Kulit

Mengenal Penularan Penyakit Kusta yang Sering Dikira Kutukan

dr. Theresia Rina Yunita, 11 Sep 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Kusta sering disebut sebagai penyakit kutukan, padahal itu tidak benar. Mari kenali lebih lanjut tentang penularan penyakit kusta yang bisa disembuhkan dengan obat dokter.

Mengenal Penularan Penyakit Kusta yang Sering Dikira Kutukan

Kasus penularan penyakit kusta atau lepra kini mungkin sudah jarang terdengar. Meski jarang terdengar, tapi bukan berarti penyakit ini sudah benar-benar hilang. Faktanya beberapa wilayah di Indonesia masih memiliki kasus penyakit kusta. Apa saja yang harus diketahui tentang penularan penyakit kusta?

Pengertian Penyakit Kusta

Penyebab kusta adalah mycobacterium leprae, bakteri ini ditemukan pertama kali oleh seorang ilmuwan asal Norwegia, Gerhard Henrik Armauer Hansen pada tahun 1873. Dahulu kala, penyakit tertua di dunia ini lebih dikenal dengan sebutan lepra dan sering dianggap sebagai penyakit kutukan. Penderita penyakit ini kerap dikucilkan di masyarakat.

Seiring waktu, penyakit kusta atau lepra dalam dunia medis disebut sebagai morbus hansen, sesuai dengan nama penemunya “Hansen”. Penggantian nama ini bertujuan untuk menghapus stigma buruk akan penyakit ini.

Kusta adalah kondisi infeksi kronis yang menyerang saraf tepi, kulit, dan saluran pernapasan bagian atas. Kusta dapat menjalar ke organ lain dan menyebabkan kecacatan permanen.

Artikel lainnya: Yuk, Kenali Bakteri Penyebab Kusta

Untuk bisa merasakan adanya tanda-tanda infeksi, penyakit kusta membutuhkan waktu 40 hari hingga 40 tahun untuk dapat berkembang di dalam tubuh. Gejala kusta juga umumnya akan muncul sekitar 3 sampai 5 tahun secara infeksi.

Berikut ini adalah beberapa gejala penyakit kusta:

  • Adanya bercak putih pada kulit, dapat berupa hipopigmentasi seperti panu ataupun kemerahan yang disertai mati rasa atau baal
  • Pada area bercak juga ditemukan kelenjar keringat yang tidak aktif sehingga kulit cenderung lebih kering dibandingkan sekitarnya
  • Terdapat pelebaran saraf, terutama pada saraf ulnaris, medianus, auricularis magnus serta peroneus.
  • Rambut alis mengalami botak atau rontok
  • Wajah memiliki beberapa benjolan dan terlihat tegang, disebut facies leonina (muka singa).
  • Deformitas pada anggota gerak dan kesulitan fungsi gerak
  • Kelainan pada mata termasuk lagoftalmus hingga kebutaan

Tipe Penyakit Kusta

Lembaga kesehatan dunia, World Health Organization, mendefinisikan kusta atau lepra menjadi dua tipe:

  1. Paucibacillary, adalah jenis kusta yang ciri-cirinya punya lesi kurang dari 5 buah. Pada lesi atau luka di kulit biasanya tidak ditemukan bakteri.
  1. Multibacillary, ini adalah jenis kusta yang punya jumlah lesi lebih dari 5 buah. Di mana ditemukan bakteri pada kulit yang terdapat luka atau lesi.

Bagaimana Cara Penularan Penyakit Kusta?

Banyak masyarakat yang jijik dengan pengidap kusta, bahkan ada yang tidak mau menatap atau sekedar berjabat tangan dengan penderita kusta. Padahal penularan penyakit kusta ternyata tidak semudah itu, hanya dengan berjabat tangan misalnya.

Penularan terbilang tidak mudah karena hampir sistem kekebalan tubuh manusia sekarang ini sudah lebih kuat untuk melawan bakteri penyebab kusta.

Artikel lainnya: Mengapa Kusta Bisa Bikin Anggota Badan Copot?

Memangnya, kusta bisa tertular lewat cara apa? Menurut Center for Disease Control and Prevention, penularan penyakit kusta belum bisa diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan dari para pakar kesehatan bahwa penularan bisa terjadi ketika ketika orang sehat menghirup udara lewat batuk atau bersin yang mengandung bakteri kusta.

Selain itu, penularan kusta hanya bisa terjadi apabila seseorang sudah terlalu lama dan terus menerus terpapar bakteri mycobacterium leprae. Namun, selama penderita telah menjalani pengobatan rutin, kemungkinan bakteri kusta sudah tidak aktif dan tidak dapat menularkan ke sekitarnya.

Penularan kusta juga dapat terjadi apabila Anda tinggal di daerah yang terdapat banyak kasus kusta dan menderita cacat genetik pada sistem kekebalan tubuh. Untuk memecahkan mitos yang banyak beredar, Anda perlu tahu bahwa kusta tidak menular lewat cara berikut ini:

  1. Berjabat tangan atau berpelukan
  2. Duduk bersebelahan
  3. Duduk bersama saat makan
  4. Tidak diturunkan ke bayi apabila ibu hamil punya penyakit kusta.

Kusta Bisa Disembuhkan

Jika menemukan adanya gejala kusta seperti yang disebutkan di atas, segeralah memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan kondisi Anda. Dokter akan menyarankan pemeriksaan bakteri di laboratorium serta tes lepromin. Mengetahui tipe kusta sangat berpengaruh pada pengobatan dan tingkat kesembuhan yang maksimal.

Saat ini telah tersedia obat MDT atau Multi-Drug Therapy untuk mengobati serta mencegah penularan kusta dari penderita ke orang sehat. Untuk tipe kusta paucibacillary (PB) perlu waktu 6 bulan, sedangkan tipe multibacillary (MB) lebih lama, yaitu sekitar 1 tahun.

Penderita kusta sebaiknya segera diobati sebelum muncul kecacatan yang menetap dan mengganggu kualitas hidupnya. Pengobatan ke dokter memiliki angka keberhasilan hingga 99,9 persen.

Obat-obatan ini juga disediakan secara gratis sehingga bisa didapatkan di seluruh daerah di Indonesia. Jadi, tidak ada alasan lagi untuk mengucilkan orang dengan penyakit kusta, ya.

Kini Anda sudah tahu, kan, bahwa penularan penyakit kusta tidak bisa didapat dengan hanya bersentuhan sekali saja? Kusta juga bisa disembuhkan dengan diagnosis dan obat dokter yang tepat.  Untuk mengetahui lebih lanjut tentang gejala dan penularan kusta, jangan ragu konsultasi langsung dengan dokter lewat fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.

(OVI/RPA)

Hari Kusta SeduniaKustaLepra

Konsultasi Dokter Terkait