HomeInfo SehatPencernaanIntoleransi Laktosa, Gangguan Apa Itu?
Pencernaan

Intoleransi Laktosa, Gangguan Apa Itu?

dr. Karin Wiradarma, 23 Sep 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Pernahkah Anda diare setelah minum susu sapi? Wah, kemungkinan Anda mengalami intoleransi laktosa! Apa itu? Simak fakta medisnya di sini.

Intoleransi Laktosa, Gangguan Apa Itu?

Mungkin sebagian orang pernah mengalami sakit perut, kram, perut kembung, atau diare setelah mengonsumsi susu sapi atau produk-produk olahannya. Jika Anda mengalami kondisi ini, kemungkinan Anda menderita intoleransi laktosa.

Intoleransi laktosa umum terjadi dan siapa pun dapat mengalaminya. Namun, kondisi ini lebih sering dialami orang-orang di Afrika, Amerika, Asia, dan Meksiko. Intoleransi laktosa juga sering terjadi pada anak-anak. Mereka yang intoleran terhadap laktosa perlu mengontrol asupan laktosa mereka, tapi konsumsi produk-produk susu bukanlah pantangan.

Intoleransi laktosa menyerang pencernaan

Intoleransi laktosa terjadi karena ketidakmampuan tubuh dalam mencerna laktosa (gula dalam susu) dalam jumlah banyak. Hal ini terjadi karena tidak ada atau kurangnya enzim laktase di dalam tubuh yang bertugas untuk mencerna laktosa.

Gejala intoleransi laktosa yang terjadi pada saluran pencernaan antara lain: nyeri perut, perut kembung atau rasa begah di perut, mual, muntah, hingga diare. Pada anak gejalanya bisa sedikit berbeda, yaitu diare berbuih, ruam gatal, pertumbuhan dan perkembangan yang melambat, dan terkadang muntah.

Intoleransi laktosa jarang terjadi pada anak-anak, kecuali karena penyakit genetik. Ini karena susu merupakan makanan “wajib” untuk bayi dan anak. Tak sedikit anak yang sudah duduk di bangku sekolah, masih mengonsumsi susu secara rutin. Oleh karena itu, enzim laktase dalam tubuh anak pun terjaga kadarnya.

Namun, ketika seorang anak beranjak dewasa, umumnya ia akan lebih jarang mengonsumsi susu, bahkan berhenti sama sekali. Dalam hal ini, berlaku hukum alam seperti, “apa yang banyak digunakan maka akan banyak diproduksi, sedangkan apa yang sedikit atau tak pernah dipakai maka akan semakin sedikit diproduksi, bahkan tidak sama sekali.”

Dengan demikian, produksi enzim laktase di dalam tubuh orang dewasa umumnya menjadi sedikit. Inilah yang menyebabkan terjadinya intoleransi laktosa ketika orang tersebut mengonsumsi susu, terutama dalam jumlah yang signifikan.

Orang dewasa di Eropa dan Amerika yang terbiasa mengonsumsi susu hingga dewasa umumnya tidak akan mengalami intoleransi laktosa karena mereka terbiasa mengonsumsinya, bahkan lansia. Bangsa Asia yang jarang mengonsumsi susulah yang banyak mengalami intoleransi laktosa.

Waspada, gejala intoleransi laktosa mirip dengan alergi susu sapi

Meski gejalanya mirip dengan alergi susu sapi, intoleransi laktosa bukanlah suatu bentuk alergi. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, intoleransi laktosa disebabkan karena kurangnya enzim laktase yang mencerna laktosa, sedangkan alergi susu sapi disebabkan oleh gangguan pada sistem imun yang mengenali protein susu sapi sebagai alergen yang harus dibasmi.

Ketika terdapat protein susu pada tubuh orang yang alergi susu sapi, maka sistem imun tersebut akan menyerang protein susu sapi, sehingga menimbulkan berbagai gejala yang tampak pada seseorang yang alergi susu sapi.

Karena murni masalah enzim pencernaan, maka gejala intoleransi laktosa hanya didapati pada sistem pencernaan. Beda halnya dengan alergi susu sapi yang melibatkan sistem kekebalan tubuh yang dapat mengenai berbagai sistem tubuh, mulai dari sistem pencernaan, pernapasan, dan kulit.

Gejala pada sistem pencernaan pada alergi susu sapi mirip dengan intoleransi laktosa, bahkan bisa lebih parah. Gejala di sistem pernapasan antara lain batuk, pilek, hidung mampet, sesak, hingga mengi. Sementara itu, gejala alergi susu sapi pada kulit bisa berupa ruam, gatal, dan biduran.

Penderita intoleransi laktosa vs penderita alergi susu sapi

Penderita alergi susu sapi umumnya anak-anak di bawah 5 tahun, sementara penderita intoleransi laktosa umumnya adalah orang dewasa. Penderita alergi susu sapi sama sekali tidak bisa minum susu, kecuali susu formula yang sudah terhidrolisis ekstensif atau susu formula asam amino yang tidak menimbulkan alergi.

Sedangkan penderita intoleransi laktosa masih bisa menikmati susu sapi bebas laktosa. Bahkan, mereka yang memiliki intoleransi terhadap laktosa masih bisa mengonsumsi susu, asal tidak sekaligus dalam jumlah banyak.

Jika Anda memiliki intoleransi laktosa, bukan berarti Anda tak bisa minum susu dan memenuhi kebutuhan kalsium Anda. Anda masih tetap dapat mengonsumsi susu, tapi dalam jumlah sedikit, atau konsumsilah susu bebas laktosa.

Anda juga bisa mencukupi kebutuhan kalsium Anda melalui sumber makanan lain seperti ikan sarden, salmon, chia seeds, kacang-kacangan, polong-polongan, sayuran hijau, tahu, dan tempe. Jadi jangan sedih jika Anda punya intoleransi laktosa karena Anda tetap bisa hidup sehat!

[RN/ RVS]

Alergi Susu SapisusukalsiumLaktosaBeda Intoleransi Laktosa dan Alergi Susu SapiIntoleransi laktosa

Konsultasi Dokter Terkait