Pernapasan

Alasan Kenapa Wanita Lebih Berisiko Asma daripada Pria

Aditya Prasanda, 29 Mar 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Tahukah Anda bahwa wanita berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit asma daripada pria? Cari tahu fakta di balik risiko asma pada wanita lewat ulasan berikut.

Alasan Kenapa Wanita Lebih Berisiko Asma daripada Pria

 

Asma merupakan kondisi peradangan kronis di saluran pernapasan (bronkus). Kondisi ini menyebabkan otot polos bronkus menebal, sehingga mempersempit aliran udara. Akibatnya, penderita mengalami gejala berupa sesak napas, batuk, dan mengi.

Menurut American Lung Association, terdapat sejumlah faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami asma. 

Faktor risiko yang dimaksud, misalnya infeksi virus, alergi, paparan debu, kebiasaan merokok, polusi udara, obesitas, serta riwayat keluarga.

Tidak hanya itu, berdasarkan studi yang dimuat US National Library of Medicine, jenis kelamin juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami asma.

Penelitian menemukan bahwa risiko asma pada wanita lebih besar daripada pria. 

Artikel Lainnya: Bahaya Dampak Asma yang Tidak Terkontrol

 

1 dari 2

Mengapa Wanita Lebih Rentan Kena Asma?

Riset menemukan bahwa hormon seks pada wanita bertanggung jawab meningkatkan risiko asma. Hormon seks yang dimaksud, yaitu estrogen dan progesteron. 

Keduanya merupakan hormon yang dihasilkan oleh ovarium, yaitu organ reproduksi wanita alias penghasil sel telur.

Disampaikan dr. Theresia Rina Yunita, berdasarkan studi pada hewan dan manusia yang dipublikasikan jurnal Cell Reports, hormon seks pada wanita tidak dapat menghambat produksi ILC2.

Apa itu ILC2? Ini merupakan jenis sel limfoid dalam tubuh manusia yang bertanggung jawab dalam perkembangan kondisi alergi dan asma.  

Menilik laporan Frontiers in Immunology, sel ILC2 sejatinya diproduksi tubuh untuk membantu memperbaiki kerusakan paru. 

Sayangnya, produksi sel ILC2 dalam jumlah berlebih justru mencetuskan sitokin proinflamasi yang menyebabkan peradangan, termasuk pada saluran pernapasan. Hal inilah yang menimbulkan asma.

Peneliti menemukan bahwa wanita memiliki kadar ILC2 yang lebih tinggi dibandingkan pria. 

“Menurut riset, hal itu karena hormon seks pada pria, yaitu testosteron, dapat menghambat pertumbuhan sel ILC2,” kata dr. Theresia Rina.

“Keadaan tersebut turut mengurangi produksi sitokin dan menurunkan risiko asma (pada pria),” tegasnya.

Artikel Lainnya: Hati-hati, Emosi Bisa Jadi Penyebab Asma Kambuh!

 

2 dari 2

Estrogen juga Memperburuk Gangguan Napas

Penelitian lain yang dikutip dari US National Library of Medicine menemukan bahwa polimorfisme (perubahan bentuk) reseptor estrogen juga dapat meningkatkan risiko gangguan saluran napas dan penurunan fungsi paru.

Perburukan kondisi tersebut utamanya dialami wanita pengidap asma. Risiko asma kian meningkat pula saat wanita mengidap obesitas ataupun mengalami perubahan hormonal akibat haid, kehamilan, atau terapi hormon setelah menopause.

Meski begitu, hingga kini kaitan asma dan hormon estrogen dalam tubuh wanita masih belum pasti. Dibutuhkan penelitian lanjutan guna mengetahui mekanisme varian gen reseptor estrogen dalam memicu perburukan asma pada wanita.

Demikian alasan mengapa risiko asma pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria. Punya pertanyaan terkait hal tersebut, atau ingin tahu lebih lanjut seputar asma? Anda bisa berkonsultasi kepada dokter melalui Tanya Dokter atau aplikasi KlikDokter.

(NB/NM)

Referensi:

  • HHS Public Access. Diakses 2022. It's all about sex: male-female differences in lung development and disease.
  • American Lung Association. Diakses 2022. Asthma Risk Factors.
  • Cell Reports. Diakses 2022. Testosterone Attenuates Group 2 Innate Lymphoid Cell-Mediated Airway Inflammation.
  • Frontiers in Immunology. Diakses 2022. Role of ILC2 in Viral-Induced Lung Pathogenesis.

 

gangguan pernapasan
Asma