HomeInfo SehatPencernaanFakta dan Mitos Seputar Sulit BAB
Pencernaan

Fakta dan Mitos Seputar Sulit BAB

dr. Sara Elise Wijono MRes, 24 Des 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Ada banyak mitos dan fakta yang beredar tentang sulit BAB atau sembelit. Apa saja? Mari ketahui mitos dan fakta sulit BAB di artikel ini

Fakta dan Mitos Seputar Sulit BAB

Sulit buang air besar (BAB) dalam bahasa medis dikenal dengan istilah konstipasi. Kondisi yang juga sering disebut sebagai sembelit ini dapat terjadi kepada bayi, anak, maupun orang dewasa. Tingkat keparahan konstipasi itu sendiri bervariasi pada setiap orang.

Umumnya, konstipasi dapat terjadi pada waktu singkat (akut). Akan tetapi, ada juga orang yang mengalami konstipasi dalam waktu lama (kronis) sehingga menyebabkan rasa nyeri, tidak nyaman, dan memengaruhi kualitas hidup penderitanya.

Beberapa komplikasi yang dapat timbul akibat konstipasi kronis adalah wasir atau hemoroid, impaksi feses (feses mengeras dan terkumpul di dalam rektum), dan inkontinensia usus (keluarnya feses cair tanpa disadari).

Banyak mitos tentang sulit BAB yang sudah lama berkembang di masyarakat dan ini harus segera diluruskan. Untuk itu, simaklah beberapa mitos dan fakta mengenai sulit BAB lewat ulasan di bawah ini.

1. Anda Harus Buang Air Besar (BAB) Setiap Hari

Banyak orang panik atau merasa sembelit ketika buang air besar tidak terjadi setiap hari. Padahal, tidak BAB setiap hari belum tentu Anda mengalami sembelit, lho.

Frekuensi buang air besar yang normal bervariasi untuk setiap orang. Ada yang BAB sebanyak tiga kali dalam sehari dan ada juga yang baru BAB setiap 2 hari. Konstipasi umumnya ditandai dengan frekuensi BAB yang kurang dari 3 kali dalam seminggu.

2. Konstipasi Menyebabkan Zat Beracun di Dalam Feses Diserap Kembali

Masih berhubungan dengan mitos sebelumnya, banyak orang khawatir jika kondisi sembelit menyebabkan tubuhnya menyerap kembali racun dari feses yang sulit dikeluarkan.

Faktanya, tidak ada bukti cukup yang menyatakan bahwa feses memproduksi toksin atau racun. Lebih lanjut, laksatif maupun pembersihan usus besar pun tidak terbukti dapat mencegah kanker atau penyakit lain.

Artikel Lainnya: Benarkah Minum Kopi Bisa Mengatasi Sembelit?

3. Menahan Buang Air Besar Tidak Berbahaya

Pada dasarnya, rasa mulas dapat muncul kapan saja dan di mana saja. Terkadang, saat situasi sedang kurang kondusif, banyak orang memilih untuk menahan rasa ingin BAB. Sayangnya, kebiasaan ini malah merugikan kesehatan.

Sebab, menahan BAB dapat memperberat kondisi konstipasi dengan melemahkan sinyal buang air besar setelah beberapa waktu. Pada akhirnya, menahan BAB malah menyebabkan keluhan sulit BAB yang muncul terus-terusan. 

4. Kopi Dapat Membantu Mengatasi Konstipasi

Kafein dalam kopi memang dapat menstimulasi otot sistem pencernaan untuk berkontraksi sehingga menyebabkan pergerakan usus. Namun, bukan berarti minum kopi adalah solusi mujarab untuk mengatasi keluhan sulit BAB.

Perlu diketahui, kopi juga dapat merugikan kesehatan Anda saat sedang sembelit. Kopi bisa menyebabkan feses lebih sulit dikeluarkan karena bersifat diuretik, yaitu menarik air keluar dari feses. Selain kopi, hindari juga alkohol dan minuman berkafein seperti teh dan soda apabila Anda mengalami konstipasi.

Artikel Lainnya: Sembelit Akibat Kebanyakan Makan Daging Kambing & Sapi, Ini Solusinya!

5. Produk Susu Dapat Menyebabkan Konstipasi

Intoleransi laktosa adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat mencerna laktosa, yaitu salah satu zat dalam produk susu. Seringkali, keluhannya berupa BAB yang cenderung cair, perut kembung, mudah sendawa atau kentut. 

