HomeInfo SehatPernapasanPlus dan Minus Penggunaan Prednisone untuk Mengatasi Asma
Pernapasan

Plus dan Minus Penggunaan Prednisone untuk Mengatasi Asma

Aditya Prasanda, 26 Nov 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Salah satu obat yang diresepkan dokter untuk mengatasi serangan asma dadakan, yaitu prednisone. Cari tahu plus dan minus obat asma ini lewat ulasan berikut!

Plus dan Minus Penggunaan Prednisone untuk Mengatasi Asma

Prednisone merupakan obat kortikosteroid yang diresepkan dokter untuk mengatasi gejala penyakit, salah satunya gangguan pernapasan seperti asma. 

Faktanya, asma adalah peradangan kronis atau jangka panjang yang terjadi di saluran pernapasan. Kondisi ini menyebabkan otot polos menebal, sehingga saluran napas mengalami penyempitan.

Akibatnya, penderita asma mengalami gejala berupa sesak napas, batuk, dan mengi. 

Lantas, seperti apa manfaat obat prednisone dalam mengatasi gejala asma? Ketahui jawabannya lewat ulasan prednisone untuk asma berikut ini!

Manfaat Obat Prednisone untuk Atasi Asma

Disampaikan dr. Theresia Rina Yunita, prednisone merupakan obat steroid oral yang tergolong sebagai antiradang. Oleh karena itu, obat asma ini dapat meredakan peradangan, termasuk pada saluran pernapasan.

“Cara kerja prednisone (untuk mengatasi peradangan) adalah dengan menurunkan respons imun tubuh, sehingga mengurangi gejala pembengkakan dan reaksi alergi lainnya pada penderita asma,” tutur dr. Theresia.

Artikel Lainnya: Tips agar Rumah Bebas dari Penyakit Asma

Selain itu, prednisone juga tergolong sebagai obat antiradang sistemik. Artinya, setelah obat asma ini dikonsumsi secara oral, prednisone dapat diserap langsung oleh tubuh.

Mengingat fungsinya tersebut, prednisone biasanya diresepkan dokter untuk meredakan serangan asma mendadak. 

Obat berbentuk tablet ini juga kerap diresepkan untuk mengatasi perburukan pada pasien asma yang tidak memerlukan rawat inap.

Bahaya Terlalu Sering Menggunakan Prednisone untuk Asma

Penderita asma wajib berkonsultasi dengan dokter soal jangka waktu penggunaan prednisone.

Pasalnya, terlalu sering menggunakan obat ini maupun jenis steroid lainnya dapat memperburuk peradangan saluran pernapasan.

Sering konsumsi prednisone dapat pula menimbulkan alergen (pemicu alergi) yang tidak terduga. Selain itu, steroid oral seperti prednisone juga dapat menimbulkan efek samping lain.

Berikut efek samping prednisone yang digunakan dalam jangka pendek:

  • Kenaikan berat badan.
  • Retensi cairan.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Gula darah tinggi.

Adapun untuk penggunaan jangka panjang, prednisone dapat menimbulkan efek samping berikut ini:

Artikel Lainnya: Bahaya Dampak Asma yang Tidak Terkontrol

Jenis Steroid untuk Asma Selain Prednisone

Selain steroid oral, seperti prednisone, asma juga dapat diobati menggunakan jenis steroid lainnya. Jenis yang dimaksud, meliputi steroid yang dihirup dan diinjeksikan secara intravena. 

Steroid yang dihirup dikenal pula sebagai inhaler asma. Ini merupakan pengobatan lini pertama untuk mengatasi masalah pernapasan tersebut. Jenis obat asma ini bekerja dihirup langsung ke dalam paru-paru.

Sementara itu, steroid yang disuntikkan melalui injeksi intravena digunakan untuk mengobati serangan asma serius.

Injeksi intravena sendiri merupakan metode pemberian obat secara langsung ke pembuluh vena. Cara ini dilakukan melalui suntikan maupun infus.

Itu dia serba-serbi penggunaan prednisone untuk asma. Jika ingin tanya lebih lanjut seputar info obat-obatan lainnya, Anda bisa melakukan konsultasi langsung dengan dokter melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi Klikdokter.

(NB/AYU)

Referensi: 

Wawancara dr. Theresia Rina Yunita

WebMD. Diakses 2021. Prednisone and Asthma.

NCBI. Diakses 2021.  Corticosteroids in the treatment of acute asthma.

obatpernapasanAsma

Konsultasi Dokter Terkait