Seks

Berapa Kali Frekuensi Hubungan Intim yang Sehat?

dr. Sara Elise Wijono MRes, 23 Sep 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Tak sedikit orang yang bertanya-tanya, apakah mereka melakukan hubungan intim terlalu sering atau malah terlalu jarang. Yuk, cari tahu berapa kali frekuensi hubungan seksual yang sehat.

Berapa Kali Frekuensi Hubungan Intim yang Sehat?

Setiap pasangan selalu mempertanyakan tentang berapa frekuensi ideal dalam berhubungan intim. Kebanyakan orang khawatir bahwa frekuensi mereka dalam berhubungan intim terlalu berlebihan atau justru tidak mendekati kata cukup. Tapi jangan lupa, setiap pasangan memiliki tolok ukur yang berbeda-beda.

Sebagai contoh, kehidupan intim suatu pasangan dapat dipengaruhi berbagai faktor. Mulai dari usia, gaya hidup, kesehatan dan hasrat seksual masing-masing, kualitas dari hubungan personal pasangan tersebut, dll. Berbagai faktor inilah yang dapat memengaruhi frekuensi hubungan intim yang sehat untuk masing-masing pasangan.

Dengan demikian, frekuensi hubungan intim yang sehat adalah saat masing-masing individu merasa bahagia dan puas dengan frekuensi tersebut. Angka pastinya dapat berbeda untuk masing-masing pasangan.

Survei Mengenai Frekuensi Hubungan Intim

Mengingat topik ini cukup menarik, rutin dilakukan survei mengenai frekuensi hubungan intim yang sehat. Beberapa hasilnya adalah:

  • Survei tahun 2010 oleh National Survey of Sexual Health and Behaviour menemukan 21 dan 24 persen dari pria dan wanita menikah dengan rentang usia 18-24 berhubungan intim empat kali atau lebih dalam seminggu.
  • Pada survei yang sama untuk kelompok usia 25-49 tahun, persentase tertinggi juga ditemukan pada pasangan yang sudah menikah, dengan frekuensi beberapa kali sebulan hingga sekali seminggu.
  • Studi yang dilaporkan oleh The University of Chicago Press melaporkan pasangan yang sudah menikah melakukan hubungan seksual sebanyak tujuh kali sebulan.
  • Studi tahun 2017 di Amerika Serikat menemukan orang dewasa berusia 20-an berhubungan intim sekitar 80 kali dalam setahun (sekitar 1-2 kali per minggu).

Artikel lainnya: Jarang Berhubungan Badan, Benarkah Bisa Bikin Lebih Cepat Menopause?

Bagaimana Frekuensi Berhubungan Intim Memengaruhi Kesehatan?

Sebuah penelitian dilakukan di Amerika Serikat terhadap 3.000 pasien dengan rentang usia 57-85 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang berhubungan intim lebih sering memiliki tingkat kesehatan yang lebih baik ketimbang mereka yang jarang atau bahkan tidak sama sekali.

Beberapa manfaat hubungan intim untuk fisik adalah penurunan tekanan darah, membakar kalori, melatih otot, mengurangi rosiko penyakit jantung dan stroke. Lebih lanjut, terdapat manfaat penurunan stres dan perbaikan kualitas tidur.

Penelitian lain menemukan bahwa mereka yang berhubungan intim sekali atau dua kali seminggu, memiliki tingkat imunitas melawan penyakit yang lebih baik dibandingkan yang tidak berhubungan intim sama sekali.

Immunoglobulin A (IgA) yang ditemukan pada mereka yang berhubungan intim satu atau dua kali seminggu ternyata lebih tinggi sekitar 30 persen. Berhubungan intim dapat meningkatkan detak jantung dan puncaknya terjadi saat orgasme. Para ahli yakin ini setara dengan latihan fisik ringan seperti berjalan atau naik tangga.

Lebih lanjut, hubungan intim yang sehat juga bermanfaat dari segi mental, seperti membantu ekspresi emosi, memperkuat hubungan dengan pasangan akibat peningkatan rasa percaya, intimasi, dan cinta.

Artikel lainnya: Lama Vakum Aktivitas Seks, Ini Akibatnya

Jangan Seks Berlebihan, Bisa Berbahaya

Walaupun tidak ada patokan resmi berapa kali frekuensi hubungan intim yang sehat dalam seminggu, melakukan seks berlebihan juga tidak baik bagi kesehatan, terutama jika dipaksakan.

Terlalu memaksakan frekuensi tertentu tanpa dapat menikmatinya malah membuat hubungan intim terasa sebagai kewajiban saja. Anda bahkan bisa merasakan penurunan hasrat dan kenikmatan bercinta.

Terlalu sering melakukan hubungan intim hingga memengaruhi aktivitas sehari-hari juga tidak disarankan. Dalam dunia medis hal ini dikenal dengan sebutan hypersexual disorder.

Kelainan ini secara mudah dapat dikenali ketika seseorang memiliki keinginan atau kebiasaan seksual yang tidak lazim. Namun, untuk mendiagnosisnya, perlu evaluasi oleh dokter.

Beberapa gejala yang mungkin menandakan kelainan hiperseksual, antara lain munculnya keinginan, dorongan, atau perilaku seksual yang terus-menerus dan kuat; perilaku tersebut mengganggu aktivitas dan kewajiban sehari-hari; kesulitan untuk mengontrol atau menguranginya; perilaku terus dilakukan tanpa menghiraukan risiko.

Jadi, frekuensi hubungan intim yang sehat dapat berbeda-beda bagi tiap pasangan. Selama Anda dan pasangan masih sama-sama menikmatinya, kemungkinan frekuensi bercinta Anda sudah sesuai. Di sisi lain, jika terasa terlalu berlebihan, cobalah berkomunikasi dengan pasangan untuk menguranginya.

Jika ada masalah, silakan konsultasi lebih lanjut dengan ahlinya melalui layanan Live Chat dengan mengunduh aplikasi KlikDokter.

[NWS]

Seks

Konsultasi Dokter Terkait