Di sisi lain, intoleransi laktosa juga bisa menimbulkan keluhan berupa sulit BAB, walaupun umumnya lebih jarang.  Hal ini disebabkan oleh laktosa yang tidak dapat dicerna tubuh dan akhirnya difermentasi oleh bakteri yang hidup dalam usus.

Gas metana yang dihasilkan saat proses fermentasi laktosa membuat pergerakan makanan dalam usus melambat. Akibatnya, seseorang dapat sembelit setelah mengonsumsi produk susu. 

6. Berlibur Dapat Menyebabkan Sulit BAB

Kebiasaan BAB sangat berhubungan erat dengan rutinitas sehari-hari. Misalnya saja, BAB dipengaruhi oleh pola makan yang dikonsumsi setiap hari, jadwal BAB, dan beberapa hal lainnya.

Melakukan perjalanan atau sedang liburan dapat mengubah rutinitas dan diet yang akhirnya memicu konstipasi. Maka dari itu, cukupi kebutuhan cairan dan perbanyak gerak Anda saat sedang liburan, sehingga kondisi sulit BAB bisa dihindari.

Artikel Lainnya: Mitos & Fakta Tentang Wasir atau Ambeien

7. Mood Memengaruhi Konstipasi

Depresi dapat memicu konstipasi atau membuatnya semakin berat. Diperkirakan sekitar sepertiga penderita depresi juga mengeluhkan sulit BAB.

Penyebab sulit BAB dapat berkaitan dengan kurangnya serotonin di dalam tubuh penderita depresi. Serotonin ini merupakan hormon yang turut digunakan oleh persarafan di sistem pencernaan. 

Selain itu, sulit BAB dapat disebabkan oleh efek samping obat antidepresan yang dikonsumsi. Mengurangi stres melalui meditasi, yoga, dan teknik relaksasi dapat membantu melancarkan sistem pencernaan. 

Tak hanya itu, pijatlah perut Anda untuk membantu meregangkan otot sehingga dapat pergerakan usus dapat berjalan lancar. Selain itu, jangan lupa mencari pertolongan tenaga profesional agar masalah depresi Anda dapat ditangani. 

Artikel Lainnya: Apa Penyebab Susah BAB Saat Berada di Luar Rumah?

8. Olahraga Membantu BAB Jadi Teratur

Kurangnya aktivitas fisik atau olahraga dapat memicu terjadinya konstipasi. Olahraga dapat membantu pergerakan makanan di dalam sistem pencernaan. Di samping itu, kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan makanan berada terlalu lama di dalam sistem pencernaan dan menyebabkan seseorang sulit BAB.

Maka untuk mengatasi sulit BAB, Anda harus bergerak aktif dan melakukan olahraga rutin. Sebaiknya tunggu sekitar 1 jam setelah makan besar sebelum Anda mulai berolahraga. Hal ini juga bertujuan memberikan waktu bagi tubuh untuk mencerna makanan.

9. Pola Makan Dapat Berhubungan dengan Konstipasi

Perlu diketahui, kita harus mengonsumsi makanan kaya serat agar BAB lancar, misalnya seperti buah dan sayuran. Serat dapat menambah berat dan membuat feses jadi lebih lembut, sehingga feses mudah dikeluarkan.

Hal yang sering dilupakan saat mengalami sulit BAB adalah meningkatkan konsumsi air. Padahal, air juga membantu melunakkan kotoran. Jadi, jangan lupa untuk minum lebih banyak saat sedang sembelit. 

Artikel Lainnya: Benarkah Jarang BAB Bisa Memicu Kanker Usus?

10. Saat Konstipasi Perlu Minum Pencahar Terus-menerus

Ketika sulit BAB, banyak orang mencari jalan keluar mudah dengan cara minum obat pencahar. Obat ini memang dirancang sebagai salah satu cara mengatasi sulit BAB. Namun, jika diminum dalam jangka waktu lama dapat membahayakan kondisi kesehatan.

Konsumsi pencahar terus-menerus berpotensi menyebabkan ketergantungan terhadap obat ini. Dampaknya, sembelit yang dialami malah semakin berkepanjangan.

Pada dasarnya sulit BAB  dapat diatasi dengan cara sederhana seperti menambah asupan serat dan air, juga berolahraga. Namun, bila konstipasi berlangsung lebih dari 2 minggu, periksakanlah diri Anda ke dokter. Ketahui informasi lainnya mengenai sembelit dengan membaca artikel di aplikasi Klikdokter.

(OVI/JKT)

BABMitos dan Fakta

Konsultasi Dokter Terkait