HomeInfo SehatKulitBisakah Krim Kulit Dipakai untuk Mengatasi Dermatitis Atopik?
Kulit

Bisakah Krim Kulit Dipakai untuk Mengatasi Dermatitis Atopik?

dr. Theresia Rina Yunita, 16 Apr 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Dermatitis atopik (eksim) bikin kulit merah meradang, gatal, bengkak, kering, dan pecah-pecah. Bisakah pakai krim kulit untuk atasi kondisi kulit kronis ini?

Bisakah Krim Kulit Dipakai untuk Mengatasi Dermatitis Atopik?

Dermatitis atopik adalah penyakit kulit kronis yang tak bisa disembuhkan. Namun, perawatan yang tepat bisa mengendalikan dan meringankan gejala. Apakah krim kulit efektif untuk mengatasi dermatitis atopik?

Menurut American Academy of Allergy, Asthma & Immunology, dermatitis atopik atau sering kali disebut eksem (atau awam menyebutnya sebagai eksim), adalah penyakit kulit akibat alergi yang sering muncul saat masa kanak-kanak.

Kondisi tersebut biasanya berkaitan dengan infeksi jamur, bakteri, maupun virus yang menyerang kulit.

Gejala utama yang dirasakan adalah gatal-gatal dan kulit sering kali kering. Saat digaruk, kulit jadi kemerahan, menebal, dan lecet.

Eksim diyakini terjadi akibat kondisi lapisan kulit paling atas yang kurang baik. Sehingga air dapat menguap dan menyebabkan kulit kering. Lapisan kulit paling atas ini punya fungsi untuk melindungi kulit dari luar sekaligus menjaga kelembapannya.

Diduga, eksim umumnya disebabkan oleh gen Filaggrin yang diwariskan oleh orang tua. Ada pula faktor lainnya yang bisa berkontribusi, yaitu alergi kandungan dalam sabun atau deterjen, debu rumah, serbuk sari, bulu binatang, dan beberapa bakteri.

Untuk mengatasi eksim, pelembap bisa digunakan untuk memperbaiki barrier lapisan kulit teratas. Pakaian yang menutupi lengan serta tungkai bawah juga bisa melindungi kulit dari terjadinya iritasi.

Ketika terlihat banyak kemerahan di kulit, penggunaan krim kulit sesuai resep dokter dapat mengatasi peradangan yang terjadi saat eksim kambuh.

Efektifkah Pemakaian Krim Kulit untuk Mengatasi Dermatitis Atopik?

Krim kulit yang digunakan untuk mengatasi dermatitis atopik mengandung kortikosteroid. Fungsinya adalah untuk mengurangi peradangan. Hingga saat ini, kandungan tersebut masih menjadi pengobatan utama untuk kondisi kulit tersebut.

Pemakaian krim kulit sebagai obat tersebut tidak boleh sembarangan, harus sesuai dengan petunjuk dokter berdasarkan kondisi medis. Selain itu, juga ada aturan khusus tentang berapa banyak krim yang bisa digunakan untuk mengobati area tertentu di tubuh.

Penggunaan obat ini tidak boleh sembarangan, harus sesuai petunjuk dokter berdasarkan kondisi medis. Selain itu ada aturan khusus mengenai berapa banyak krim digunakan untuk mengobati area tertentu pada tubuh.

Krim yang mengandung kortikosteroid punya beberapa potensi untuk mengobati eksim. Ada yang potensi ringan, sedang, hingga sangat poten. Oleh karena itu, petunjuk dokter sangat dibutuhkan, jangan sampai salah memilih potensi krim kortikosteroid untuk mengobati eksim.

Artikel lainnya: Gejala Eksim yang Perlu Anda Ketahui

Bila krim kulit tersebut digunakan secara berlebihan dalam jangka waktu panjang, krim tersebut bisa menimbulkan beberapa efek samping, di antaranya adalah:

  • Penipisan kulit.
  • Stretch mark di lipatan ketiak atau selangkangan.
  • Mudah timbul memar.
  • Pembuluh darah yang membesar (telangiectasia).
  • Penebalan dan pemanjangan rambut pada area yang diolesi (hipertrikosis).

Umumnya, obat steroid harus dihentikan penggunaannya saat ruam kulit hilang, dan bisa kembali dipakai saat ruam tersebut muncul lagi.

Kemunculan ruam kulit pada dermatitis atopik biasanya dipengaruhi oleh perubahan musim, stres, aktivitas, infeksi bakteri stafilokokus, atau alergi kontak terhadap suatu iritan.

Artikel lainnya: Ingin Kulit Sehat? Yuk, Konsumsi Vitamin Berikut

Nah, pemicu di atas itulah yang merupakan kunci kekambuhan eksim. Jika bisa dihindari, tentu Anda tidak membutuhkan pengobatan krim untuk mengatasi gejala yang muncul.

Selain krim kortikosteroid, krim lain yang juga bisa digunakan untuk pengobatan dermatitis atopik adalah takrolimus dan pimekrolimus, yang dapat memengaruhi sistem daya tahan tubuh. Keduanya digunakan pada individu berusia di atas 2 tahun untuk mengontrol reaksi kulit.

Ikuti petunjuk dokter spesialis kulit dalam menggunakannya dan hindari paparan sinar matahari berlebihan setelah krim dioleskan.

Pengobatan Eksim Selain Krim

Bergantung pada tingkat keparahannya, eksim akan perlu pengobatan tambahan selain krim. Apa saja pengobatan tambahan tersebut?

Artikel lainnya: Mudah Banget, Ini 8 Cara Jaga Kesehatan Kulit!

  • Obat untuk mengatasi infeksi berupa krim antibiotik jika kulit terluka, pecah-pecah, atau sudah terinfeksi. Jika infeksi dianggap ringan, maka dokter akan memberi obat antibiotik minum terlebih dulu.
  • Obat minum antiperadangan contohnya kortikosteroid oral (prednison) untuk kasus yang lebih parah. Seperti yang dioleskan, steroid oral tidak dapat digunakan jangka panjang atau disalahgunakan karena memiliki efek samping yang serius. 
  • Pakaian yang lembut dan tidak memicu iritasi kulit. Contohnya katun yang nyaman dan dapat menyerap keringat. Bahan wol sebaiknya dihindari.
  • Suhu dingin terutama di malam hari dapat membantu meringankan gejala. Karena, keringat akan menyebabkan iritasi dan rasa gatal.

  • Mesin pelembap udara (humidifier) untuk mencegah kekeringan berlebih dapat digunakan pada musim panas maupun hujan. Alat ini lebih baik dibanding AC yang menyerap kelembapan udara.
  • Gunakan deterjen yang ringan, tanpa pemutih maupun pelembut untuk mencuci pakaian.

Itulah manfaat krim kulit sebagai cara untuk mengatasi dermatitis atopik yang kambuh, begitu juga dengan pengobatan tambahan lainnya bila diperlukan. Bila masih punya pertanyaan tentang kondisi kulit kronis ini, klik fitur LiveChat di aplikasi KlikDokter sekarang juga!

(RN/RPA)

EksimDermatitis Atopik

Konsultasi Dokter Terkait