lebih dari 10 tahun dengan angka kolesterol LDL lebih dari 190 mg/dl.

Cara terbaik untuk mengatasi kolesterol tinggi dan masalah kelebihan berat badan atau obesitas pada anak adalah dengan menciptakan kebiasaan hidup yang sehat, seperti menjalankan pola makan bergizi dan berolahraga secara rutin. Kebiasaan tersebut harus didukung oleh orang tua dan seluruh kerabat terdekat. Sepatutnya orang tua mulai memberikan contoh kepada anak untuk melakukan rutinitas yang sehat. Bila mengalami kesulitan, tak ada salahnya jika Anda berkonsultasi dengan dokter.

[RN/ RVS]

BMIAnakStrokeKolesterol TinggiObesitasPenyakit Jantung

Konsultasi Dokter Terkait